Jumat Keramat yang Jadi Penentu Nasib Gibran
Beberapa hari Jumat selama Oktober ini jadi hari krusial bagi Gibran, anak sulung Presiden Jokowi. Beberapa hari itu jadi penentu penetapan dirinya sebagai bakal cawapres bagi Prabowo.
- Jumat, pada pertengahan Oktober lalu, nama Gibran muncul di tiap lembar usulan cawapres bagi Prabowo yang diusulkan tiap parpol di Koalisi Indonesia Maju.
- Pada Jumat pekan selanjutnya, setelah MK jatuhkan putusan syarat usia capres-cawapres, sehari sebelum Presiden kembali ke Tanah Air dari lawatan ke China-Arab, nama Gibran kian menguat sebagai cawapres Prabowo.
- Presiden Jokowi merestui Gibran jadi cawapres. Iriana, ibu Gibran, mengacungi jempol.
Prabowo Subianto meminta delapan ketua umum partai politik anggota Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk menuliskan nama bakal calon wakil presiden saat mereka berkumpul di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta, Jumat (13/10/2023) malam. Di atas secarik kertas, mereka menuliskan tiga nama yang ingin diusulkan untuk mendampingi Prabowo bertarung di Pemilihan Presiden 2024. Sejumlah nama, seperti Erick Thohir, Khofifah Indar Parawansa, dan Yusril Ihza Mahendra, muncul. Namun, ada satu yang tertulis hampir di setiap kertas, Gibran Rakabuming Raka.
Bahkan, ada parpol yang hanya menuliskan nama Wali Kota Surakarta dan juga putra sulung Presiden Joko Widodo itu. ”Gelora hanya menulis satu nama, yakni Gibran,” tutur Sekretaris Jenderal Gelora Mahfuz Sidik dihubungi dari Jakarta, Senin (23/10/2023).
Sejumlah elite koalisi yang beranggotakan Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Gelora, Partai Garuda, dan Partai Prima itu membenarkan, nama Gibran menguat malam itu. Namun, saat itu, mereka masih menunggu Mahkamah Konstitusi memutus gugatan uji materi mengenai batas usia minimal calon presiden dan calon wakil presiden. Sebab, Gibran masih berusia 36 tahun, sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, peserta pilpres minimal berusia 40 tahun.
Namun, saat itu mereka masih menunggu Mahkamah Konstitusi memutus gugatan uji materi mengenai batas usia minimal calon presiden dan calon wakil presiden.
Baca juga: Gibran Izin Dua Hari untuk Daftar Pilpres 2024
Dalam pertemuan yang digelar tiga hari sebelum pembacaan putusan MK itu, Prabowo juga meminta para ketua umum tidak meninggalkan Jakarta beberapa hari setelahnya. Sebab, pertemuan mendadak untuk menentukan bakal cawapres bisa saja dilakukan. Tak hanya menunggu putusan MK, Gibran juga belum pernah menyatakan kesediaannya menjadi bakal cawapres.
”Pak Prabowo menyampaikan agar ketua umum dan sekretaris jenderal partai koalisi dalam minggu ini tidak terlalu jauh dari Jakarta,” ujar Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani pekan lalu.
Namun, pada hari yang sama dengan pembacaan putusan MK, 16 Oktober 2023, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan yang juga menjabat sebagai Menteri Perdagangan bertolak ke luar negeri. Ia menjadi salah satu pendamping Presiden Joko Widodo untuk melawat ke China dan Arab Saudi selain Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Ibu Negara Iriana.
Oleh karena itu, meski putusan MK memungkinkan Gibran menjadi cawapres karena tengah menjadi kepala daerah hasil pemilihan langsung walaupun berusia di bawah 40 tahun, KIM tak bisa langsung mengambil keputusan final. Prabowo ingin keputusannya dibahas secara musyawarah mufakat bersama seluruh ketua umum parpol anggota KIM secara langsung.
Selama lawatan Presiden berlangsung, 16 Oktober-21 Oktober 2023, tensi politik di Jakarta menghangat. Parpol-parpol anggota KIM kembali membuka ruang untuk mengusulkan calonnya masing-masing. Misalnya, Partai Golkar terus berupaya memajukan ketua umumnya, Airlangga Hartarto; PAN mendorong Erick Thohir; Demokrat mengusulkan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa; dan PBB yang mengusulkan ketua umumnya, Yusril Ihza Mahendra. Sepanjang lima hari Presiden tidak berada di Jakarta, sikap resmi dari Prabowo pun tak terdengar. Para elite Gerindra menyatakan, pengambilan keputusan akan menunggu kepulangan Zulkifli.
