Muhaimin Janji Atasi Permasalahan Pertanian melalui Keputusan Politik
Muhaimin Iskandar berjanji akan mendongkrak kesejahteraan petani.
WONOSOBO, KOMPAS — Calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar, menegaskan bahwa persoalan pertanian dapat diatasi dengan keputusan politik. Kesejahteraan petani bisa didongkrak asalkan ada keseriusan pemerintah dalam mengatasinya.
Muhaimin mengungkapkan, potensi ekonomi petani di Indonesia sangat besar karena kebutuhan pangan yang tidak bisa ditunda lagi. ”Pangan nasional ini adalah pasar besar sekali yang mestinya bisa mendongkrak kesejahteraan petani,” kata Muhaimin seusai berdialog dengan petani dalam acara Nitip Gus bertajuk ”Petani Curhat Gus Imin Menjawab” di Wonosobo, Jawa Tengah, Sabtu (27/1/2024), yang juga dihadiri Wakil Bupati Wonosobo Muhammad Albar.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Kesejahteraan petani bisa dikongkrak asalkan ada keseriusan pemerintah dalam memberikan sarana-prasarana untuk berproduksi.
Baca juga: Muhaimin Iskandar Targetkan Peroleh 50 Persen Suara di Bali
Menurut dia, kesejahteraan petani bisa dikongkrak asalkan ada keseriusan pemerintah dalam memberikan sarana-prasarana untuk berproduksi. Karena itu, keputusan politik sangat penting.
Ia sudah berulang kali berbicara bahwa lumbung pangan (food estate) yang mengalami kegagalan hingga puluhan triliun rupiah harus dihentikan. Menurut Muhaimin, uang puluhan triliun rupiah seharusnya digunakan untuk membuat pabrik pupuk.
Selain itu, lanjut Muhaimin, irigasi harus dipikirkan dan produksi dibeli pemerintah yang bekerja sama dengan swasta. Alhasil, petani bisa tenang terus produksi. Petani akan merasa nyaman karena pasti laku dan mendapat jaminan harga.
Dengan adanya stok pangan yang cukup, maka impor bisa dikurangi. Dengan demikian, petani menjadi makmur dan pangan tersedia.
Permasalahan pupuk
Selain itu, kata Muhaimin, petani juga butuh akses lahan. Peraturan presiden tentang reforma agraria sudah ada sejak bertahun-tahun, tetapi tidak dijalankan. Apabila menang dalam Pemilu 2024, Muhaimin berjanji langsung merealisasikan reforma agraria.
Ia juga menyinggung persoalan adanya mafia pupuk. Ia menjelaskan, mafia pupuk muncul karena adanya uang dari pemerintah untuk membantu subsidi kepada industri pupuk. Seharusnya petani mendapatkan subsidi pupuk secara langsung.
Ia menyebut adanya mafia karena harga pupuk dari produsen yang murah tidak diberikan kepada petani, tetapi diberikan kepada pihak lain. Muhaimin menegaskan, persoalan mafia ini harus dihentikan.
Dalam kegiatan ini, Rozan, warga dari Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, mengungkapkan kegelisahannya. Ia merupakan seorang sarjana pertanian, tetapi tidak mau berkecimpung di dunia pertanian.
Dunia pertanian kejam bahkan lebih kejam dari politik. Akibatnya, banyak orang muda yang lebih memilih merantau ke kota.
Baca juga: Anies-Muhaimin, Dwitunggal Mantan Aktivis Mahasiswa, Tawarkan Perubahan
Menurut dia, dunia pertanian kejam bahkan lebih kejam dari politik. Akibatnya, banyak orang muda yang lebih memilih merantau ke kota karena ekonomi di kota lebih baik daripada di desa. Rozan merasa sedih karena mereka seharusnya mengembangkan tempat asal mereka.
Selain itu, lanjut Rozan, petani juga tidak memperoleh jaminan seperti pegawai negeri sipil. Ia menegaskan, sejak 2019 persoalan pertanian sudah disinggung, tetapi sampai saat ini tidak ada hasilnya.
Ketua kelompok tani Adhiguna Farm Wonosobo, Adhi Nurcholis, menceritakan persoalan tidak tersedianya pupuk yang murah dan berkualitas. Padahal, pupuk yang murah dan berkualitas sangat dibutuhkan petani.
Selain itu, Adhi berharap ada kepastian harga. Ia juga berharap ada fasilitasi sarana dan prasarana produksi.
Harapan petani muda
Bagi petani muda, Adhi juga berharap diberikan pelatihan. ”Kami selama ini ketika menjual sayur masih sayur mentah. Jadi, sayur segar kami jual ke pasar. Harapannya, kami juga ingin misalnya mengolah agar nilai jual jadi lebih tinggi,” katanya.
Ia juga menyebut beberapa permasalahan lain, seperti mekanisme pertanian dan sarana transportasi. Adhi berharap rel kereta di Wonosobo dihidupkan lagi.
Selain bertemu petani, Muhaimin menghadiri pengajian dan deklarasi laskar santri di Wonosobo. Muhaimin juga hadir dalam kegiatan shalawat untuk perubahan bangsa bersama Gandrung Sholawat di Lapangan Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah.