Keberadaan tokoh-tokoh yang memiliki tingkat elektabilitas tinggi dipandang penting untuk mengerek perolehan suara.
Oleh
KURNIA YUNITA RAHAYU, NIKOLAUS HARBOWO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden terus menggalang dukungan dari figur publik melalui perekrutan ke tim pemenangan masing-masing. Keberadaan tokoh-tokoh yang memiliki tingkat elektabilitas tinggi dipandang penting untuk mengerek perolehan suara, tidak hanya di tingkat pusat, tetapi juga daerah.
Pembentukan tim pemenangan dari tiga bakal calon presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres) yang telah didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih terus difinalisasi oleh gabungan partai politik (parpol) pengusung masing-masing. Pada kubu pengusung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, misalnya, perekrutan sejumlah tokoh masih terus dilakukan meskipun Tim Pemenangan Nasional (TPN) sudah dibentuk dan mulai bekerja dalam beberapa bulan terakhir. Sejauh ini, TPN Ganjar-Mahfud diisi oleh sejumlah kalangan, mulai dari parpol yang terdiri dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, dan Partai Perindo, hingga profesional.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Djarot Saiful Hidayat mengatakan, TPN terus menghimpun tokoh-tokoh yang kredibel, yang satu visi dan misi dengan Ganjar-Mahfud.
Tokoh publik yang populer juga terus direkrut, baik tokoh nasional maupun daerah. Sebab, keberadaan mereka dinilai krusial untuk menjadi kekuatan tambahan dalam mengerek perolehan suara Ganjar-Mahfud di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. ”Penting (merekrut tokoh populer). Benar (mereka bisa membantu mendongkrak perolehan suara),” kata Djarot saat dihubungi dari Jakarta, Jumat (3/11/2023).
Ia pun membenarkan TPN Ganjar-Mahfud masih berupaya untuk merekrut Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan mantan Gubernur Jawa Barat yang juga Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ridwan Kamil. Akan tetapi, perekrutan tidak hanya terpaku pada dua tokoh tersebut. ”Tidak terbatas pada beliau, siapa pun yang mempunyai kesamaan visi, misi, dan Ganjar-Mahfud untuk mewujudkan tujuan Indonesia merdeka,” kata Djarot, menambahkan.
Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy menambahkan, TPN memang baru bisa disahkan serta dilegitimasi dengan penerbitan surat keputusan setelah pasangan capres dan cawapres disahkan.
Selama menunggu itu, pihaknya memang terus mengajak dan menampung tokoh-tokoh nasional yang terus menyampaikan keinginan untuk bergabung di TPN. Tidak terkecuali Khofifah, Kamil, dan tokoh-tokoh publik yang populer lainnya. Namun, ia tidak menyebutkan nama-nama dimaksud.
”Ada beberapa tokoh lain yang juga punya pengalaman pembinaan teritorial yang kami galang. Sebagian juga nanti masuk ke TPD (tim pemenangan daerah),” kata Romahurmuziy.
Berbeda dengan TPN Ganjar-Mahfud yang sudah memiliki ketua, sejumlah wakil ketua, deputi, dan juru bicara, tim pemenangan dua pasangan bakal capres dan cawapres dari koalisi lainnya belum terbentuk.
Salah satunya pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM). Adapun KIM terdiri dari Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Garuda, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Gelora, dan Partai Prima.
Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengatakan, pembentukan Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran terus berlangsung. Saat ini, tim itu sudah memiliki ketua, yakni mantan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Rosan Roeslani. Sama halnya dengan TPN, TKN Prabowo-Gibran juga tengah merekrut tokoh publik yang populer yang memiliki basis massa kuat di segmentasi pemilih masing-masing. Ia pun tidak memungkiri, tokoh dimaksud antara lain Khofifah dan Kamil.
”(Kami) sedang berproses dalam merekrut tokoh-tokoh nasional dan daerah yang akan membantu penggalangan untuk pasangan calon di daerah masing-masing,” ujar Eddy.
Sampai akar rumput
Selain TKN Prabowo-Gibran, tim pemenangan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar juga masih dibentuk. Pasangan Anies-Muhaimin diusung Koalisi Perubahan yang terdiri dari Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Meski telah menetapkan nama tim pemenangan, yakni Timnas AMIN, ini merupakan satu-satunya tim pemenangan yang belum memiliki ketua.
Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid, ditemui di Kantor DPP PKB, Jakarta, Jumat, mengklaim, tidak ada kesulitan dalam penentuan ketua Timnas AMIN. Sebab, Koalisi Perubahan tidak mencari sosok dari kalangan pengusaha ataupun pengusaha. Sosok yang diharapkan adalah rakyat biasa yang mampu untuk mengolaborasikan kekuatan rakyat.
Ia pun mengklaim bahwa sosok dimaksud sudah diputuskan. Tinggal menunggu waktu diumumkan. Waktu pengumuman pun tak perlu terburu-buru karena tidak dianggap sebagai hal mendesak.
”Sudah (diputuskan), belum diumumkan. Tunggu (pengumuman), karena bagi pasangan AMIN, itu bukan perkara yang mendesak, semuanya sudah Berjalan,” kata Jazilul.
Ia menambahkan, selagi menunggu pengumuman, pihaknya juga telah mendapatkan dukungan salah satunya dari mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin. Koalisi Perubahan pun terus merekrut tokoh di tingkat desa dan kampung. Contohnya, ketika Muhaimin berkunjung ke Probolinggo, Jawa Timur, beberapa waktu lalu, Muhaimin menemui sejumlah tokoh agama serta pemuda di desa dan di kampung.
Menurut dia, perekrutan tokoh di akar rumput tak hanya penting untuk mendongkrak perolehan suara, tetapi juga menyadarkan masyarakat akan pentingnya menggunakan hak pilih. Selain itu, mereka juga dipandang bisa menjadi ujung tombak dalam mengawasi netralitas aparat di daerah yang kerap luput dari perhatian nasional.
”Seringkali terjadi kecurangan, kan, di desa-desa, di daerah tertinggal, pelosok. Jadi, kita ingin pemilu ini aman, tertib, damai, netral. Kenapa saya harus sampaikan begitu, karena memang ada semacam muncul politik kekeluargaan,” kata Jazilul.