TNI AU Bentuk Tim Investigasi Penyebab Jatuhnya Dua Pesawat Super Tucano
TNI AU membentuk tim investigasi penyebab kecelakaan dua pesawat EMB 314 Super Tucano di Pasuruan. Tim akan memeriksa kondisi pesawat pascakecelakaan dan melakukan investigasi menyeluruh sesuai dengan faktor penyebab kecelakaan.
Oleh
NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — TNI Angkatan Udara akan membentuk tim investigasi untuk mencari penyebab terjadinya kecelakaan dua pesawat EMB 314 Super Tucano yang jatuh di wilayah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Tim tersebut akan memeriksa seluruh faktor penyebab kecelakaan, termasuk memeriksa langsung kondisi pesawat pasca-kecelakaan.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama R Agung Sasongkojati, dalam keterangan tertulis, menyampaikan, tim investigasi tersebut dibentuk oleh Pusat Kelaikudaraan Dan Keselamatan Terbang dan Kerja (Puslaiklambangja) TNI AU. Tim tersebut akan melakukan investigasi menyeluruh dengan melihat faktor penyebab kecelakaan yang disebut dengan istilah 5M, yakni man, machine, medium, mission and management.
Menurut Agung, tim investigasi tersebut akan memeriksa secara langsung kondisi pesawat setelah kecelakaan terjadi di lokasi kejadian.
Menurut Agung, tim investigasi tersebut akan memeriksa secara langsung kondisi pesawat setelah kecelakaan terjadi di lokasi kejadian. Tim juga akan mendalami prosedur yang dijalani pesawat EMB 314 Super Tucano tersebut, antara lain, terkait kondisi cuaca pada saat kejadian, melakukan pemeriksaan terhadap seluruh personel yang terlibat dalam penerbangan, dan mendalami berbagai kemungkinan lainnya.
Tim tersebut juga akan memeriksa flight data recorder pesawat yang merekam data penerbangan, data mesin, data komunikasi penerbang dan video penerbangan sampai detik terakhir berfungsi. ”Semoga investigasi berjalan lancar agar kita semua bisa mencegah hal yang sama terulang,” kata Agung.
Kedua pesawat EMB 314 Super Tucano dari Skuadron Udara Abdulrachman Saleh, Malang, tersebut jatuh di Watu Gedek, yang masuk di wilayah Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, Pasuruan. Kecelakaan terjadi di lahan kentang sekitar pukul 11.30-12.00. Watu Gedek merupakan daerah perbukitan di kaki Gunung Bromo dengan elevasi sekitar 1.500 meter di atas permukaan laut. (Kompas, 17 November 2023).
Camat Puspo Edi Santoso mengungkapkan, kedua pesawat itu jatuh di lahan kentang. Saat ditemukan, kondisi kedua pesawat itu hancur. Terdapat potongan-potongan badan pesawat di lahan itu. ”Kejadian pukul 11.30-12.00. Saat peristiwa terjadi tidak ada orang di lahan itu,” ujarnya.
Kedua pesawat tersebut telah menjalani berbagai misi operasi dan latihan.
Menurut Agung, pesawat EMB 314 Super Tucano merupakan pesawat latih lanjut yang berkemampuan counter insurgency (COIN) atau pesawat anti-perang gerilya. Pesawat tersebut diproduksi Embraer Brazil bermesin Pratt & Whitney Canada PT6A-68C turboprop. Pesawat tersebut mampu terbang dengan kecepatan maksimum 590 kilometer per jam dengan ketinggian 35.000 kaki.
Pesawat EMB 314 Super Tucanobernomor ekor TT-3103 mulai memperkuat Skadron Udara 21 pada 2 Februari 2012, sedangkan TT-3111 pada 23 November 2015. Kedua pesawat tersebut telah menjalani berbagai misi operasi dan latihan.
”Kedua pesawat ini dalam kondisi yang layak terbang dan usia pakai yang relatif muda, yakni 11 tahun dan 8 tahun,” kata Agung.