logo Kompas.id
Politik & HukumParpol Garap Lagi Basis Suara ...
Iklan

Parpol Garap Lagi Basis Suara Lama

Secara khusus, parpol mendatangi daerah penyumbang suara lama. Efek ekor jas dari capres yang didukung turut diandalkan.

Oleh
HIDAYAT SALAM, KURNIA YUNITA RAHAYU, DIAN DEWI PURNAMASARI
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/CZzclyAIj-oqImLtleyQfqdb_C4=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F04%2F24%2F6a0b0c6f-8a2c-4564-bf41-728c377b23ae_jpg.jpg

JAKARTA, KOMPAS — Untuk memulihkan tingkat elektabilitas atau bahkan melipatgandakan perolehan suara, sejumlah partai politik berupaya mengoptimalkan perolehan suara pada Pemilu 2024 dari daerah yang pernah menjadi basis suara kuat pada pemilu sebelumnya. Meski demikian, ada pula yang menanti dampak blunder dari beberapa kandidat Pemilihan Presiden 2024 terhadap dukungan suara bagi partainya.

Nasdem, salah satu partai pengusung calon presiden-calon wakil presiden nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, telah memetakan daerah mana saja yang perlu mendapat perhatian khusus. Jika merujuk peta elektoral dua pemilu sebelumnya, kata Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Hermawi Taslim, Selasa (26/12/2023), Nasdem memiliki kekuatan di Sumatera, Indonesia bagian timur, dan Kalimantan.

Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kunjungi Halaman Pemilu

”Misalnya untuk wilayah Aceh, berdasarkan data survei, kami optimistis bisa merebut suara yang hilang di Pemilu 2019. Sebab, pada Pemilu 2014, Nasdem memperoleh dua kursi DPR, masing-masing dari Daerah Pemilihan Aceh I dan Aceh II. Kami yakin ini akan terisi kembali,” tuturnya.

Jika merujuk peta elektoral dua pemilu sebelumnya, kata Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Hermawi Taslim, Selasa (26/12/2023), Nasdem memiliki kekuatan di Sumatera.

Anies pun sudah berkampanye di wilayah Aceh pekan lalu. Dari situ, Nasdem juga berharap bisa meraih efek ekor jas, peningkatan suara dari pengaruh figur, dari pencalonan serta kampanye Anies di Aceh tersebut.

Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas periode Desember 2023, elektabilitas partai-partai politik pengusung Anies-Muhaimin cenderung menurun dibandingkan dengan survei pada Agustus lalu. Elektabilitas Partai Nasdem turun dari 5,9 persen menjadi 4,9 persen dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga turun dari 6,3 persen menjadi 4,5 persen. Begitu pula Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) turun 0,2 persen menjadi 7,4 persen.

Sementara itu, Juru Bicara PKS Ahmad Mabruri mengatakan, PKS terus berupaya dengan menjaga soliditas kader dan sosialisasi program kampanye serta advokasi kepada rakyat. ”Wilayah PKS yang masih lemah kita kenalkan caleg (calon anggota legislatif) potensial putra daerah yang sudah berkiprah di daerah pemilihannya,” ujarnya.

https://cdn-assetd.kompas.id/vVI3sR_tQ2cA1A5-fI3s8vuHyMA=/1024x946/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F12%2F12%2Fb0ba363c-d6ff-4ba2-84e3-8f1011bb5825_jpg.jpghttps://cdn-assetd.kompas.id/srT88uwPiQNkcYraVR6EUkfqmOk=/1024x946/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F12%2F12%2Fe7b00c64-a5ac-4723-9b19-b543c7f3d8a8_jpg.jpg

Mabruri pun mengingatkan bahwa PKS juga mempunyai basis pemilih cukup kuat di wilayah DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Wilayah-wilayah itu merupakan lumbung suara PKS. Selain itu, PKS juga menyasar pemilih di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Partai Demokrat, salah satu partai pengusung capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, juga berupaya mengoptimalkan perolehan suara pada Pemilu 2024 dari daerah yang pernah menjadi basis suara kuat pada pemilu-pemilu sebelumnya, salah satunya Aceh.

Berdasarkan survei Litbang Kompas, tren elektabilitas Partai Demokrat berada di 4,5 persen. Raihan itu menempatkan Demokrat sebagai partai papan tengah, di bawah Gerindra (21,8 persen), PDI-P (18,4 persen), Partai Golkar (8,1 persen), PKB (7,4 persen), dan Partai Nasdem (4,9 persen).

