Prabowo Serahkan Pesawat Buatan PT DI untuk Perkuat TNI AU
Lima dari sembilan pesawat NC-212i diserahkan ke TNI AU. Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bangga dan berharap industri pertahanan dalam negeri mampu memproduksi pesawat tempur sendiri.
Oleh
EDNA CAROLINE PATTISINA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Lima dari sembilan pesawat NC-212i buatan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) diserahkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto kepada TNI Angkatan Udara. Empat pesawat lain secara berangsur akan diserahkan bertahap kepada TNI AU hingga 2025.
Prabowo mengatakan, NC-212i sebagai alat utama sistem persenjataan (alutsista) buatan anak bangsa dapat melakukan sejumlah tugas seperti melakukan foto udara, navigasi udara, dan melancarkan modifikasi cuaca atau hujan buatan. Pesawat ini bisa juga dipakai untuk patroli maritim yang tentunya sangat dibutuhkan oleh Indonesia yang sangat luas wilayah peraiarannya.
Prabowo mengatakan, industri pertahanan Indonesia terus meningkat kemampuannya. Ia mengatakan, NC-212i telah diproduksi PT DI sejak tahun 1976. Saat itu, Prabowo pernah menggunakan dalam sebuah operasi. Dalam edisi terbaru NC-212i saat ini ada beberapa teknologi baru yang digunakan seperti autopilot, glass cockpit, dan baling-baling dari bahan komposit. Ia mengatakan, di versi terbaru ini terdapat komponen dalam negeri sebanyak 40 persen.
Seluruh perakitan dilakukan di PT DI. ”Saya bangga dan berharap industri pertahanan dalam negeri kita nantinya mampu produksi pesawat tempur sendiri,” katanya.
Penyerahan pesawat angkut ringan tersebut ditandai dengan pemberian kunci secara simbolis oleh Prabowo kepada Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Wakasau) Marsdya A Gustaf Brugman. Kelima NC-212i rencananya akan memperkuat Skuadron Udara 4, Wing Udara 2 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur.”Bangsa kita sangat membutuhkan tentara yang kuat, harus bekerja dalam operasi gabungan tiga matra, harus bekerja sebagai satu bagian dengan segala peran modern,” tutur Prabowo.
Bangsa kita sangat membutuhkan tentara yang kuat, harus bekerja dalam operasi gabungan tiga matra, harus bekerja sebagai satu bagian dengan segala peran modern.
Tak ada penundaan pengiriman
Adi Prastowo, Manager Komunikasi Perusahaan dan Promosi PT Dirgantara Indonesia, mengatakan, kontrak pengadaan pesawat NC-212i ini ditandatangani tahun 2017 dan efektif di tahun 2018. Ia meyakinkan, tidak ada penundaan dalam pengiriman pesawat. Salah satu terobosan penting adalah jenis baling-baling baru dari bahan komposit yang diproduksi oleh MT Propeller Jerman, yakni MTV-27, yang disertifikasi EASA.
Ia meyakinkan, tidak ada penundaan dalam pengiriman pesawat. Salah satu terobosan penting adalah jenis baling-baling baru dari bahan komposit yang diproduksi oleh MT Propeller Jerman, yakni MTV-27, yang disertifikasi EASA.
Adi mengatakan, walaupun PT DI telah memiliki peralatan yang terkait teknologi komposit, baling-baling memang masih impor. Sebab, memang dalam rantai pasok dunia penerbangan, ada perusahaan yang khusus memasok baling-baling. Menurut dia, para pilot TNI AU mengatakan, dengan baling-baling komposit, manuver pesawat menjadi lebih lincah dan bahan bakar lebih hemat. Tentunya karena materi komposit tentu lebih ringan dengan performa yang sama.
Prabowo mengatakan, banyak negara tertarik dengan produksi pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia. ”Filipina pakai, Thailand pakai, Vietnam pakai, beberapa negara di Timur Tengah juga memakai [NC-212i]. Tentu kita berharap PT DI produksinya akan bisa lebih banyak,” kata Prabowo.
PTDI akan produksi (pesawat jenis) N-219, termasuk yang amfibi, kemudian CN-235, minatnya sangat besar. Begitu banyak menteri pertahanan datang ke saya telepon bertanya, ingin CN-235.
Selain CN-212i, Prabowo mengatakan, Indonesia melalui PT DI juga memproduksi sejumlah jenis alutsista seperti pesawat N-219 dan CN-235 yang disebut Prabowo juga diminati banyak negara.
”PT DI akan produksi (pesawat jenis) N-219, termasuk yang amfibi, kemudian CN-235, minatnya sangat besar. Begitu banyak menteri pertahanan datang ke saya telepon bertanya, ingin CN-235,” ujar Prabowo.
Adapun lima pesawat CN-212i tersebut akan memperkuat Skuadron Udara 4, Wing Udara 2 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur. Prabowo meminta personel matra udara untuk meningkatkan kemampuan dan menjaga alutsista tersebut dengan baik.
Para pilot Skuadron Udara 4 mengatakan, pesawat ini lebih canggih dan mudah digunakan. Hal ini disampaikan Letnan Satu Pnb Arya Mahendra yang sudah 500 jam terbang, Lettu Pnb Lucky Napitupulu, dan Letnan Dua Pnb Rizqi Nurhafidah. Arya mengatakan, pesawat-pesawat ini sangat berguna bagi operasionalisasi Skuadron Udara 4. ”Saya bangga. Tidak kalah dari negara-negara lain. Semoga nanti PT DI bisa bikin pesawat-pesawat canggih,” kata Rizqi.