TNI Mutasi Jajaran Intelijen dan Perwira yang Pernah Bertugas di Sekitar Jokowi
Mutasi terhadap beberapa perwira yang pernah bertugas di sekeliling Presiden Joko Widodo dinilai analis pertahanan menunjukkan TNI belum profesional.
Oleh
EDNA CAROLINE PATTISINA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mutasi terbaru di tubuh Tentara Nasional Indonesia atau TNI menunjukkan perubahan signifikan dalam jajaran intelijen. Namun, Markas Besar TNI menegaskan bahwa mutasi di tubuh TNI itu merupakan sesuatu yang rutin dan menjadi bagian dari kaderisasi.
Dalam Surat Keputusan Panglima TNI Nomor 1286 tanggal 9 November 2023, ada 105 perwira yang dimutasi dari TNI AD, AL, dan AU, di antaranya Letnan Jenderal Nyoman Cantiasa menjadi Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (Waka BIN) dan Asisten Intelijen (Asintel) Panglima TNI Mayor Jenderal (Mayjen) Sonny Aprianto digantikan oleh Mayjen Djaka Budhi Utama.
Sementara itu, Komandan Satuan Intelijen Badan Analisis Intelijen Strategis (BAIS) TNI, yang semula dipegang oleh Brigadir Jenderal (Brigjen) Bosco Haryo Yunanto, dijabat oleh Kolonel Bambang Herqutanto yang sebelumnya Perwira Bantuan (Paban) III Asisten Intelijen TNI.
Komandan Pusat Intelijen TNI AD Brigjen Rudy Rachmat Nugraha dimutasi menjadi Staf Ahli Panglima TNI Bidang Komunikasi Sosial, digantikan oleh Brigjen Dian Hardiana yang sebelumnya adalah Wakil Asisten Intelijen Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Waasintel KSAD) Bidang Pembinaan Intelijen. Seorang perwira tinggi di jajaran intelijen menganggap mutasi-mutasi ini sesuai dengan latar calon Panglima TNI yang baru.
Namun, Alman Helvas Ali dari Semar Sentinel, Sabtu (11/11/2023), menilai tidak ada pola khusus dalam pergantian jajaran intelijen. ”Memang ada mutasi-mutasi di intelijen. Tetapi, seperti Waka BIN yang sudah lama pensiun dari TNI aktif memang seharusnya sesuai kebiasaan akan diganti,” katanya.
Alman justru menyoroti mutasi yang dialami beberapa orang dekat Joko Widodo. Ia menilai, mutasi terhadap beberapa orang yang dekat dengan Joko Widodo menunjukkan bahwa TNI belum profesional.
Alman mencatat beberapa nama yang dimutasi, seperti Panglima Komando Operasi Udara (Pangkoopud) I Marsekal Pertama (Marsma) Muhamad Nurdin adalah ajudan Joko Widodo tahun 2017-2018. Demikian juga Mayjen Rudy Saladin yang menjadi ajudan Jokowi 2019-2021 menjadi Sekretaris Militer Presiden (Sesmilpres) menggantikan Laksamana Muda Hersan yang menjadi Panglima Komando Armada III. Hersan juga pernah menjadi ajudan Joko Widodo pada tahun 2014-2016.
Hal ini masih seirama dengan pengangkatan KSAD Agus Subiyanto menjadi calon tunggal Panglima TNI yang kemungkinan akan dilantik akhir bulan November ini. Agus adalah Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) Surakarta pada tahun 2009-2011 ketika Joko Widodo menjadi Wali Kota Surakarta. Agus kemudian menjadi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) 2020-2021, lalu menjadi Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) Siliwangi, Wakil KSAD, dan KSAD pada 25 Oktober 2023. Agus akan menggantikan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono yang akan pensiun akhir November 2023.
Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda Julius Widjojono ketika dikonfirmasi, Sabtu (11/11/2023), mengatakan, rangkaian mutasi tersebut bersifat rutin. Ini mutasi rutin sebagai bagian dari kaderisasi dan dinamika organisasi sesuai tugas pokok TNI. ”Sesuai yang disampaikan berulang kali oleh Panglima, TNI selalu netral dan tidak berpolitik praktis,” kata Julius.
Selain itu, ada beberapa jabatan yang dimutasi, seperti Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Sri Mulyono Herlambang, Palembang, dari Marsekal Pertama (Marsma) Muhammad Mujib kepada Marsekal Pertama Ramot Sinaga; Danlanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, kini dijabat Ferry Yunaldi; dan Danlanud El Tari, Kupang, Marsma Aldin Petrus Mongan digantikan oleh Marsma Djoko Hadipurwanto.
Sementara itu, Komandan Komando Resor Militer (Danrem) Jakarta Timur Brigjen Yustinus Nono Yulianto digantikan Kolonel Riyanto, Laksamana Muda Rachmad Jayadi dari Pangkoarmada II menjadi Asisten Operasi Panglima TNI, Laksda Edwin dari Panglima Komando Lintas Laut Militer (Pangkolinlamil) menjadi Asisten Perencanaan dan Anggaran Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Asrena KSAL), sementara jabatan Pangkolinlamil diduduki Laksamana Pertama Hudiarto. Laksamana Muda Budi Purwanto menjadi Komandan Pusat Hidro-Oseanografi Angkatan Laut (Pushidrosal), sementara Arif Rahman menjadi Wakil KSAD.