Tak Hadir Saat Pengumuman Bakal Cawapres, Gibran ke Mana?
Gibran Rakabuming Raka tidak tampak saat namanya diumumkan sebagai bakal calon wakil presiden Prabowo Subianto, Minggu (22/10/2023). Ke mana putra sulung Presiden Joko Widodo itu saat pengumuman?
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka tak terlihat sewaktu namanya diumumkan sebagai bakal calon wakil presiden dari Koalisi Indonesia Maju, di Jakarta, Minggu (22/10/2023) malam. Gibran mengungkap alasan ketidakhadiran dirinya. Ada pekerjaan lain yang mesti diselesaikan di Kota Surakarta, Jawa Tengah.
Putra sulung Presiden Joko Widodo itu tampak kembali beraktivitas seperti biasa di Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah, Senin (23/10/2023). Ia datang mengendarai mobil dinasnya yang berstiker ”Lokananta”. Kemeja batik bermotif bunga berwarna kombinasi antara coklat dan biru dikenakannya.
Begitu turun dari mobilnya, Gibran langsung berjalan dengan langkah cepat. Tangan kanannya menenteng kertas terlipat dan buku berwarna coklat. Ia memasang wajah datar sewaktu melihat sejumlah awak media merekam dan memotret kedatangannya.
Gibran menghentikan langkah kakinya saat sampai di depan gebyok kayu ruang kantornya. Biasanya, ia bersedia berlama-lama menjawab pertanyaan awak media. Hanya saja, ia sangat irit bicara, Senin ini.
Hanya ada satu pertanyaan yang dijawab Gibran dari sejumlah pertanyaan yang dilontarkan wartawan. Pertanyaan yang dijawab ialah perihal ketidakhadirannya dalam acara pengumuman dirinya sebagai bakal calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto.
”Karena, saya harus menyelesaikan pekerjaan di Solo (Surakarta),” jawab Gibran singkat.
Para wartawan coba melontarkan pertanyaan-pertanyaan lain. Namun, ia sama sekali tidak menjawab.
Para wartawan coba melontarkan pertanyaan-pertanyaan lain. Salah satunya ialah soal sikap lanjutannya setelah diusung sebagai bakal cawapres. Namun, ia sama sekali tidak menjawab. Langkah kakinya cepat untuk kembali berlanjut menuju ruangan kantor untuk rapat dengan sejumlah stafnya.
Lebih kurang satu jam lamanya ia melaksanakan rapat di ruang kantornya. Sewaktu keluar, raut wajahnya tampak lebih cerah. Politisi muda itu mau lebih banyak menjawab pertanyaan awak wartawan.
Pasca-pengumuman bacawapres, Gibran menyatakan bakal mengikuti mekanisme peraturan yang berlaku. Pihaknya juga menyatakan telah berkomunikasi dengan Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P). Namun, ia tidak menyebutkan secara jelas mengenai status terkininya sebagai kader partai berlambang banteng tersebut.
”Saya sudah berkomunikasi dengan Mbak Puan dan Pak Arsjad. Itu jawaban saya,” kata Gibran.
Gibran juga berjanji akan terus mengawal sejumlah proyek pembangunan yang sedang berlangsung di Kota Surakarta. Semasa menjabat, ia mencanangkan setidaknya 17 proyek prioritas. Sebagian proyek sudah rampung digarap, sedangkan beberapa lainnya sedang dalam tahap pembangunan.
Proyek yang belum selesai dikerjakan antara lain Rel Layang Joglo, Revitalisasi Taman Balekambang, dan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Putri Cempo.
Menurut rencana, pasangan Prabowo-Gibran akan mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum pada 25 Oktober 2023. Gibran belum membeberkan kapan akan kembali ke Jakarta untuk urusan pencalonan. Sembari berkelakar, ia menyebut tak akan melancong Senin ini. Kecurigaan wartawan dipicu kepergian Gibran secara tiba-tiba pada Jumat lalu.
”Ora-ora nek ning bandara (Tidak-tidak kalau pergi ke bandara). Tenang wae (tenang saja). Percaya aku,” sebut Gibran.
Secara terpisah, Ketua Dewan Pimpinan Cabang PDI-P FX Hadi Rudyatmo mengaku tidak memedulikan soal pengusungan Gibran sebagai cawapres pendamping Prabowo. Ia memilih untuk konsisten melakukan kerja-kerja pemenangan pasangan yang diusung partainya, yakni Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Itu sikap yang bisa ditunjukkannya selaku kader militan.
”Soal deklarasi (Gibran) yo wis ben (ya biarkan saja). Ra ngurus (Tidak mengurus) isu-isu lainnya,” ujar Rudy, saat ditemui, Minggu (22/10/2023) malam.
Rudy juga tak ingin ambil pusing mengenai dinamika politik yang menyangkut Gibran. Apalagi soal etika politik dari politisi muda tersebut lewat segala manuvernya. Ia merasa tak layak menilai orang lain. Pihaknya pun selalu melihat sisi positif Gibran sejak masih menjadi kader PDI-P. Untuk itu, ia mengaku tak perlu kecewa dengan manuver politik yang terjadi sedemikian rupa.
”Kecewa itu tidak. Kader militan itu tidak ada kata kecewa. Jadi kader partai harus siap kecewa atau dikecewakan. Kalau enggak siap jangan jadi kader PDI Perjuangan,” kata Rudy.