Presiden Jokowi: Perbedaan Pilihan di Pemilu Jangan Mengoyak Persatuan
Presiden Jokowi menitip pesan agar Pemilu 2024 dijaga agar berjalan lancar. Perbedaan pilihan jangan mengoyak persatuan.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat menjaga Pemilu 2024 dan memastikannya berjalan baik. Berbeda pilihan adalah wajar tetapi jangan sampai mengoyak persatuan. Semua pihak diajak memastikan keberlanjutan pembangunan.
”Pemilu 2024 harus dipantau dan dijaga. Kita tolak fitnah, setuju? Kita tolak hoaks, setuju? Kita tolak saling merendahkan, saling menjelekkan, setuju? Dan, kita lawan upaya-upaya yang memecah belah bangsa, setuju?” kata Presiden Joko Widodo saat memberikan sambutan pada acara pengukuhan Pimpinan Pusat Pagar Nusa di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (22/10/2023).
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Negara menuturkan bahwa diperbolehkan untuk berbeda pilihan karena merupakan hal yang biasa dan wajar. ”Kita ini boleh berbeda pilihan. Beda pilihan itu biasa. Beda pilihan itu wajar. Tapi jangan sampai mengoyak persatuan kita,” ujarnya.
Kita ini boleh berbeda pilihan. Beda pilihan itu biasa. Beda pilihan itu wajar. Tapi jangan sampai mengoyak persatuan kita.
Pemilu adalah ajang kontestasi gagasan dan ide. ”Menawarkan ide, inovasi, dan solusi sebagai modal untuk melakukan lompatan-lompatan kemajuan. Bukan saling memfitnah. Tolong kalau nanti ada yang saling fitnah di bawah, saling menjelekkan di bawah, itu tugasnya Pagar Nusa untuk mendamaikan, tugasnya Pagar Nusa untuk menyejukkan,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Di awal sambutannya, Presiden Jokowi menuturkan ada makna dan pewarisan semangat dari penyelenggaraan acara keluarga besar Pagar Nusa kali ini yang bertepatan dengan Hari Santri. Hal ini karena 22 Oktober 1945 terjadi penggalan sejarah yang penting.
”Rais Akbar Pengurus Besar PBNU menyampaikan seruan jihad untuk mempertahankan kemerdekaan. Dan, beliau menyampaikan melawan penjajah itu adalah fardu ain. Dan, meninggal, gugur, tewas berperang melawan musuh itu hukumnya adalah mati syahid. Fatwa ini luar biasa dan kemudian kita peringati sebagai Hari Santri,” tutur Presiden Jokowi.
Menurut Presiden Jokowi, tujuan Hari Santri sangat mulia, yaitu mengingat, mengenang, dan meneladani perjuangan kaum santri dalam menegakkan kemerdekaan Indonesia.
”Oleh karena itu, saya mengharap, kepengurusan Pagar Nusa yang baru harus mengembangkan program-program yang membentengi Nusantara. Menjaga Nusantara dari berbagai ancaman yang dapat merusak karakter bangsa kita, jati diri bangsa kita,” katanya.
Kepala Negara pun mengajak untuk terus mengasah dan meningkatkan rasa cinta dan bangga kepada bangsa. Hal ini dapat dilakukan dengan menjaga kedaulatan bangsa serta melestarikan dan mengembangkan kekayaan budaya Nusantara.
”Saya titip, kita semuanya harus menjaga jangan sampai, yang sering kita baca, yang sering kita dengar, antarperguruan pencak silat berantem, berkelahi. Tapi, saya yakin Pagar Nusa tidak ada yang seperti itu. Justru menjaga, justru mendamaikan, setuju? Setuju? Setuju? Mendamaikan, karena kita semua adalah satu saudara, kita semua ini sedulur,” ujar Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi menuturkan bahwa sebagai saudara sebangsa dan setanah air, semua mesti terus menjaga persatuan yang kuat. Hal ini agar Indonesia semakin kuat dan tangguh melewati berbagai rintangan dan tantangan-tantangan perubahan dunia yang sekarang ini sangat cepat.
Sebelumnya, pada Kamis (19/10/2023), harapan agar menjaga persatuan dan kesatuan pun disampaikan Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat bersilaturahmi dengan pengasuh Pesantren Al-Kautsar Al-Akbar 2 dan para tokoh lintas agama di Sumatera Utara.
Pada kesempatan itu Wapres Amin berharap para tokoh agama dapat berperan aktif mengajak masyarakat tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, terutama menjelang tahun politik, di mana sering menimbulkan perbedaan pendapat dan pilihan.