logo Kompas.id
Politik & HukumMahfud MD: Politik Demokratis ...
Iklan

Mahfud MD: Politik Demokratis Menghasilkan Hukum Berkeadilan

Politik demokratis ditandai dengan peran partai politik dan DPR yang dominan, pemerintah netral, dan pers bebas.

Oleh
DENTY PIAWAI NASTITIE
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/NgnHKkBPkiFedknf2l5rRX06SOc=/1024x768/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F01%2F15%2Fa98a3f65-52e4-45e6-b1de-105a26a75efd_jpeg.jpg

Menko Polhukam Mahfud MD hadir dalam kuliah umum dengan tema “Menegakkan Konstitusi untuk Terciptanya Kehidupan Demokrasi yang Sehat” yang diselenggarakan di Universitas HKBP Nommensen, Medan, Sumut, Senin (15/1/2024).

MEDAN, KOMPAS — Selain produk budaya, hukum juga merupakan produk politik. Warna dan penegakan hukum suatu negara tergantung dengan konfigurasi politik. Untuk mewujudkan hukum berkeadilan, politik harus ditata agar berjalan demokratis dan bermartabat.

Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kunjungi Halaman Pemilu

Hal tersebut diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD dalam kuliah umum dengan tema ”Menegakkan Konstitusi untuk Terciptanya Kehidupan Demokrasi yang Sehat” yang diselenggarakan di Universitas HKBP Nommensen, Medan, Sumatera Utara, Senin (15/1/2024).

Mahfud menuturkan, dulu dirinya gelisah melihat hukum yang berjalan selalu kalah dengan politik. ”Ternyata karena hukum merupakan produk politik. Yang memutuskan undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan presiden, gubernur, sampai peraturan terbawah, semuanya politik. Tidak ada hukum yang lahir tanpa proses politik,” katanya.

Menurut Mahfud, ada beberapa teori yang menjelaskan hukum sebagai produk budaya, peradilan, dan hubungan internasional. Namun, dari pengamatan dan penelitiannya, ia menyadari bahwa konfigurasi politik juga turut menentukan karakter hukum. ”Jika politiknya demokratis, hukumnya responsif. Jika politiknya otoriter, hukumnya konservatif,” ujar calon wakil presiden nomor urut 3 itu.

Baca juga: ”Tabrak, Prof!”, Forum Buka-bukaan Politik dan Hukum yang Riuh dan Apa Adanya

Mahasiswa menyimak pemaparan Menko Polhukam Mahfud MD saat kuliah umum dengan tema “Menegakkan Konstitusi untuk Terciptanya Kehidupan Demokrasi yang Sehat” yang diselenggarakan di Universitas HKBP Nommensen, Medan, Sumut, Senin (15/1/2024).
DENTY PIAWAI NASTITIE

Mahasiswa menyimak pemaparan Menko Polhukam Mahfud MD saat kuliah umum dengan tema “Menegakkan Konstitusi untuk Terciptanya Kehidupan Demokrasi yang Sehat” yang diselenggarakan di Universitas HKBP Nommensen, Medan, Sumut, Senin (15/1/2024).

Iklan

Terdapat dua karakter hukum sebagai hasil dari politik. Politik demokratis ditandai dengan peran partai politik dan DPR yang dominan, pemerintah netral, dan pers bebas. Hasilnya adalah pembuatan hukum yang mengutamakan proses legislatif dan pengadilan, wajah hukum yang aspiratif, dan ada pembatasan intepretasi.

Sementara politik yang otoriter ditandai partai politik dan DPR yang dikooptasi kepentingan, pemerintah yang kerap mengintervensi, dan aktivitas pers yang dibatasi. Hasil dari politik otoriter adalah hukum konservatif dan terbuka akan berbagai intervensi.

Mahfud menilai baik dan demokratis produk hukum yang dilahirkan pada periode 1945–1959. ”Saat itu tidak ada jual-beli politik, jabatan, dan pasal. Hukum dibuat memang untuk rakyat. Politik demokratis dan pemerintah bersikap netral,” katanya.

Jika politiknya demokratis, hukumnya responsif. Jika politiknya otoriter, hukumnya konservatif.

Namun, ini berubah memasuki era Orde Baru karena pemerintah bersikap otoriter. Pemerintah membuat aturan-aturan berdasarkan kehendaknya sendiri dan bukan untuk kepentingan rakyat. Pengawasan juga lebih ketat. ”Tidak ada kebebasan pers karena perusahaan pers diancam. Kalau mau ’main-main’ ada ancaman dibredel, disita gedungnya, atau tidak mendapatkan jatah kertas. Itu negara otoriter,” kata Mahfud.

Calon presiden Ganjar Pranowo dan calon wakil presiden Mahfud MD ketika konsolidasi Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud yang digelar dengan judul Ganjar-Mahfud 45 Hari Menuju Kemenangan di Djakarta Theater, Jakarta, Sabtu (30/12/2023).
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Calon presiden Ganjar Pranowo dan calon wakil presiden Mahfud MD ketika konsolidasi Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud yang digelar dengan judul Ganjar-Mahfud 45 Hari Menuju Kemenangan di Djakarta Theater, Jakarta, Sabtu (30/12/2023).

Kini, pada era modern, menurut Mahfud, seharusnya tidak ada lagi hukum yang ditafsirkan suka-suka. ”Jika kita ingin hukum jadi panglima, politik harus ditata agar demokratis dan bermartabat. Bukan demokratis tipu-tipu. Kalau (demokrasi) tipu-tipu, nantinya hanya menunggu waktu hingga runtuh,” katanya.

Rektor Universitas HKBP Nommensen Richard AM Napitupulu mengapresiasi kehadiran Mahfud MD di kampusnya.

Baca juga: Saat ”Ketua Penguin” dan Sandiaga Uno Berlari Bersama

”Kampus kami sudah berdiri 70 tahun lalu, terdiri dari 14.000 mahasiswa dari 10 fakultas. Semoga kehadiran Prof Mahfud MD dan pandangannya tentang penegakan demokrasi dapat berkontribusi dalam pembangunan di Sumatera Utara,” katanya.

Editor:
ANTONIUS PONCO ANGGORO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000