Konflik Global Kian Marak, Wapres: Kita Jangan Kehilangan Harapan
Dalam dialog antarbudaya dan agama di Bratislava, Slovakia, Wapres Ma’ruf Amin meminta segenap pihak tak kehilangan harapan pada perdamaian dunia. Masyarakat di berbagai penjuru dunia berpihak pada perdamaian.
Oleh
SUHARTONO DARI BRATISLAVA,SLOVAKIA
·3 menit baca
BRATISLAVA, KOMPAS — Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyatakan keprihatinannya atas perdamaian dunia yang saat ini tengah mendapatkan ujian berat. Bahkan jika mengacu pada Indeks Perdamaian Global 2023, konflik global semakin marak. Tahun 2008, ada 58 negara yang terlibat dalam konflik eksternal. Saat ini, meningkat menjadi 91 negara.
Konsekuensinya, angka kematian akibat konflik global meningkat, termasuk korban sipil yang tidak bersalah, perempuan dan anak-anak. Belum lagi dampak kerugian ekonomi mencapai hingga 17,5 triliun dollar AS pada 2022 atau setara dengan 13 persen dari produk domestik bruto (GDP) global.
”Ini menjadi bukti bahwa peperangan dan konflik hanya akan menciptakan penderitaan dan kemunduran,” ujar Wapres Amin saat memberi pengantar dalam Dialog Antar Budaya dan Agama yang diadakan Kedutaan Besar RI di Bratislava, Slovakia, Senin (27/11/2023).
Hadir dalam acara itu, Uskup Agung Slovakia Nunsiatur Apostolik Vatican II Stanislav Zvolensky, Ketua Uskup di Slovakia Bernard Bober, dan Duta Besar Vatikan Nicola Girasoli, selain juga Duta Besar RI untuk Republik Slovakia Pribadi Sutiono dan duta besar dan perwakilan negara sahabat; serta para akademisi. Wapres hadir didampingi jajarannya.
Menurut Wapres, konflik-konflik kekerasan yang terjadi kerap kali mengatasnamakan agama dan kepercayaan.
”Saya yakin para pemimpin agama yang hadir di sini memiliki pandangan yang sama bahwa kekerasan berbasis agama dan kepercayaan apa pun tidak dapat diterima. Namun, kita tidak boleh kehilangan harapan. Lewat perkembangan teknologi, kita dapat menyaksikan bagaimana rakyat dari berbagai penjuru dunia berpihak pada perdamaian dan menyuarakan penolakan atas tragedi kemanusiaan. Intinya, umat manusia menginginkan perdamaian,” tandas Wapres.
Ini menjadi bukti bahwa peperangan dan konflik hanya akan menciptakan penderitaan dan kemunduran.
Karena itu, harap Wapres, para pemimpin dunia, pemuka agama, kelompok intelektual dan kelompok masyarakat sipil, mesti bekerja sama dan melakukan upaya terbaik dalam mewujudkan perdamaian dan mengurangi konflik di dunia.
”Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh para tokoh agama dan kaum intelektual dalam mewujudkan dunia yang damai dan sejahtera adalah dengan melaksanakan dialog lintas agama,” kata Wapres Amin.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh para tokoh agama dan kaum intelektual dalam mewujudkan dunia yang damai dan sejahtera adalah dengan melaksanakan dialog lintas agama.
Salah satu penanya, yaitu Mohamad Safwan Hasna, Direktur Yayasan Islami Slovakia, mengaku kecewa dengan belum diizinkannya mendirikan masjid di Slovakia. ”Bagaimana Bapak dapat memberikan izin untuk mendirikan masjid di Slovakia agar kami Muslim dapat beribadah di Slovakia,” ujar Hasna.
Namun, Stanislav Zvolensky mengatakan, Gereja tidak berwenang memberikan izin pembangunan gereja. ”Yang berwenang memberikan izin adalah Parlemen. Kewenangan kami tidak sampai ke situ,” ujarnya.
Pertukaran dan saling kunjung
Lebih jauh Wapres menyatakan, dengan mengutip pendapat filsuf Jerman, Hans Küng, dinyatakan, ”tidak ada perdamaian antara bangsa-bangsa tanpa perdamaian antarpemeluk agama. Tidak ada perdamaian antaragama tanpa dialog lintas agama. Tidak ada dialog lintas agama tanpa investigasi terhadap fondasi agama-agama”.
Untuk itu, Wapres menyerukan agar para pemuka agama di dunia untuk memperkuat kerja sama dalam pencarian solusi damai atas konflik di dunia, termasuk yang bersumber atau yang dilatarbelakangi agama.
Dialog lintas pemeluk agama merupakan panggilan penting kemanusiaan, sebagai upaya memenuhi kebutuhan dasar manusia yang menginginkan hidup damai, aman, dan sejahtera, terlepas dari keyakinan dan agamanya.
”Kedua, kita harus memperkuat moderasi dan toleransi. Solusi manajemen moderasi beragama merupakan instrumen penting dalam mencegah konflik, membangun konsensus, dan menjaga persatuan dan kesatuan sehinggaterwujud tatanan dunia yang damai,” tuturnya.
Saya yakin, ada banyak gagasan dan pengalaman yang dapat dibagi antara Indonesia dan Slovakia dalam rangka memperkuat moderasi dan toleransi antara umat manusia di dunia.
Ketiga, tambah Wapres, untuk menguatkan pemahaman budaya dan pemahaman lintas agama, perlu dibentuk platform kerja sama antara Indonesia dan Slovakia, antara lain, berupa pertukaran saling kunjung pemimpin agama Indonesia dan Slovakia. ”Saya yakin ada banyak gagasan dan pengalaman yang dapat dibagi antara Indonesia dan Slovakia dalam rangka memperkuat moderasi dan toleransi antara umat manusia di dunia,” tandasnya.
Menurut Stanislav Zvolensky, Gereja terbuka dengan dialog karena pada dasarnya manusia diminta Tuhan untuk saling berdialog terbuka mewujudkan perdamaian.
Sementara Nicola Girasoli memuji Pancasila sebagai perekat keanekaragaman suku, agama, dan ras di Indonesia. ”Umat beragama tidak boleh bersaing, tetapi bekerja sama dan saling berbagi untuk mempersatukan kita,” katanya.