Semarak Nonton Bareng Debat Perdana Capres
Nonton bareng debat capres dapat menunjukkan bahwa pemilih akan membuat keputusan dengan baik berdasarkan pertimbangan yang substansial dan berdasarkan gagasan kandidat.
Sambil santai menikmati kopi dan makanan ringan, para pengunjung asyik bercengkerama di meja masing-masing di Twin House Blok M, Jakarta Selatan. Sesekali, perhatian mereka teralihkan untuk melirik dan menonton layar proyektor film yang dilengkapi pengeras suara di sudut kiri kedai kopi. Layar proyektor itu menyiarkan secara langsung ajang debat perdana calon presiden yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum pada Selasa (12/12/2023) malam.
Kafe dengan kapasitas lebih dari 50 orang yang terdiri dari area indoor dan outdoor, kian didatangi pengunjung saat proyektor dinyalakan untuk nonton bareng (nobar). Mereka yang datang itu kebanyakan hanya untuk nongkrong, bukan berniat menonton debat capres.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Yulian Budi Satria, salah satu pengunjung, mengatakan tidak dengan sengaja untuk menonton debat capres. Ia hanya kebetulan bersama pasangannya minum kopi sepulang bekerja. ”Ini hanya kebetulan saja datang ke tempat ini, ternyata di sini mengadakan nobar debat capres. Jadi, sekalian saja nonton,” kata Budi.
Baca Juga: Debat Perdana Berlangsung Seru
Tiga capres, yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo, saling berargumen dalam debat perdana tersebut. Tema debat meliputi bidang hukum, hak asasi manusia, pemerintahan, pemberantasan korupsi, peningkatan pelayanan publik, kerukunan warga, dan penguatan demokrasi.
Budi memandang ajang debat capres sebagai cara dalam menentukan pilihannya pada Pemilihan Presiden 2024. Sampai saat ini, ia masih belum menentukan pilihannya terhadap ketiga paslon capres-cawapres. Budi berharap debat pilpres akan lebih banyak menampilkan adu argumen para capres-cawapres ketimbang pertanyaan yang disusun oleh para panelis.
Debat capres ini lebih bagus kalau antarcalon itu dominan saling tanya-jawab bukan hanya menjawab pertanyaan dari para panelis.
”Debat capres ini lebih bagus kalau antarcalon itu dominan saling tanya-jawab bukan hanya menjawab pertanyaan dari para panelis,” katanya.
Baca Juga: Debat Capres Sudah Ada Ratusan Tahun Silam, Begini Jejak Sejarahnya
Manajer Twin House Blok M Alif Pratomo mengatakan, nobar debat capres merupakan yang pertama dilakukan oleh pihak manajemen atau pemilik kafe. Biasanya, nobar hanya dilakukan ketika menyambut ajang sepak bola, seperti penyelenggaraan Piala Dunia. Selain di Blok M, nobar debat capres juga diselenggarakan di dua cabang Twin House lainnya, yakni di Cipete dan Bintaro.
”Alasan pihak manajemen kafe menggelar nobar debat capres salah satunya untuk memberikan pendidikan politik terhadap para pelanggan. Selain itu, diharapkan juga ada peningkatan dari sisi customer-nya,” ujar Alif.
Baca Juga: Debat Capres soal Isu Korupsi: Tahan Koruptor di Nusakambangan hingga Penguatan KPK
Selain digelar di kedai kopi, nobar debat capres juga diselenggarakan di warung-warung. Seperti dijumpai di warung Masakan Padang di Sukabumi Selatan, Kebun Jeruk, Jakarta Barat, sekelompok pemuda tengah fokus menyaksikan debat capres di televisi berukuran 24 inch. Setiap sesi debat, para pemuda tersebut saling mengomentari argumen tiga capres, yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo, salah satunya ketika sesi pertanyaan pemberantasan korupsi. ”Semua calonnya cuma menyampaikan yang umum saja,” kata salah seorang pemuda yang ikut nonton debat capres.
Politik gagasan
Pengajar hukum pemilu di Universitas Indonesia, Titi Anggraini, mengatakan, antusiasme warga yang mengadakan nobar debat capres itu memberikan harapan bahwa politik gagasan makin memasyarakat dalam proses pemilu. Hal ini juga menunjukkan bahwa pemilih akan membuat keputusan dengan baik berdasarkan pertimbangan yang substansial, bukan karena emosi atau hegemoni identitas. Layaknya nobar sepak bola, nobar debat capres-cawapres diharapkan bisa memperkuat sportifitas antar pendukung.
Nobar warga juga menjadi pendidikan politik bagi publik untuk mampu menerima perbedaan dan diskursus di tengah ragam pilihan politik di Pilpres. Nobar ini juga menjadi ilustrasi bahwa proses pemilu telah menjadi aktivitas yang terinternalisasi di tengah masyarakat sehingga dianggap penting untuk mendapat perhatian.
”Nobar warga juga menjadi pendidikan politik bagi publik untuk mampu menerima perbedaan dan diskursus di tengah ragam pilihan politik di Pilpres. Nobar ini juga menjadi ilustrasi bahwa proses pemilu telah menjadi aktivitas yang terinternalisasi di tengah masyarakat sehingga dianggap penting untuk mendapat perhatian,” kata Titi.
Baca Juga: Debat Capres Dijanjikan Tak seperti Cerdas Cermat
Seharusnya debat berupaya membangun elaborasi antarcapres. Hanya saja audiens yang hadir mestinya lebih bisa diatur sehingga tidak bersorak di tengah penyampaian argumen capres. Sebab, hal itu sangat mengganggu dan kondusivitas debat.
Walau demikian, Titi memberi catatan terhadap ajang debat capres yang perdana tersebut. Menurut Titi, para calon sudah mulai menentang gagasan yang disampaikan oleh calon lain. Namun, waktu yang singkat mengakibatkan para kandidat belum mampu mengelaborasi secara mendalam apa yang menjadi pembahasan pada setiap sesi. Oleh karena itu, jika tak ada variasi di debat berikutnya, pemilih akan malas mengikuti.
”Seharusnya debat berupaya membangun elaborasi antarcapres. Hanya saja audiens yang hadir mestinya lebih bisa diatur sehingga tidak bersorak di tengah penyampaian argumen capres. Sebab, hal itu sangat mengganggu dan kondusivitas debat,” tutur Titi.