Kala Presiden Gencarkan Kembali Menanam Pohon dengan Bodhi
Presiden Jokowi menanam pohon bodhi di Embung Anak Munting, NTT, sebagai gerakan menanam pohon dalam menghadapi perubahan iklim. Penanaman di musim hujan adalah langkah yang tepat.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·5 menit baca
Menutup rangkaian kunjungan kerjanya di Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Selasa (5/12/2023), Presiden Joko Widodo menanam pohon bersama masyarakat dan pelajar di Embung Anak Munting. Pohon yang ditanam oleh Presiden Jokowi kali ini cukup istimewa, yaitu pohon bodhi yang sudah berukuran lumayan besar.
Laman kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mendeskripsikan pohon bodhi sebagai pohon bernama ilmiah Ficus religiosa dengan nama famili Moraceae. Pohon bodhi disebut amat erat dengan kepercayaan agama Buddha karena kerap dijuluki sebagai ”pohon pencerahan”. Guru rohani agama Buddha, Siddhartha Gautama, mendapatkan pencerahan saat bersemedi di bawah pohon bodhi.
Hingga kini pohon bodhi kerap ditanam di dekat wihara. Salah satu pohon bodhi tertua dan sohor dengan sebutan “Mahabhodi” yang berada di kota Bohdgaya, Negara Bagian Bihar, India. Ciri pohon bodhi adalah daunnya yang berbentuk hati. Tanamannya bertajuk lebar membulat dan dihiasi akar tunjang sehingga terlihat kokoh.
Tajuk tanaman yang lebar dan percabangan yang banyak amat memungkinkan menjadikannya sebagai tanaman peneduh. Pohon bodhi inilah yang kemudian ditanam Presiden Jokowi. Lepas dari pemaknaan spiritual tentang kehadiran pohon bodhi, Presiden Jokowi punya alasan sendiri ketika menanam pohon itu.
Pohon bodhi ditanam sebagai bagian dari gerakan menanam pohon yang mulai kembali digencarkan memasuki musim hujan. ”Tanaman yang ditanam juga tanaman yang banyak, tanaman endemik, seperti tadi munting, bodhi, tabebuya, ada mulih, ada ketapang,” tuturnya.
Turut mendampingi Presiden dalam kegiatan tersebut yakni Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Penjabat Gubernur NTT Ayodhia Kalake, dan Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi.
Pengamat dan praktisi hutan kota, Ismayadi Samsoedin, menegaskan bahwa upaya pemerintah untuk menggalakkan penanaman pada saat musim hujan adalah langkah yang tepat. Pemilihan jenis pohon sebaiknya sesuai dengan pohon lokal yang banyak tumbuh di daerah tersebut.
Upaya pemerintah untuk menggalakkan penanaman pada saat musim hujan adalah langkah yang tepat. (Ismayadi Samsoedin)
Jenis-jenis pohon lokal ini memiliki keunggulan karena sudah teruji dan memiliki daya adaptasi yang tinggi. Beberapa pohon lokal di NTT, misalnya pohon asam jawa, bisa menjadi pilihan. Sepanjang perjalanan dari bandara ke Kupang, pohon asam jawa tampak tumbuh subur di antara bebatuan yang kering.
”Pemilihan jenis pohon bodhi bisa saja dipilih karena, misalnya, di lokasi tanam banyak pemeluk yang beragama Buddha. Asumsi saya, bodhi dipilih karena memiliki nilai spiritual dan mungkin cocok ditanam di sana,” ujar Ismayadi.
Pohon bodhi sendiri berasal dari India dan sekitarnya dan bukan asli Indonesia. ”Walaupun memiliki kerabat yang banyak di Indonesia, pohon bodhi ini termasuk ke dalam keluarga beringin-beringinan,” ujar Ismayadi.
Perubahan iklim
Pohon lokal yang masuk ke dalam kriteria jenis yang memiliki kapasitas tumbuh hijau secara relatif cepat dengan biomassa yang tinggi dinilai cocok untuk gerakan tanam bersama. Pohon jenis ini efektif dalam menghadapi perubahan iklim.
Dari pengalaman Ismayadi menanam pohon skala besar di beberapa tempat, seperti di Bitung, Banten, dan Karawang Barat, Jawa Barat, persiapan penanaman, seperti pembuatan lubang dan pupuk organik kompos, menjadi penting.
Pupuk kompos yang terdiri dari daun yang telah terdekomposisi dan KOHE atau kotoran hewan yang sudah matang, misalnya, sebaiknya sudah disiapkan dua bulan sebelum masa tanam. ”Dengan demikian, kita bisa mengirit waktu dengan langsung menanam pada saat musim hujan tiba,” ujarnya.
