Menteri Ikut Pemilu, Wapres Ikut Kawal dan Awasi Kinerja Kabinet
Agar Kabinet Indonesia Maju berjalan dan efektif, Wakil Presiden Ma’ruf Amin akan membantu mengawasi kinerja menteri.
Oleh
SUHARTONO
·2 menit baca
ATHENA, KOMPAS — Soliditas kabinet menyelesaikan satu tahun terakhir masa tugas tidak boleh ditinggalkan meski sebagian menteri kabinet ikut dalam pemilu sebagai calon presiden dan calon wakil presiden atau calon anggota legislatif serta tim sukses capres dan cawapres. Agar kerja dan kerja Kabinet Indonesia Maju terus berjalan dan efektif, Wakil Presiden Ma’ruf Amin akan ikut membantu mengawasi dan mengawal kinerja para menteri.
”Saya tentu akan terus mengawal itu, mengawasi, dan saya akan terus mendorong [mereka agar] terus bekerja sebagaimana biasa,” ujar Wapres Amin saat ditanya pers di sela-sela kunjungan luar negerinya di Hotel Grande Bretagne, Athena, Yunani, Kamis (23/11/2023) sore waktu setempat.
Sebelumnya, Wapres dimintai tanggapannya menyusul sebagian besar anggota kabinet merangkap sebagai peserta Pemilu 2024. Sebagai pembantu Presiden Joko Widodo, Wapres pasti akan terus mengawasi kinerja para menteri yang terlibat dengan kegiatan politik praktis.
Menurut Wapres, hal itu dilakukan sebagai upaya untuk mencegah para menteri yang ikut berpolitik mengabaikan tugas negara yang diembankan kepadanya. Apalagi, masa pemerintahan akan berakhir pada 20 Oktober 2024.
”Tentu, karena masalah pemilihan presiden dan wapres (pilpres), pelayanan masyarakat tidak boleh berkurang walau kita menghadapi pemilihan anggota legislatif (pileg), pilpres, dan lain-lainnya,” ujar Wapres Amin.
Tentu, karena masalah pemilihan presiden dan wapres (pilpres), pelayanan masyarakat tidak boleh berkurang walau kita menghadapi pemilihan anggota legislatif (pileg), pilpres, dan lain-lainnya.
Tak patuh bisa terganggu
Saat ditanya mengenai para menteri yang memiliki pilihan politik berbeda dalam soliditas kabinet sehingga memengaruhi kinerjanya, Wapres menyatakan bahwa perbedaan pilihan politik bisa saja mengganggu soliditas dan sinergitas kerja kabinet, serta dapat menghambat program-program pemerintah.
Kalau bisa memosisikan diri dengan tepat, kapan dia harus mendukung calonnya, kapan dia harus bekerja. Kan, ada aturan-aturannya.
Meski demikian, jika para menteri tetap patuh terhadap aturan yang ada, maka kegiatan politik mereka tidak akan mengganggu kinerjanya. Demikian pula sebaliknya jika mereka tetap optimal bekerja, hasil kerja kabinet akan segera terwujud.”Kalau bisa memosisikan diri dengan tepat, kapan dia harus mendukung calonnya, kapan dia harus bekerja. Kan, ada aturan-aturannya. Lalu. aturan itu ditepati, tetapi bisa juga tidak terganggu (kinerjanya),” kata Wapres.
”Karena itu, tergantung para menteri nantinya akan melakukan, menggunakan kesempatannya yang ada [atau tidak] untuk bekerja optimal,” ucapnya.
Susah berkonsentrasi
Sementara itu, sejumlah sumber di lingkungan Istana Kepresidenan memastikan bahwa meski sebagian menteri menjadi peserta pemilu, caleg dan tim sukses tiap-tiap kandidat, mereka tetap bisa bekerja dan roda pemerintahan tetap terus berputar.
Sejauh yang saya lihat, kabinet berjalan seperti biasa. Rapat terbatas kerap digelar dan para menteri terkait itu tetap bisa bekerja dengan baik dan hadir dalam undangan Presiden dan Wapres.
”Sejauh yang saya lihat, kabinet berjalan seperti biasa. Rapat terbatas kerap digelar dan para menteri terkait itu tetap bisa bekerja dengan baik serta hadir dalam undangan Presiden dan Wapres,” ujar seorang pejabat yang berkantor di gedung utama Sekretariat Negara, belum lama ini.
Namun, seorang pejabat lainnya di Sekretariat Negara agak meragukan. ”Susah konsentrasinya antara mengurus pemilu dengan tugas dan tanggung jawabnya. Pikiran sejumlah pejabat tentu sudah bercabang-cabang dan tidak lagi fokus. Nanti lihat saja ujung dari pemerintahan ini, berjalan atau tidak,” tuturnya.
Ia menambahkan, sejak Oktober lalu, sejumlah menteri sudah aktif berkampanye dan ikut mengurus dalam tim kemenangan Presiden.