KSAD: TNI AD Menaruh Perhatian pada Komunikasi Publik
TNI AD gelar rapat kerja teknis berikan masukan bagi jajaran penerangan TNI AD terkait komunikasi dengan media massa.
Oleh
NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — TNI Angkatan Darat menaruh perhatian serius pada komunikasi publik yang baik. Dengan demikian, diharapkan berbagai program TNI AD yang berdampak langsung bagi masyarakat dapat tersampaikan dan diterima dengan baik.
Hal itu diungkapkan Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak pada Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Intel Fungsi Penerangan TNI AD di Markas Besar TNI AD, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Senin (22/1/2024) sore. Rakernis tersebut dilaksanakan bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Ke-73 Dinas Penerangan Angkatan Darat (Dispenad).
Pada kesempatan itu, Maruli memberikan perhatian pada bidang komunikasi publik. Menurut Maruli, acara rakernis digelar untuk memberikan masukan kepada jajaran penerangan TNI Angkatan Darat terkait komunikasi dengan media massa. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian acara silaturahmi dengan pemimpin redaksi media massa nasional, Dewan Pers, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
”Mudah-mudahan dengan adanya acara ini, bisa jadi lebih baik lagi komunikasi dengan media,” kata Maruli.
Salah satu hal penting yang menjadi perhatian KSAD adalah kemampuan public speaking atau kemampuan berbicara di depan umum. Di TNI AD, kemampuan public speaking harus dimiliki oleh seorang komandan satuan.
Untuk mengasah kemampuan itu, pada kesempatan rakernis tersebut, TNI AD mengundang pakar komunikasi publik Effendi Ghazali, Ketua Umum Wikimedia Indonesia Rachmad Wahidi, serta pembawa acara berita senior TV One, Dwi Anggia, untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. Para komandan satuan TNI AD dari seluruh Indonesia hadir melalui video konferensi.
”Ada hal-hal teknis yang perlu dipelajari bersama dengan media, untuk mengemas pemberitaan maupun kegiatan satuan TNI AD menjadi lebih menarik dan lebih baik,” ujarnya.
Dalam rakernis tersebut, Maruli menerima masukan dari sejumlah pemimpin media massa terkait bidang komunikasi publik. Untuk tindak lanjutnya, hal itu akan dibicarakan lebih lanjut melalui Dewan Pers. Selain itu, KSAD juga meresmikan secara simbolis siniar (podcast) di semua komando daerah militer (kodam) yang diwakili oleh Kodam Iskandar Muda, Kodam IX/Udayana, Kodam XIV/Hasanuddin, dan Kodam XVII/Cenderawasih.
KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak juga menandatangani nota kesepahaman (MoU) bersama CEO Kompas GramediaLilik Oetama. Nota kesepahaman tersebut menjadi dasar kerja sama selanjutnya antara TNI AD dan Kompas Gramedia.
Turut hadir CEO KG Media Andy Budiman, Editor Senior Harian Kompas Rikard Bagun, Pemimpin Redaksi Harian Kompas Sutta Dharmasaputra, dan Pemimpin Redaksi Kompas TV Rosianna Silalahi.
KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak juga menandatangani nota kesepahaman (MoU) bersama CEO Kompas Gramedia Lilik Oetama.
Kinerja prajurit
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Kristomei Sianturi mengatakan, rakernis tersebut merupakan sarana evaluasi sekaligus penjabaran kebijakan pimpinan TNI AD di bidang penerangan. Pada kesempatan itu, pihaknya bertekad untuk meningkatkan profesionalisme prajurit penerangan TNI AD dalam rangka mendukung tugas pokok TNI AD.
”Sehingga integritas kita sebagai prajurit tecermin dalam kinerja yang dilaksanakan,” kata Kristomei.
Salah satu kinerja prajurit TNI AD yang berdampak langsung bagi masyarakat adalah pembangunan pompa hidram untuk mengatasi keterbatasan akses air bersih melalui program TNI AD Manunggal Air. Pompa hidram adalah pompa yang berfungsi untuk menaikkan air melebihi ketinggian 100 meter.
Program Manunggal Air digagas Maruli ketika masih menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad). Di Papua, program itu salah satunya dilaksanakan di Kampung Sereh, Distrik Sentani, dan Kampung Skouw-Wutung, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura.
Pemasangan pompa hidram dilakukan di banyak lokasi, antara lain di Banjar, Karawang, Tasikmalaya, Sukabumi, Depok, Karanganyar, Magelang, Kulon Progo, Tegal, dan Sampang. Selain itu, prajurit TNI AD juga membangun pompa hidram di Sulawesi Barat, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat.
Kepercayaan publik
Pengamat pertahanan dan keamanan dari Institute for Security and Strategic Studies (ISeSS), Khairul Fahmi, berpandangan, dalam kondisi saat ini, semua lembaga publik dituntut untuk memiliki kemampuan komunikasi publik yang baik. Dalam perspektif ilmu pemasaran, kemampuan berkomunikasi adalah modal penting untuk meyakinkan konsumen dan meningkatkan kepercayaan pada produk yang ditawarkan. Sementara dalam penyelenggaraan negara atau pemerintahan, komunikasi publik penting sebagai jembatan untuk mengatasi kesenjangan pengetahuan antara publik dan elite atau antara publik dan lembaga tertentu.
Menurut Khairul, sejak awal, TNI memang dibekali kemampuan komunikasi sosial yang cukup dan memiliki ruang yang memadai untuk melakukan praktik kepemimpinan dan komunikasi sosial. TNI juga unggul dalam melakukan propaganda serta membangun citra dan reputasi positif. Melalui konten-konten bertema profesionalisme, TNI juga membangun opini yang dapat meningkatkan dukungan publik terhadap pelibatan TNI di luar tugas pokoknya, seperti agenda pembangunan dan pemerintahan.
”Hal ini sebenarnya menurut saya memang harus diakui merupakan bagian dari kesuksesan propaganda TNI. Namun, ini sekaligus menunjukkan adanya kesenjangan,” kata Khairul.
Kesenjangan yang dimaksud adalah kesenjangan pengetahuan publik dengan elite dan intelektual menyangkut pembatasan peran dan fungsi militer di lapangan sosial politik serta tentang agenda reformasi di tubuh TNI. Kesenjangan kedua adalah tentang harapan dan kenyataan menyangkut pengelolaan negara yang terbentuk dari ketidakpuasan publik terhadap kinerja penyelenggara pemerintahan yang menggerus kepercayaan publik.