Ganjar Ajak Gibran Bertanding secara Adil, Sehat, dan Menyenangkan
Ganjar Pranowo mengucapkan selamat kepada Gibran Rakabuming Raka yang akan dideklarasikan sebagai bakal cawapres mendampingi Prabowo.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bakal calon presiden Ganjar Pranowo memberikan selamat kepada Gibran Rakabuming Raka yang akan dideklarasikan sebagai bakal calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto. Ganjar juga mengajak Gibran untuk bertanding secara adil, sehat, dan menyenangkan.
Bakal calon presiden yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), dan Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Ganjar Pranowo, mengatakan, setiap warga negara memiliki hak ikut serta dalam kontestasi. Ia mengucapkan selamat kepada kader PDI-P, Gibran Rakabuming Raka, yang akan dideklarasikan sebagai bakal calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.
”Jadi selamat, mudah-mudahan kita akan bertanding, fair, sehat, dan menyenangkan,” ujarnya di Media Center Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud di Jakarta, Minggu (22/10/2023).
Sebelumnya, Prabowo menyebut akan mendeklarasikan calon pendampingnya di Jakarta, Senin (23/10/2023). Gibran menjadi nama bakal cawapres yang menguat setelah mendapatkan dukungan dari sejumlah parpol anggota Koalisi Indonesia Maju, di antaranya Partai Golkar dan Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora).
Sama seperti Ganjar, bakal cawapres Mahfud MD juga memberikan ucapan selamat kepada Gibran. ”Selamat bertanding,” katanya singkat.
Ia juga mengingatkan agar semua aparat bisa menjaga netralitas pemilu. ”Bagaimana nanti kita menjaga netralitas pemilu dari aparat, ini mungkin harus lebih serius dihadapi dan diantisipasi. Dan, itu sudah kita persiapkan semuanya dari sekarang,” kata Mahfud.
Dalam kesempatan terpisah, Wakil Ketua Koordinator Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud, Jenderal (Purn) Andika Perkasa, mengatakan, pihaknya menyadari ada potensi suara PDI-P yang terpecah kepada Ganjar dan Gibran. Namun, ada juga potensi pendukung yang berubah haluan jika dua kader PDI-P, Ganjar dan Gibran, berkontestasi di Pilpres 2024. Pihaknya juga sudah mengantisipasi potensi dinamika perubahan dukungan tersebut.
”Bukan hanya internal yang kemungkinan akan pecah, tetapi bisa saja eksternal yang tadinya secara tradisional bukan pendukung Ganjar saja jadi mendukung kami, dua-duanya memungkinkan,” ujarnya.
Perwujudan Jokowi
Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta dalam keterangan tertulis mengatakan, penyatuan antara Presiden Joko Widodo dan Prabowo merupakan peristiwa politik paling penting dalam empat tahun terakhir. Penyatuan dua pihak yang berkontestasi dalam Pilpres 2019 itu merupakan tambahan nilai baru dalam kualitas kepemimpinan mereka berdua. Bahkan, Prabowo dinilai telah melawan dirinya sendiri ketika menerima ajakan rekonsiliasi dan masuk kabinet di periode kedua Presiden Jokowi meskipun keduanya berkontestasi dalam dua pilpres terakhir.
”Saya menganggap itu adalah satu peristiwa psikologi leadership yang luar biasa, di mana beliau berhasil melawan dirinya sendiri. Saya ini sudah mendukung Pak Prabowo dari 2014, 2019, dan sekarang juga. Saya melihat ada yang beda dari Pak Prabowo sekarang, yaitu itu punya kebesaran jiwa dan kerendahan hati,” katanya.
Di sisi lain. Anis menilai, Jokowi memiliki kebesaran jiwa dan kerendahan hati ketika mau menerima lawan politiknya masuk dalam kabinet. Padahal, Jokowi juga berdarah-darah dalam memenangi pilpres. Namun, demi kepentingan bangsa, Jokowi dan Prabowo mau bersatu agar bangsa tidak terbelah.
Oleh karena itu, ia berpandangan agar rekonsiliasi harus tetap dilanjutkan. Sebab, krisis besar di dunia belum selesai, bahkan menuju puncak eskalasi. Situasi diperparah dengan perang antara Hamas, Palestina, dan Israel. Sementara di dalam negeri ada ancaman perang dan konflik geopolitik global, krisis ekonomi, bencana alam, perubahan iklim, dan ancaman disintegrasi bangsa.
”Jadi, dalam konteks Pilpres 2024, perwujudan dari Pak Jokowi ini adalah Gibran. Sebab, tidak ada calon-calon yang diusulkan merupakan kelanjutan dari nilai-niai rekonsiliasi, kecuali Gibran,” ujar Anis.
Ia menuturkan, pasangan Prabowo-Gibran dalam waktu tiga hingga empat bulan ke depan akan menyakinkan pemilih yang masih ragu-ragu atau massa mengambang. Pendekatan akan dilakukan agar segmen pemilih tersebut menentukan pilihan politiknya ke pasangan Prabowo-Gibran.
”Kalau kita lihat, Gibran tidak akan merugikan Prabowo, malahan menguntungkan, karena akan ada tambahan elektoral. Makanya, masalah itu, sesuatu yang masih debatable, bisa diuji dalam survei beberapa hari ke depan. Saya yakin, pasangan Prabowo-Gibran elektabilitasnya tinggi,” ujarnya.