Akrobat Tentara di Dunia Maya
Di dunia maya, tiga matra TNI membagikan kegiatan mereka dalam menjaga pertahanan dan keamanan negara. Bahkan, tak melulu soal kegiatannya, tetapi juga membagikan ilmunya kepada masyarakat.
Setidaknya lima tahun terakhir, Tentara Nasional Indonesia konsisten menjadi lembaga negara yang paling dipercaya publik. Hasil survei sejumlah lembaga menunjukkan bahwa TNI selalu menempati peringkat teratas, unggul dibandingkan instansi negara lainnya. Hal itu tidak terlepas dari peran menjaga pertahanan dan keamanan negara. Belakangan, TNI juga gencar memperbaiki citra di hadapan publik melalui media sosial.
”Selamat siang Airmen, tahukah kalian, Ilmu Fisika itu dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari? Seperti halnya disebutkan dalam Al Quran, ’iqra, bacalah’, maka airmin ingin mengajak kita untuk belajar bersama. Kali ini, airmin ingin membahas ’awan’ dari knalpot pesawat,” ucap admin akun resmi TNI Angkatan Udara @_TNIAU di Twitter.
Cuit yang dibuat pada Senin (19/7/2021) itu merupakan pembuka utas yang memberikan penjelasan ilmiah tentang terbentuknya awan dari knalpot pesawat. Sebelumnya terdapat hoaks yang beredar di kalangan warganet bahwa awan yang saling silang di langit merupakan chemical trail atau jejak kimia yang sengaja disebar dari wilayah yang koordinatnya telah ditentukan. Itu juga dikaitkan dengan konspirasi pandemi Covid-19, yaitu ada pihak yang sengaja menyebar penyakit melalui udara.
Melalui utas tersebut, Airmin, sebutan untuk admin akun Twitter TNI AU mengklarifikasi bahwa awan terbentuk karena proses kondensasi udara panas dari knalpot pesawat ke udara dingin di ketinggian tertentu. Semakin rendah suhu udara, jejak awan yang terbentuk akan semakin tebal. Adapun mengenai penyebaran chemical trail, itu hanya akan bekerja pada ketinggian atau altitude rendah, sedangkan pada altitude tinggi, efek bahan kimia yang disebarkan akan hilang tersapu angin.
Utas itu mendapatkan respons tinggi. Cuit pertama setidaknya mendapatkan 95 balasan, dibagikan kembali lebih dari 1.000 kali, dan disukai lebih dari 1.600 akun.
Baca juga: Prajurit TNI Dikerahkan Awasi Pelaksanaan PPKM Darurat
Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama TNI Indan Gilang Buldansyah saat dihubungi dari Jakarta, Rabu (21/7/2021), mengatakan, meluruskan hoaks atau berita bohong merupakan salah satu tanggung jawab akun ofisial TNI AU. Selain mengklarifikasi dengan data, pihaknya juga akan memberikan label hoaks pada konten yang tak kunjung diubah meski telah diklarifikasi. Lebih jauh lagi, penyebaran hoaks bisa dilaporkan ke Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika lalu diajukan pemblokiran akun secara permanen.
Penggunaan medsos di lingkungan TNI AU sudah dimulai sejak tahun 2012. Semula hanya untuk menyasar generasi milenial agar berminat menjadi prajurit. Setelah tahun 2016, sasaran diperluas untuk orang dewasa dan kalangan profesional. Konten yang dibuat pun tidak hanya menyesuaikan dengan selera anak muda, tetapi juga bersifat informatif, edukatif, dan menghibur.
Saat ini medsos merupakan media paling efektif untuk mendekatkan institusi kepada publik.
Indan melanjutkan, saat ini medsos merupakan media paling efektif untuk mendekatkan institusi kepada publik. Pihaknya menyiasati itu dengan membuat sapaan khusus, yakni Airmin untuk admin, dan Airmen untuk pengikut atau follower. Diksi-diksi yang akrab digunakan warganet pun selalu digunakan. ” Sapaan Sahabat Airmen bermakna friendly, tujuannya agar komunikasi antara admin (Airmin) dan followers(Airmen) tetap terbangun dalam konteks persahabatan, dekat, dan cair,” ujarnya.
Peran strategis medsos menjadikannya sebagai salah satu prioritas untuk membangun citra positif TNI AU. Setiap konten yang akan dipublikasikan disiapkan dengan perencanaan matang. Tim pengelolanya pun diisi bukan sembarang orang. ”Tim medsos TNI AU diawaki sejumlah perwira. Tugasnya tidak saja memproduksi dan memperbarui konten, tetapi juga memantau dan merespons komentar followers. Untuk komen yang bernilai strategis, ada mekanisme koordinasi dalam tim Dewan Redaksi Dispenau,” kata Indan.
Baca juga: Uji Sistem Senjata, TNI AL dan AU Gelar Latihan Tahunan
Konten humanis
Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono mengatakan, persiapan yang matang juga dilakukan di Dispenal. Untuk mengelola medsos TNI AL di sejumlah kanal, antara lain Instagram, Youtube, Twitter, dan Facebook, ia memimpin tim yang terdiri dari 15 orang dengan tugas beragam. Mulai menjadi fotografer, videografer, hingga editor video.
Tidak semua anggota tim merupakan prajurit TNI, sebagian berasal dari kalangan umum. Untuk memastikan kompetensi mereka, TNI AL mengadakan kursus singkat yang diampu instruktur dari luar TNI.