Jenis tanaman yang ditanam Presiden bersama masyarakat di NTT kali ini sangat beragam, baik tanaman estetika maupun non-estetika. Presiden menilai hal ini merupakan bentuk tindakan nyata Indonesia untuk menghadapi perubahan iklim yang terjadi.
”Kita ingin menggerakkan penghijauan. Penanaman pohon-pohon agar berkaitan dengan perubahan iklim itu betul-betul kita nyata bertindak,” kata Presiden.
Penanaman di NTT menjadi yang kedua di tahun ini. Sebelumnya Presiden Jokowi menanam pohon pulai di Gerakan Tanam Pohon Bersama yang digelar di Hutan Kota Jakarta Industrial Estate Pulogadung, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (29/11/2023). Gerakan tanam pohon bersama dilakukan dalam rangka mengantisipasi perubahan iklim dan pemanasan global.
Kali ini, penanaman pohon dilakukan oleh Presiden Jokowi bersama masyarakat dan pelajar di Embung Anak Munting. Presiden pun menyampaikan bahwa kegiatan penanaman pohon tersebut sudah dilaksanakan secara bertahap di sejumlah daerah.
Lebih lanjut, Presiden menuturkan bahwa saat ini telah tersebar sejumlah pusat persemaian di Tanah Air yang mampu memproduksi bibit-bibit pohon. Presiden memberikan contoh seperti Persemaian Rumpin yang dapat memproduksi 6 juta bibit, Persemaian Labuan Bajo 5 juta bibit, Persemaian Mangrove Bali 6 juta bibit, hingga Persemaian Mentawir 15 juta bibit.
”Kalau sudah membuat bibitnya, kan, harus ditanam terus, ditanam terus sehingga betul-betul negara kita akan hijau, lebih hijau dan menjadi paru-paru dunia,” ujarnya.
Di Kota Kupang, dalam perjalanan menuju hotel, Presiden disambut meriah oleh masyarakat yang telah menunggu kehadirannya di pinggir jalan.
Tepi pantai
Seusai menanam pohon, Presiden Jokowi bertolak menuju Kota Kupang untuk melanjutkan rangkaian kunjungan kerjanya di NTT. Di Kota Kupang, dalam perjalanan menuju hotel, Presiden disambut meriah oleh masyarakat yang telah menunggu kehadirannya di pinggir jalan.
Melihat hal tersebut, sekitar pukul 17.20 Wita, Presiden Jokowi tidak langsung memasuki hotel tempatnya bermalam. Presiden lantas berjalan kaki menghampiri kerumunan masyarakat yang memanggilnya. ”Pak Jokowi, Pak Presiden,” teriak masyarakat ramai dari kejauhan.
Masyarakat Kota Kupang yang saat itu sedang memenuhi kawasan Pantai Kelapa Lima pun sontak bergerak mendekati Presiden Jokowi. Sambil berjalan, Presiden Jokowi pun menyapa para masyarakat dan beberapa kali menerima ajakan swafoto dari mereka.
Selain itu, ditemani oleh Penjabat Gubernur NTT Ayodhia Kalake dan Penjabat Wali Kota Kupang Fahrensy P Funay, Presiden berjalan menuju ke tepi pantai untuk melihat situasi kawasan Pantai Kelapa Lima yang pada 2022 telah diresmikan secara langsung oleh Presiden.
Warga bertemu Presiden
Di tengah suasana sore yang cerah, Presiden melihat secara menyeluruh kawasan tersebut dari tepi pantai. Masyarakat yang ada di sana pun bahagia dapat melihat dan bertemu langsung dengan Presiden. ”Senang sekali, sebenarnya sudah pertemuan ketiga, tetapi sedekat ini baru sekarang. Sangat, sangat senang, sangat bahagia,” ujar Mea, warga asli Kupang.
Mea menilai kawasan Pantai Kelapa Lima saat ini semakin ramai dan menjadi salah satu tempat hiburan baru bagi masyarakat Kota Kupang. ”Masyarakat ya semakin banyak penghasilan dari sini, di sini jadi buka tempat hiburan yang baru,” tuturnya.
Daniel, siswa kelas 5 sekolah dasar yang saat itu tengah bermain di kawasan Pantai Kepala Lima mengaku sangat senang karena upayanya mengejar Presiden Jokowi akhirnya bisa terbalaskan. ”Saya kejar dari situ, sampai ke situ saya mau kejar langsung naik. Saya lari panggil-panggil Pak Presiden,” ceritanya.