Wapres Akui Perilaku Tak Elok Aparat dan Pejabat Diakui Masih Ada
Perilaku berkendara secara ugal-ugalan para pejabat dan aparat diakui masih ada. Wapres Amin pun mengakui perilaku tersebut tidak elok dalam Gerakan Revolusi Mental Nasional.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia memiliki nilai-nilai luhur yang mengakar dalam kehidupan masyarakat dan menjadi penyangga persatuan dan kesatuan. Namun, nilai-nilai ini baru bermakna bila terwujud dalam laku nyata. Sayangnya, masih banyak perilaku tak elok dari aparat ataupun pejabat yang tampak di jalan raya.
Hal itu diungkapkan Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat menyerahkan Anugerah Revolusi Mental di Istana Wapres, Jakarta, Rabu (20/12/2023). Terdapat lima kategori dalam penghargaan ini, yaitu pemerintah daerah, lembaga, tokoh masyarakat (individu), usulan mitra Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), dan program aksi nyata.
”Bahwa masih ada (perilaku tak elok tersebut), saya kira iya. Tapi bahwa ada kemajuan, gerakan-gerakan melayani, bersih, kesadarannya makin tinggi. Karena itu, pemberian anugerah ini ukuran adanya kemajuan-kemajuan itu. Bahwa masih ada perilaku tidak baik, saya kira iya tapi kita berharap akan semakin kecil dan lama-lama akan hilang,” tuturnya.
Wapres juga meminta Gerakan Nasional Revolusi Mental kian membumi. Masalahnya, masih banyak pejabat maupun aparat penegak hukum yang ugal-ugalan di jalan raya seperti menggunakan lajur yang tidak semestinya, menerabas lampu merah, atau menghindari tilang di jalur busway. Masyarakat pun kerap memviralkan perilaku tak elok ini.
Revolusi mental, lanjut Wapres tidak semudah membalikkan tangan. ”Kalau membangun jalan, kelihatan. Tapi revolusi mental ini membangun perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik,” ujarnya kepada wartawan seusai acara.
Karena itu, Wapres juga berperan kepada segenap aparatur negara, supaya menunaikan pengabdian kepada masyarakat dengan integritas tinggi, layaknya pengabdian para pejuang pendahulu Indonesia. Ia mengakui masih ada perilaku yang tak bisa dijadikan teladan selama ini.
”Bahwa masih ada (perilaku tak elok tersebut), saya kira iya. Tapi bahwa ada kemajuan, gerakan-gerakan melayani, bersih, kesadarannya makin tinggi. Karena itu, pemberian anugerah ini ukuran adanya kemajuan-kemajuan itu. Bahwa masih ada perilaku tidak baik, saya kira iya tapi kita berharap akan semakin kecil dan lama-lama akan hilang"
Digagas Bung Karno
Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) menjadi salah satu strategi mencapai target dalam visi Indonesia Emas 2045. Karena itu, nilai-nilai seperti etos kerja, gotong royong, dan etos kerja oleh seluruh komponen bangsa diinternalisasi.
”Konsep Revolusi Mental pertama digagas Presiden pertama Indonesia, Ir Sukarno pada tahun 1957. Tujuannya merealisasikan cita-cita trisakti, yakni berdaulat politik, berdikari ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. ”
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengingatkan nilai luhur yang dimiliki harus mewujud nyata supaya bermakna dalam penyerahan Anugerah Revolusi Mental 2023 di Istana Wapres, Jakarta, Rabu (20/12/2023).
”Meski secara konseptual kelembagaan sudah baik, GNRM perlu diterjemahkan lebih lanjut menjadi langkah nyata, praktis, dan implementatif. Karena itu, Anugerah Revolusi Mental 2023 yang merupakan penyelenggaraan ketiga kali menjadi suatu momentum untuk memberi apresiasi dan penghormatan bagi agen perubahan aksi nyata GNRM dan pelaksanaannya di akar rumput,” tutur Muhadjir.
”Meski secara konseptual kelembagaan sudah baik, GNRM perlu diterjemahkan lebih lanjut menjadi langkah nyata, praktis, dan implementatif. Karena itu, Anugerah Revolusi Mental 2023 yang merupakan penyelenggaraan ketiga kali menjadi suatu momentum untuk memberi apresiasi dan penghormatan bagi agen perubahan aksi nyata GNRM dan pelaksanaannya di akar rumput. ”
Sejauh ini, GNRM diklaim membawa perubahan. Indeks capaian revolusi mental 2021, kata Muhadjir, mencapai 70,47 atau meningkat 3,46 poin dari tahun 2018 yang masih 67,01. Peningkatan ini mencerminkan kemajuan bangsa dalam mencapai revolusi mental.
Kekuatan dan kemandirian
"Nilai-nilai hanya akan bermakna, jika diwujudkan dalam laku nyata. Nilai-nilai akan lebih bermakna, jika dampak positifnya dirasakan oleh masyarakat. Inilah gerakan revolusi mental yang sesungguhnya, yang mencerminkan watak dan perilaku asli masyarakat Indonesia"
Wakil Presiden Ma'ruf Amin pun dalam sambutannya menyebutkan perlu terus dibangun kekuatan dan kemandirian bangsa melalui nilai integritas, etos kerja dan gotong royong. Paham-paham baru yang mengusik persatuan dan kesatuan juga bisa ditangkis dengan budi pekerti, etika, dan moral bangsa, demikian pula kepedulian bersama.
Dengan menanamkan nilai-nilai luhur sejak dini, akan tumbuh pribadi-pribadi yang bermental baja, berintegritas tinggi, dan berakhlak mulia. Generasi ini akan mampu mencegah dan menghindari perilaku-perilaku curang dan koruptif.
”Nilai-nilai hanya akan bermakna, jika diwujudkan dalam laku nyata. Nilai-nilai akan lebih bermakna, jika dampak positifnya dirasakan oleh masyarakat. Inilah gerakan revolusi mental yang sesungguhnya, yang mencerminkan watak dan perilaku asli masyarakat Indonesia," tutur Wapres.