Menurut Julius, penyebaran konten di medsos TNI AL mengemban misi besar, yaitu mengembalikan pola pikir bangsa Indonesia sebagai bangsa maritim. Konten-konten yang dipublikasikan diharapkan merepresentasikan semangat bangsa yang berpandangan jauh ke depan, kuat, dan mampu menciptakan tren. Namun, itu semua tak bisa disampaikan dengan cara yang membosankan. ”Penyajiannya harus dikemas secara ringan, renyah, dan natural,” ujarnya.
Dalam sehari, tim medsos TNI AL memublikasikan setidaknya tiga konten untuk setiap platform. Konten dikelompokkan dalam beberapa tema, yakni humanis, sinergi, responsif, profesional, merakyat, dan religius.
Baca juga: Jemput Warga dengan Sea Rider demi Vaksinasi
Di tengah pandemi Covid-19, tambah Julius, produksi konten medsos TNI AL menghadapi tantangan pembatasan kegiatan. Sebagian anggota harus bekerja dari rumah. Dampaknya, dalam sehari tim hanya bisa bekerja di lokasi yang terbatas. Meski demikian, konten yang diunggah tetap konsisten. Interaksi dengan warganet di setiap unggahan juga selalu intens.
Di akun Instagram @tni_angkatan_laut, misalnya, pada Selasa (20/7/2021) bertepatan dengan Idul Adha 1442 H, TNI AL mengunggah foto sejumlah prajurit yang tengah melaksanakan shalat berjamaah di atas kapal. Di balik foto tersebut tersimpan cerita bahwa di tengah hari raya, mereka yang tergabung dalam tim pencarian dan pertolongan (SAR) tetap bekerja membantu Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) untuk mencari kapal yang tertimpa musibah di perairan Pontianak, Kalimantan Barat. Unggahan itu disukai oleh 5.338 akun dan mendapatkan 20 komentar yang sebagian besar berupa pujian.
Di tengah pandemi Covid-19, tambah Julius, produksi konten medsos TNI AL menghadapi tantangan pembatasan kegiatan. Sebagian anggota harus bekerja dari rumah. Dampaknya, dalam sehari tim hanya bisa bekerja di lokasi yang terbatas. Meski demikian, konten yang diunggah tetap konsisten. (Kepala Dinas Penerangan TNI AL)
Pada Sabtu (17/7/2021), akun @tni_angkatan_laut juga mengunggah foto sejumlah warga dan prajurit tengah menaiki Sea Rider. Foto tersebut mengungkap upaya penjemputan warga Pulau Wokam, yang terletak di seberang Pulau Wamar Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, oleh Babinpotmar Lanal Aru. Mereka dijemput untuk mengikuti vaksinasi Covid-19 di Lanal Aru Terminal Pelabuhan Yos Dobo.
Di kanal Youtube, TNI AD juga gencar memublikasikan video. Sejak 2012 tercatat sudah ada 1.435 video yang diunggah. Total video itu telah ditonton lebih dari 241 juta kali. Kanal TNI AD pun memiliki setidaknya 1,13 juta pelanggan.
Di kanal tersebut, TNI AD membagi konten dalam beberapa kategori, yaitu greeting, buletin TNI AD, 60 detik, dan kesatria bangsa. Dalam sejumlah kategori itu ditampilkan video berbagai kegiatan mulai dari latihan hingga rapat-rapat para perwira, serta aneka konten keseharian prajurit dan keluarga yang menginspirasi masyarakat.
Video berjudul ”Kadispenad: Ibunda Saya Ingin Berfoto” yang diunggah pada 3 Juli 2021 sempat viral, ditonton hingga 1 juta kali. Video itu menceritakan bakti Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigadir Jenderal TNI Tatang Subarna yang mengajak ibundanya dalam pelantikan sebagai jenderal. Dalam suasana haru, Tatang meminta izin kepada Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa untuk berfoto dengan ibundanya. Momen itu sangat membanggakan bagi Ibunda Tatang, ia pun membagikan cerita dan foto tersebut dikirim ke banyak orang di kampungnya, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat.
Baca juga: Korem Binaiya Bangun Tiga Jembatan di Pedalaman Maluku
Jaga kepercayaan
Pasca-reformasi, TNI terus bergerak memperbaiki reputasi dan kepercayaan publik. Sebagai lembaga yang dipercaya pada era kemerdekaan dan Orde Baru, sempat terpuruk di awal reformasi, kini kembali meraih kepercayaan publik.
Direktur Eksekutif Institute for Security and Strategic Studies Khairul Fahmi menilai, capaian itu tidak terlepas dari upaya perbaikan citra TNI. Harus diakui, keahlian TNI dalam membuat propaganda juga lebih unggul dibandingkan lembaga lain.
Propaganda yang saat ini aktif dilakukan di media sosial jangan sampai bergerak ke arah yang keliru sehingga berdampak meningkatkan ketidakpercayaan publik pada lembaga sipil.
Namun, ia mengingatkan, propaganda yang saat ini aktif dilakukan di media sosial jangan sampai bergerak ke arah yang keliru sehingga berdampak meningkatkan ketidakpercayaan publik pada lembaga sipil. Konten yang dipublikasikan hendaknya juga tidak mengarah pada pembangunan opini untuk melibatkan TNI di luar tugas pokoknya. Sebab, TNI merupakan alat negara yang bertugas menjaga kedulatan dan keutuhan negara.
Kini, TNI perlu memperhatikan keselarasan antara realitas digital dan realitas sosial dalam praktik kelembagaan. Kepercayaan publik harus dijaga dengan tindakan humanis tidak hanya di medsos tetapi juga di lapangan. Juga dengan tetap berfokus pada koridor pertahanan dan keamanan demi menjaga negara dari anasir-anasir yang dapat mengancam kedaulatan.