Di Manila, Presiden Jokowi dan Presiden Marcos Jr Bahas Tiga Isu
Presiden Jokowi memperkuat kerja sama politik-keamanan, ekonomi, dan kawasan dengan Filipina.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hari pertama lawatan PresidenJoko Widodo ke tiga negara ASEAN dimulai dengan kunjungan kenegaraan kepada Presiden Ferdinand Marcos Jr di Manila, Filipina. Dari pertemuan bilateral, tiga area kerja sama dibahas, yakni politik-keamanan, ekonomi, dan kawasan.
Presiden Jokowi, Rabu (10/1/2024) pagi, dari Istana Malacanang, Manila, Filipina, menyampaikan, kunjungan ini menjadi momentum baik untuk lebih memperkuat kerja sama kedua negara sebab tahun 2024 ini adalah perayaan 75 tahun hubungan diplomatik kedua negara.
Adapun di bidang politik-keamanan, Presiden Jokowi dan Presiden Marcos Jr sepakat untuk memperkuat kerja sama di perbatasan kedua negara. ”Telah saya sampaikan pentingnya mendorong percepatan revisi border patrol agreement, border crossing agreement dan penyelesaian landas kontinen, serta kerja sama pertahanan, termasuk pengadaan alutsista (alat utama sistem persenjataan),” tutur Presiden Jokowi dalam keterangan pers bersama Presiden Marcos Jr.
Kunjungan Presiden Jokowi ke Manila ini memperoleh sambutan hangat dari Presiden Marcos Jr. Setiba di halaman Istana Malacanang, Manila, Presiden Jokowi disambut oleh Presiden Marcos Jr. Menyambut kedatangan Presiden Jokowi, upacara kenegaraan pun digelar dengan dentum meriam yang mengiringi lagu kebangsaan kedua negara, ”Indonesia Raya” dan ”Lupang Hinirang”. Setelah upacara kenegaraan, kedua kepala negara saling memperkenalkan delegasinya.
Sembari menuju ke dalam ruangan Istana Malacanang, musik mengalun dari alat musik pukul tradisional semacam kolintang. Lagu ”Bengawan Solo” pun dimainkan.
Setelah mengisi buku tamu, Presiden Jokowi dan Presiden Marcos Jr memimpin delegasi masing-masing dalam pertemuan bilateral. Presiden Jokowi didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, anggota Dewan Pertimbangan Presiden Gandi Sulistiyanto, dan Duta Besar RI untuk Filipina Agus Widjojo.
Adapun Presiden Marcos Jr didampingi Menteri Luar Negeri Enrique A Manalo, Sekretaris Eksekutif Lucas P Bersamin, Menteri Pertahanan Nasional Gilbert Teodoro, Menteri Perdagangan dan Perindustrian Alfredo E Pascual, Menteri Transportasi Jaime Bautista, dan Menteri Energi Raphael PM Lotilla.
Saat menyampaikan pengantar terkait dengan pertemuan bilateral tersebut, Presiden Jokowi mengatakan, revisi persetujuan lintas batas dan persetujuan patroli perbatasan yang ditandatangani tahun 1975 perlu dipercepat. Hal ini sebenarnya sempat dibahas saat Presiden Marcos Jr saat berkunjung ke Indonesia, 5 September 2022 lalu. Saat Marcos Jr berkunjung ke Istana Kepresidenan Bogor, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memperbarui kesepakatan kerja sama pertahanan keamanan Indonesia-Filipina.
Presiden Marcos Jr berharap Indonesia terus membantu membangun kelembagaan pemerintahan daerah, khususnya di daerah otonom bangsa Moro.
Presiden Marcos Jr pun menyampaikan, sebagai negara kepulauan yang bertetangga dan bersahabat, Indonesia-Filipina akan melanjutkan kerja sama di bidang politik dan keamanan. Salah satunya adalah komisi bersama untuk kerja sama bilateral (JCBC) yang dipimpin Menlu Filipina dan Menlu Indonesia. Komisi ini sudah menyiapkan beberapa rencana aksi dan disepakati saat kunjungan Presiden Marcos Jr ke Indonesia tahun 2022 lalu.
Selain itu, Presiden Marcos Jr berharap Indonesia terus membantu membangun kelembagaan pemerintahan daerah, khususnya di daerah otonom bangsa Moro. Mindanao saat ini, menurut dia, sudah menuai manfaat perdamaian dan demokrasi.
Dalam pertemuan bilateral itu, Presiden Jokowi juga menawarkan kapal perang antikapal selam buatan PT Dirgantara Indonesia, CN235-220 Special Mission untuk Angkatan Laut Filipina.
Di bidang ekonomi, untuk penguatan hubungan perdagangan, kedua negara akan saling membuka akses pasar. Indonesia membuka akses pada produk agrikultur Filipina dan Indonesia juga meminta dukungan Filipina terkait tindakan pengamanan khusus (special safeguard measures) untuk produk kopi Indonesia.
Presiden Jokowi juga mengapresiasi kepercayaan Filipina kepada badan usaha milik negara (BUMN) Indonesia dalam membangun infrastruktur penting di Filipina, yakni North South Commuter Railway Project. Proyek ini akan dikerjakan joint venture dua BUMN, yakni PT Adhi Karya (Persero) Tbk dan PT PP (Persero) Tbk. Presiden Jokowi pun berharap dimulainya proyek (groundbreaking) bisa dipercepat.
Presiden Marcos Jr pun mengapresiasi kerja sama ekonomi kedua negara yang menghasilkan nota kesepahaman (MoU) kerja sama bidang keamanan energi. MoU tersebut disepakati Menlu Retno Marsudi dan Menlu Filipina Enrique A Manalo dalam kunjungan Presiden Jokowi ke Manila. Adapun MoU terkait sains dan teknologi, menurut Presiden Marcos Jr, hampir rampung.
Pada kerja sama kawasan, Indonesia dan Filipina sepakat untuk penguatan kesatuan dan sentralitas ASEAN yang bukan sekadar jargon. ASEAN juga akan terus menjaga prinsip hukum internasional dan menjadi kekuatan positif untuk menjaga stabilitas dan kemakmuran kawasan.
Presiden Marcos Jr dan Presiden Jokowi menyepakati perlunya menjaga UNCLOS sebagai kerangka hukum yang mengawal semua aktivitas di laut dan samudra.
Presiden Marcos Jr menyebut Indonesia dan Filipina memiliki akar budaya dan akar sejarah yang sama. Dengan kedekatan budaya dan kekerabatan ini, kedua negara perlu terus mempromosikan dan mendorong kemakmuran bersama.
Sebagai negara tetangga, ujarnya, Indonesia dan Filipina harus terus bersatu menghadapi tantangan apa pun. ”Karena Anda akan segera menyelesaikan masa jabatan sebagai presiden, saya berharap atas kepemimpinan yang visioner dan komitmen kuat untuk terus mendorong penguatan hubungan kedua negara. Terima kasih banyak,” tutur Presiden Marcos Jr.