Iklan

Sepanjang Senin-Selasa (25-26/12/2023), parpol yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono itu berkampanye di Banda Aceh, Aceh. Kunjungan ke sejumlah tempat dipimpin oleh Agus dengan didampingi Sekretaris Jenderal Demokrat Teuku Riefky Harsya. Presiden ke-6 RI sekaligus Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono turut hadir dalam agenda tersebut.

Baca juga: Gerindra Menyusul PDI-P

Menggenjot suara

Agus mengakui rangkaian kampanye di Aceh dilakukan untuk menggenjot perolehan suara di Aceh. Demokrat menargetkan peningkatan jumlah kursi di tingkat DPR, DPRD, DPR Aceh (DPRA), dan DPR kabupaten (DPRK) di wilayah Aceh. Pada 2019, dari Aceh, Demokrat mendapatkan dua kursi di DPR.

”Kami berharap, pada 2024 DPR bisa bertambah kursinya. Untuk Dapil Aceh I, bisa dari satu menjadi dua kursi, sedangkan di Dapil Aceh II mempertahankan kursi yang ada saat ini (satu kursi). DPRA kami berharap mendapatkan 13 kursi, sedangkan DPRK kami berharap penambahan jadi 82 kursi,” ujarnya.

Upaya untuk menggenjot perolehan suara di Aceh juga dilakukan Demokrat dengan mengoptimalkan perolehan efek ekor jas dari Prabowo, capres yang diusung. Oleh karena itu, sepanjang Selasa, Prabowo diajak menghadiri acara Demokrat bersama Yudhoyono, para ulama, dan pimpinan Partai Aceh.

Pengendara sepeda motor melintas di deretan spanduk partai politik dan caleg kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Sabtu (19/8/2023).
KOMPAS/PRIYOMBODO

Pengendara sepeda motor melintas di deretan spanduk partai politik dan caleg kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Sabtu (19/8/2023).

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) selaku partai pengusung pasangan capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, meyakini elektabilitas mereka terus naik dan basis suara tidak hilang karena konsolidasi ideologi, politik, organisasi, kader, dan sumber daya partai telah dilakukan secara sistemik selama lima tahun terakhir.

Dalam survei terbaru Litbang Kompas, elektabilitas partai koalisi pendukung Ganjar-Mahfud seperti PDI-P dan Partai Perindo justru menurun. Elektabilitas PDI-P turun tajam sekitar 6 persen dibandingkan dengan survei Agustus 2023. Jika pada Agustus elektabilitas PDI-P berada di angka 24,4 persen, kini menjadi 18,3 persen.

Hasto mengatakan, berbagai blunder yang dilakukan pihak Prabowo-Gibran diharapkan membuat pemilih bimbang ( undecidedvoters) memantapkan hatinya ke PDI-P.

Dampak blunder

Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto, Selasa, mengatakan, yang terjadi bukan hilangnya basis suara, melainkan shockvoters akibat langkah Presiden Joko Widodo, yang selama ini didukung PDI-P, kini beralih mendukung capres nomor urut 2, Prabowo. Ditambah pencalonan anak Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, sebagai cawapres Prabowo yang disebutnya melalui proses rekayasa hukum di Mahkamah Konstitusi.

”Yang terjadi bukan hilangnya basis suara, melainkan adalah shockvoters akibat langkah Pak Jokowi yang mendukung Pak Prabowo meski dengan rekayasa hukum di Mahkamah Konstitusi yang sangat kontroversial,” ujar Hasto.

Hasto mengatakan, berbagai blunder yang dilakukan pihak Prabowo-Gibran diharapkan membuat pemilih bimbang (undecided voters) memantapkan hatinya ke PDI-P. Blunder yang dimaksud di antaranya penampilan Prabowo yang emosional, tidak terkontrol, dengan pernyataan yang kurang pantas. Begitu pula blunder penyebutan asam sulfat yang dilontarkan Gibran.

”Dalam pantauan PDI-P, blunder-blunder itu jadi hal negatif yang jangkauannya di media sosial mencapai lebih dari 400 juta. Keseluruhan hal negatif itu akan menyebabkan pemilih yang semula ragu semakin memantapkan hatinya ke PDI-P, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD,” ujar Hasto.

Editor:
MADINA NUSRAT
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000