Wapres: Laju Ekonomi Syariah Seimbangkan Multikrisis Dunia
Pada pembukaan GMBF, Wapres Amin mengatakan multi krisis dunia hanya bisa diseimbangkan dengan prinsip ekonomi syariah.
Oleh
SUHARTONO
·5 menit baca
KUCHING, KOMPAS – Wakil Presiden Ma’rufAmin menyatakan, dunia yang saat ini tengah menghadapi multikrisis, di antaranya mulai dari degradasi lingkungan, kerentanan pangan, penyakit, dan berbagai konflik, hanya bisa diseimbangkan dan dicari jalan keluarnya dengan prinsip ekonomi syariah. Prinsip itu tak hanya mengedepankan keadilan, inklusi, universal, kemakmuran, tetapi juga menjaga keberlangsungan lingkungan.
“Multikrisis itu, semuanya berdampak pada kemanusiaan, ketidakstabilan dan perlambatan ekonomi. Kemiskinan, perubahan iklim, dan gelombang pengungsian juga menimbulkan ancaman bagi masa depan umat manusia. Masyarakat global harus memiliki komitmen bersama untuk mengatasi persoalan ini. Belum lagi persaingan global dan sistem ekonomi kapitalisme yang semakin kuat memberikan kemajuan ekonomi pada satu pihak, tetapi memunculkan ketimpangan bagi kelompok lainnya,” ujar Wapres saat berpidato mewakili Presiden Joko Widodo, dalam pembukaan dan gala dinner Global Muslim Business Forum (GMBF) di Kuching, Sarawak, Malaysia, Selasa (28/11/2023) malam.
Ke depan, ujar Wapres, untuk mampu menyelamatkan bumi dari kerusakan dan ancaman perubahan iklim serta menjaga keseimbangan bumi, GMBF harus berani melakukan transformasi ekonomi ke arah terwujudnya sistem produksi dan konsumsi yang seimbang dan bertanggung jawab.
“Gunakan sumber daya secara layak dan tidak berlebihan. Prinsip inilah yang juga menjadikan ekonomi Islam sangat selaras dengan upaya pengembangan ekonomi hijau”
“Gunakan sumber daya secara layak dan tidak berlebihan. Prinsip inilah yang juga menjadikan ekonomi Islam sangat selaras dengan upaya pengembangan ekonomi hijau,” tandasnya.
Menurut Wapres, ekonomi dan keuangan syariah adalah peluang pertumbuhan ekonomi baru. Hal itu karena jumlah muslim global dan belanja masyarakat Muslim terus meningkat. Namun, laju perkembangan ekonomi dan keuangan syariah membutuhkan dukungan kuat dari ulama dan negara.
“Banyak negara telah menangkap peluang ini dan mendorong investasi pada kegiatan-kegiatan ekonomi yang berbasis syariah,” tambah Wapres di acara yang dibuka oleh Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di Borneo Convention Centre, Sarawak.
Sementara, Anwar Ibrahim saat berpidato mendukung apa yang disampaikan Wapres Amin. Menurut dia, negara-negara Muslim harus membebaskan diri dari isolasi dan memanfaatkan peluang untuk bekerja sama, terutama jika mereka bertetangga, daripada bersaing.
“Kami beruntung di Malaysia karena kami memiliki negara tetangga, seperti Indonesia, yang telah mengambil posisi untuk berkolaborasi dan saling melengkapi, dan belum tentu bersaing secara agresif,” ujar Anwar.
Acara yang mengambil tema, “Innovation and Transformation in Islamic Economy”, dihadiri juga oleh Premier atau Gubernur Sarawak Abdul Rahman Zohari Bin Tun Abang Haji Openg, Presiden GMBF 2023 Mohamed Iqbal Rawter, dan ketua panitia penyelenggara GMBF 2023 Haji Awang Tengah Bin Ali Hasan. GMBF 2023 dihadiri oleh sejumlah pengusaha dari 37 negara-negara di antaranya Asia, Afrika, Eropa dan Timur Tengah.
Sementara, Wapres didampingi antara lain oleh Duta Besar Malaysia untuk RI Indera Hermono, Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Juru Bicara Wapres, yang juga Staf Khusus Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi.
“Kami beruntung di Malaysia karena kami memiliki negara tetangga, seperti Indonesia, yang telah mengambil posisi untuk berkolaborasi dan saling melengkapi, dan belum tentu bersaing secara agresif”
Wapres kemudian memberi contoh laku ekonomi syariah di Indonesia. “Di Indonesia, Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) memegang peran kunci memastikan seluruh aktivitas perekonomian dan keuangan dilaksanakan sesuai tuntunan syariat Islam. DSN-MUI memiliki seperangkat metodologi penerapan fatwa (manhajul ifta’) yang digunakan dalam merespons isu dan persoalan, serta memberikan solusi yang dibutuhkan. Penguatan Sumber Daya Manusia DSN-MUI menjadi perhatian, agar kompetensinya berkembang sejalan dengan tuntutan peran,” jelas Wapres.