Situasi mulai bergerak saat Zulkifli tiba di Jakarta pada Jumat (20/10/2023) pagi, sehari lebih awal dari rombongan Presiden kembali ke Tanah Air. Anggota Dewan Pembina Gerindra, Andre Rosiade, menyebut, forum ketua umum parpol KIM akan diselenggarakan segera setelah kepulangan Zulkifli. Hari itu, pertemuan antarketua umum memang terjadi, tetapi hanya melibatkan tiga parpol, yakni Gerindra, PAN, dan Demokrat.
Baca juga: Ganjar Ajak Gibran Bertanding secara Adil, Sehat, dan Menyenangkan
Negosiasi tiga lokasi
Jumat malam, Prabowo dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono datang secara bergantian ke rumah dinas menteri yang ditempati Zulkifli di bilangan Widya Chandra, Jakarta. Ketiga ketua umum yang didampingi elite parpol masing-masing itu langsung membicarakan soal bakal cawapres. Pembicaraan dengan kedua parpol itu krusial karena sama-sama mengusulkan kandidat kuat pendamping Prabowo.
Kepada Prabowo, Zulkifli menyatakan, PAN sudah sepakat untuk menyerahkan mandat pemilihan bakal cawapres kepada Prabowo. PAN juga menyetujui siapa pun tokoh yang dipilih oleh Prabowo sekalipun bukan yang mereka usulkan sejak awal bergabung di KIM. Apalagi, pilihan Prabowo sudah mengarah ke satu nama sejak Jumat pekan sebelumnya, ketika seluruh ketua umum parpol anggota KIM berkumpul di kediaman bakal capres KIM.
”Kita sudah sepakat, apa pun yang diputuskan Pak Prabowo, kita semua ikut,” kata Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno menirukan kalimat yang disampaikan Zulkifli.
Kendati demikian, malam itu Zukifli dan para elite PAN juga memaparkan analisis mengenai pertarungan yang bakal terjadi di Pilpres 2024. Hal itu lebih mudah diketahui karena sudah ada dua pasangan calon yang lebih dulu mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
”Hasil survei terakhir dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan juga jadi salah satu topik pembahasan,” kata Eddy.
Merujuk hasil survei LSI yang dirilis pada 19 Oktober atau sehari sebelum pertemuan di rumah Zulkifli, tingkat elektabilitas Prabowo berada di posisi puncak (37 persen) dalam simulasi tertutup melawan Ganjar dan Anies. Prabowo juga unggul atas pasangan Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin jika berpasangan dengan Erick, Khofifah, dan Gibran. Hanya saja, angka kemenangan tertinggi diraih jika berpasangan dengan Erick, yakni 38 persen, lalu disusul dengan Khofifah (36,3 persen), dan dengan Gibran, 36 persen.
Selain PAN, Demokrat juga menyampaikan pandangan ihwal bakal cawapres yang akan diputuskan. Parpol yang sebelumnya mengusulkan Khofifah itu menekankan soal demokratisasi Indonesia. ”Kita ikut apa yang dipilih Prabowo. Tapi kita wajib mengingatkan,” kata Ketua Badan Pemenangan Pemilu Demokrat Andi Arief.
Andi tidak memungkiri, pihaknya mengingatkan soal kontroversi putusan MK tentang batas usia capres dan cawapres. Putusan itu menuai kritik masyarakat karena dianggap dibuat hanya untuk memuluskan langkah Gibran.
Baca juga: Resmi Didukung Golkar, Gibran Tindak Lanjuti ke Prabowo
Kontroversi putusan MK
Andi tidak memungkiri, pihaknya mengingatkan soal kontroversi putusan MK tentang batas usia capres dan cawapres. Putusan itu menuai kritik masyarakat karena dianggap dibuat hanya untuk memuluskan langkah Gibran yang masih berusia 36 tahun untuk menjadi bakal cawapres. Isu pembangunan dinasti politik juga menguat karena Ketua MK Anwar Usman merupakan adik ipar Presiden Jokowi yang berarti paman Gibran.
Setelah menyimak pemaparan dari PAN dan Demokrat sekitar satu jam, Prabowo tak merespons banyak. Bakal capres yang sudah pernah berkontestasi dalam tiga pilpres sebelumnya itu hanya mengatakan, semuanya akan kembali dibahas dengan seluruh ketua umum parpol anggota KIM. ”Pak Prabowo tetap ingin menghadirkan forum untuk membuat keputusan, supaya tidak sepihak walaupun dia sudah diberi mandat untuk menentukan. Karena memang Pak Prabowo targetnya adalah (membangun) konsensus,” ungkap Eddy.
