logo Kompas.id
Politik & HukumAnies-Muhaimin Tawarkan...
Iklan

Anies-Muhaimin Tawarkan Pengelolaan Negara yang Kolaboratif

Anies-Muhaimin berjanji melibatkan berbagai kelompok masyarakat dalam penyusunan program pemerintah jika terpilih sebagai presiden dan wakil presiden.

Oleh
IQBAL BASYARI
· 2 menit baca
Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, mengikuti debat yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Kantor KPU, Jakarta, Selasa (12/12/2023).
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, mengikuti debat yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Kantor KPU, Jakarta, Selasa (12/12/2023).

JAKARTA, KOMPAS — Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar, berkomitmen mengelola negara secara kolaboratif. Berbagai kelompok masyarakat dilibatkan sejak penyusunan program dan diminta ikut mengawal implementasi ketika terpilih.

Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Pemenangan Nasional Anies-Muhaimin (Timnas Amin) Amin Subekti mengatakan, visi, misi, dan program pasangan Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar disusun secara kolaboratif. Sejak setahun lalu, tim mengundang berbagai pakar, akademisi, dan masyarakat sipil, termasuk kalangan petani hingga kelompok disabilitas, untuk mendapatkan gambaran mengenai gagasan bernegara. Diskusi dilakukan hampir setiap minggu agar visi, misi, dan program yang ditawarkan kepada pemilih sesuai dengan pemikiran dan kebutuhan masyarakat.

Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kunjungi Halaman Pemilu

Baca juga: Anies Baswedan Meyakini Makin Banyak Warga Membutuhkan Perubahan

”Mas Anies berpesan agar dalam proses mengelola gagasan bernegara dilakukan secara kolaboratif. Maka, tercipta formulasi delapan jalan perubahan dari hasil diskusi dengan berbagai kalangan,” ujarnya saat berkunjung ke redaksi harian Kompas di Menara Kompas, Jakarta. Rabu (13/12/2023).

Pasangan calon presiden-calon wakil presiden nomor urut satu, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, mengikuti debat yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Kantor KPU, Jakarta, Selasa (12/12/2023).
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Pasangan calon presiden-calon wakil presiden nomor urut satu, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, mengikuti debat yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Kantor KPU, Jakarta, Selasa (12/12/2023).

Iklan

Lebih jauh, kata Amin, ada empat substansi dalam visi, misi, dan program Anies-Muhaimin. Pertama tentang manusia, yakni bagaimana negara mengurusi warganya. Kedua tentang ruang hidup manusia, yakni bagaimana negara mengurus ruang hidup masyarakat di kota dan desa. Ketiga, interaksi sosial dan ekonomi manusia. Terakhir, pembangunan kembali institusi negara melalui program-program pemulihan demokrasi.

Menurut dia, sebagian program yang ditawarkan Anies pernah diterapkan saat menjadi Gubernur DKI Jakarta. Namun, akan ada penyesuaian dengan dinamika yang terjadi di masyarakat karena ruang lingkup yang lebih luas. ”Tetapi, visi membangun Indonesia sudah disiapkan sejak awal sehingga ketika terpilih sudah siap untuk mengimplementasikan di lapangan,” kata Amin.

Co-captain Timnas Amin Sudirman Said meminta publik mengawal program-program Anies-Muhaimin jika terpilih sebagai presiden dan wakil presiden. Para pembantu presiden mesti memiliki kapasitas dan intergitas yang baik agar program yang telah direncanakan bisa diimplementasikan dengan baik.

Mas Anies berpesan agar dalam proses mengelola gagasan bernegara dilakukan secara kolaboratif. Maka, tercipta formulasi delapan jalan perubahan dari hasil diskusi dengan berbagai kalangan.

”Kalau Mas Anies diberi kesempatan menjadi presiden, publik harus ikut menjaga agar tidak cepat ’masuk angin’ sehingga seluruh program bisa dilaksanakan sesuai rencana,” ujar Sudirman.

Co-captain Timnas Amin Thomas Trikasih Lembong menambahkan, pihaknya telah mengevaluasi beberapa pos anggaran APBN. Pembagian anggaran pendidikan 20 persen dari APBN dinilai masih kurang tepat mengingat anggaran untuk pembangunan sekolah baru masih minim. Padahal, Indonesia membutuhkan lebih banyak sekolah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

https://cdn-assetd.kompas.id/IeZxcUcbISjoaH6bm3Ek8Yc35YE=/1024x2319/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F12%2F03%2F39f17c59-9df2-4c86-b662-c9579a43ec4f_png.png

Selain itu, kolaborasi dengan sektor swasta juga perlu diperkuat, khsusunya untuk sektor pendidikan dan kesehatan. Sekolah dan rumah sakit bisa dibangun oleh swasta, tetapi negara tetap harus ada intervensi untuk memastikan layanan kesehatan dan pendidikan bisa diakses oleh seluruh masyarakat.

Editor:
ANITA YOSSIHARA
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000