Dampak nyata
Pengalaman Indonesia, tambah Wapres, menunjukkan laju perkembangan ekonomi dan keuangan syariah menjadi semakin cepat dan berdampak nyata bagi rakyat. Asalkan, ada komitmen kuat pemimpin negara dan daerah. “Komitmen ini terwujud melalui pembentukan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah atau KNEKS, yang dipimpin langsung Presiden. Untuk memperluas jangkauan KNEKS di seluruh daerah Indonesia yang tersebar luas, kami membentuk Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah atau KDEKS yang dipimpin oleh Kepala Daerah,” kata Wapres.
Selain itu, pemerintah Indonesia juga melakukan penguatan regulasi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, antara lain di sektor jaminan produk halal dan perbankan syariah. Keseriusan Pemerintah Indonesia juga diwujudkan dengan memasukkan tema dan program ekonomi syariah dalam dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah dan jangka panjang.
Tiga ajakan
Lebih jauh, sebagai bagian dari ikhtiar pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di tataran global, pada pertemuan yang penting ini, Wapres ingin menyampaikan tiga ajakan. “Selain, saya mengajak seluruh pemimpin yang hadir pada forum ini untuk memperluas dan memperkuat kerja sama dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, kita mesti merangkul lebih banyak negara, dan mengedepankan prinsip kemitraan yang setara, inklusif dan saling menguntungkan, dengan perencanaan dan implementasi yang efektif dan efisien,” paparnya.
Di tengah semakin terpolarisasinya dunia, bisnis halal harus mampu mempersatukan negara-negara Muslim dalam aktivitas ekonomi dan perdagangan yang mampu menjawab beragam tantangan global dan meningkatkan kemakmuran umat Islam di berbagai penjuru dunia.
“Saya mengajak negara-negara muslim untuk menyatukan visi dan misi terkait arah pengembangan industri halal global ke depan. Fokus diperlukan pada peningkatan investasi bersama, dan pembangunan ekosistem halal hub terintegrasi di berbagai kawasan. Tujuannya, guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan. Saya berharap kawasan ASEAN dapat menjadi pelopornya,” ujarnya.
“Saya mengajak negara-negara muslim untuk menyatukan visi dan misi terkait arah pengembangan industri halal global ke depan.
Selain itu, penting dilakukannya harmonisasi standardisasi halal bertaraf internasional yang mampu menghilangkan hambatan perdagangan dan meningkatkan perdagangan produk halal antar-negara.
“Saya menyambut baik dengan ditandatanganinya kerja sama saling pengakuan atas sertifikasi halal untuk produk domestik antara Indonesia dengan Malaysia pada bulan Juni lalu,” ungkapnya.
Wapres menegaskan, saatnya sekarang memaksimalkan peran negara-negara Islam (OKI), Islamic Development Bank (IDB) dan berbagai lembaga internasional Islam lain agar selaras dengan organisasi internasional atau forum internasional lainnya untuk perkuat kerja sama guna kepentingan ekonomi syariah di masa depan,” katanya lagi.
Ajakan kedua Wapres, yaitu pemanfaatan teknologi digital dan inovasi digital dalam pengembangan ekonomi syariah mesti diperluas. Pengembangan teknologi dan inovasi digital terbaru dan modern mampu mentransformasi aktivitas ekonomi syariah sehingga lebih efektif, efisien, resilien dan produktif.
“Pemanfaatan teknologi juga akan memperluas jangkauan produk dan jasa halal. Teknologi dan inovasi digital juga mendorong terwujudnya peningkatan konektivitas. Ini akan memberikan kemudahan, akses, dan pertukaran informasi serta pengetahuan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah,”tuturnya.
Ketiga, lanjut Wapres, bangun dan tingkatkan kontribusi ekonomi syariah sebagai penyokong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
“Kita juga perlu mendukung konsep ekonomi sirkular yang akan mengarahkan kegiatan ekonomi syariah tak bergerak secara linear, melainkan juga mampu menciptakan rantai nilai yang bebas limbah. Bahkan, bisa meregenerasi sampah menjadi produk baru, yang ditunjang energi terbarukan. Karena itu, mampu memitigasi kerusakan lingkungan, “ jelas Wapres lebih lanjut.