Berjarak sekitar 5 kilometer dari Jalan Widya Chandra, para Ketua Dewan Pimpinan Daerah I Golkar juga mengadakan pertemuan di Hotel Fairmont, Jakarta. Sama halnya dengan pertemuan elite di kediaman Zulkifli, mereka juga membahas ihwal sosok yang bakal didukung untuk mendampingi Prabowo. Pembahasan itu pun turut mempertimbangkan hasil pembicaraan antara Prabowo, Zulkifli, dan Agus Harimurti pada malam yang sama.
”Pertemuan (dengan Ketua DPD I) itu berlangsung lama, hangat, tetapi berakhir pada konsensus untuk mendukung Gibran,” kata Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto saat mengumumkan dukungan resmi Golkar kepada Gibran dalam Rapat Pimpinan Nasional II Golkar, Sabtu (21/10/2023), di hari yang sama dengan Presiden kembali ke Tanah Air dari lawatannya ke China dan Arab.
Hasil pertemuan itu juga disebut sebagai dasar bagi partai pemenang kedua Pemilu 2019 itu tak lagi mendorong Airlangga untuk mendampingi Prabowo dan memberikan dukungan resmi kepada Gibran.
Baca juga: Gibran Rakabuming Raka, Sosok Mandiri atau Penerus Jejak Ayahnya?
Saat separuh dari parpol anggota KIM tengah bergerak dinamis, Gibran juga bertolak dari Semarang, Jawa Tengah, menuju ke Jakarta, pada Jumat malam. Wali Kota Surakarta yang juga kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu mendatangi rumah dinas Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDI-P Puan Maharani yang juga Ketua Dewan Perwakilan Rakyat. Kepada putri Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri itu, Gibran meminta izin untuk berkontestasi di Pilpres 2024.
”Ya betul, mohon langsung sama Mbak Puan Maharani,” kata Ketua DPP PDI-P Said Abdullah.
Restu Jokowi-Iriana
Pascanegosiasi di tiga lokasi dan mendapatkan dukungan resmi dari Rapimnas II Golkar, Sabtu, Gibran bersafari ke elite-elite parpol yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju. Dimulai dari Zulkifli, ia lalu mengunjungi Yusril Ihza Mahendra; Anis Matta, Ketua Umum Gelora; hingga Agus Harimurti keesokan harinya. Meski Gibran tak mengungkap tujuan safarinya itu, para pengurus parpol mengakui bahwa kedatangan Gibran membahas ihwal pencalonan dirinya sebagai bakal cawapres.
”Gibran ingin mendalami ide kenapa kami mendukung dirinya, yakni soal kesinambungan konsolidasi elite dan rekonsiliasi nasional. Gibran ingin mendengarnya langsung dari Pak Anis Matta (Ketua Umum Partai Gelora),” ungkap Mahfuz.
Saat ditanya tanggapannya mengenai dukungan terhadap Gibran, Iriana bahkan tak menjawab. Namun, Iriana mengacungkan jempol kanannya sambil tersenyum.
Baca juga: Gibran dan Polemik Dinasti Politik
Tak hanya Gibran, para ketua umum yang juga menteri di Kabinet Indonesia Maju, yakni Prabowo, Airlangga, dan Zulkifli, juga datang ke Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu sore. Ditemui seusai mengikuti apel Hari Santri 2023 di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (22/10/2023), Jokowi tidak menyangkal pertemuan dengan tiga menteri itu. Namun, ia berkilah hanya membahas laporan kerja dari para menteri setelah beberapa hari melawat ke luar negeri. Tidak ada hubungannya dengan dinamika parpol.
”Ya, kan, sudah satu minggu enggak ketemu. Ya biasa laporan-laporan Sabtu-Minggu,” ujarnya.
Mengenai dukungan terhadap Gibran, kata Jokowi, ia menyerahkan sepenuhnya kepada anaknya yang sudah dewasa dan bisa mengambil keputusan sendiri itu. Orangtua disebut jangan terlalu mencampuri urusan anak. Namun, ia juga tak melarang. ”Orangtua hanya mendoakan dan merestui,” kata Jokowi.
Sama halnya dengan Jokowi, Iriana yang mendampingi suaminya menghadiri apel Hari Santri juga tak bicara banyak. Saat ditanya tanggapannya mengenai dukungan terhadap Gibran, Iriana bahkan tak menjawab. Namun, Iriana mengacungkan jempol kanannya sambil tersenyum.
Prabowo yang turut hadir bersama Jokowi dan Iriana juga menegaskan, dukungan parpol-parpol KIM terhadap Gibran sudah ia sampaikan kepada Presiden. Bahkan, ia tak memungkiri bahwa niat untuk meminang Gibran pun ia utarakan. ”Tentunya sebagai orang Indonesia yang (menjunjung) adat budaya kita, pasti kita menyampaikan keinginan dari partai-partai dan usulan kita. Beliau (Jokowi) bilang terserah Pak Wali, kan, sudah dewasa,” ujar Prabowo.