Presiden Jokowi tak hanya mewanti-wanti agar menjaga suasana sejuk, tetapi juga mengajak para sukarelawan pendukungnya untuk mengikuti gelaran Pemilu 2024 dengan riang gembira.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·4 menit baca
Presiden Jokowi menghadiri acara konsolidasi dua kelompok sukarelawan pendukungnya pada akhir pekan ini.
Jokowi mengajak para sukarelawan untuk menjaga suasana sejuk dan mengikuti pemilu dengan riang gembira.
Jokowi berharap pemilu bisa mencetak pemimpin yang punya keberanian, bernyali tinggi, serta berani mengambil risiko.
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo kembali mengisi aktivitas akhir pekannya dengan menghadiri acara konsolidasi dua kelompok sukarelawan di dua lokasi yang berbeda. Tak hanya mewanti-wanti masyarakat agar menjaga suasana sejuk, Presiden juga mengajak semua kalangan untuk menghadapi Pemilu 2024 dengan riang gembira.
Pada Sabtu (7/10/2023) pagi, Jokowi menghadiri acara Konsolidasi Nasional Jaringan Relawan Alap-alap di Sentul, Bogor, Jawa Barat. Kemudian pada Sabtu sore, Jokowi memberikan pengarahan pada penutupan Rapat Pimpinan Nasional Solidaritas Ulama Muda Jokowi (Samawi). Putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep yang kini merupakan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), juga hadir dalam dua acara sukarelawan tersebut.
Dalam sambutannya di Istora, Presiden mengucapkan terima kasih kepada para ulama yang telah membina dan membimbing umat dalam keagamaan maupun dalam kebangsaan, terutama menjelang Pemilu 2024. ”Karena biasanya kalau sudah masuk ke tahun politik itu banyak percikan yang perlu disejukkan, banyak gesekan yang perlu disejukkan,” kata Presiden.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga mewanti-wanti agar tidak ada perpecahan di masyarakat jelang Pemilu 2024. Semua harus menjaga agar perbedaan pilihan tidak membuat masyarakat terpecah-belah.
”Kadang-kadang pemimpinnya sudah bareng-bareng sudah makan siang bareng, makan malam bareng, ngopi-ngopi bareng, yang di bawah masih ribut. Ini yang harus kita hindari karena sekali lagi pemilu itu setiap lima tahun sekali ada. Oleh sebab itu, mari kita jaga persaudaraan kita,” ujarnya.
Pemilu 2024 diharapkan juga bisa mencetak pemimpin-pemimpin yang sesuai dengan keinginan rakyat. Menurut Jokowi, ke depan, Indonesia membutuhkan pemimpin yang memiliki keberanian, bernyali tinggi, dan berani mengambil risiko. Hal ini karena persoalan yang dihadapi akan makin kompleks.
”Bayangkan kita memiliki pemimpin, kita ingin mengelola nikel kita sendiri di sini, kemudian digugat oleh Uni Eropa, kemudian takut dan mundur. Gimana? Sehingga kita ekspornya mentah terus bukan barang jadi yang memiliki nilai tambah yang besar, padahal yang kita miliki bukan nikel saja,” tambah Presiden.
Bukan hanya itu, Presiden juga mengingatkan bahwa pemimpin yang terpilih pada Pemilu 2024, 2029, dan 2034 akan sangat menentukan apakah Indonesia bisa melompat ke negara maju atau tetap terjebak sebagai negara berpendapatan menengah.
”Jadi sekali lagi, kepemimpinan itu, kita harus hati-hati dan teliti memilih pemimpin dalam tiga periode kepemimpinan ini. Dan siapa pun, kedaulatan itu ada di tangan rakyat karena kita adalah negara demokrasi,” ujar Presiden.
Kadang-kadang pemimpinnya sudah bareng-bareng sudah makan siang bareng, makan malam bareng, ngopi-ngopi bareng, yang di bawah masih ribut. Ini yang harus kita hindari karena sekali lagi pemilu itu setiap lima tahun sekali ada. Oleh sebab itu, mari kita jaga persaudaraan kita.
Ketua Panitia Rapimnas Samawi, Romzi Ahmad, mengatakan, Rapimnas dihadiri para pengurus Samawi dari tingkat provinsi dan kabupaten yang terdiri dari para gus, kiai muda. Mereka bermusyawarah untuk memutuskan arah politik Samawi pada 2024 mendatang.
”Kami sudah melakukan serap aspirasi sebelumnya kepada pengurus kita di seluruh Indonesia dan momen rapimnas ini menjadi momen tatap muka para kiai, para gus, agar keputusan yang diambil mantap dan terkonsolidasi,” kata Sekretaris Jenderal Samawi, Nizar Ahmad Saputra.
Riang Gembira
Sementara itu, dalam sambutan di acara konsolidasi Nasional Jaringan Relawan Alap-alap Jokowi di Sentul, Bogor, Presiden menegaskan bahwa pemilu harus dihadapi dengan riang gembira. ”Saya senang masuk di sini, tadi suasananya sangat semangat. Suasana penting, masuk adem, semangatnya tinggi, ini menunjukkan relawan pada posisi siap benar,” kata Presiden disambut tepuk tangan dan suara takbir dari para sukarelawan.
Presiden berharap agar pemilu berjalan dengan damai dan lancar, tidak ada ujaran kebencian ataupun kabar bohong. ”Karena setiap lima tahun ada terus pemilu, ada terus. Kalau setiap pemilu saling benci, fitnah, menjelekkan, merendahkan, kapan bangsa ini menjadi bangsa besar? Karena bangsa besar kalau kita kuat, persatuan kita,” ucap Presiden.
Di hadapan para pendukungnya, Jokowi juga menegaskan bahwa pemimpin harus mau bekerja keras untuk rakyatnya. ”Kalau maunya enak, ya, duduk saja di Istana. Ruangnya ber-AC, makanan waduh saya gak usah ceritakan. Namun, apakah kita ingin mencari pemimpin yang seperti itu? Kita ingin mencari pemimpin yang mau bekerja keras untuk rakyat. Kalau ada masalah tidak menghindar, kalau ada problem berani mendekat dan selesaikan,” tambahnya.
Ketika para sukarelawan meneriakkan ”I love you” dan teriakan ”Ikut kata Jokowi", Presiden menegaskan bahwa kedaulatan ada di tangan rakyat. ”I love you, I love you. Saya melihat Bapak/Ibu sudah pintar, jadi saya tidak usah sampaikan di forum ini. Tidak perlu saya sampaikan, tetapi Bapak/Ibu sudah mengerti sudah tahu karena negara ini demokrasi kedaulatan ada di tangan rakyat,” katanya.
Jokowi menegaskan, kehadirannya di dua acara konsolidasi sukarelawan pendukungnya karena diundang. ”Sore hari ini saya diundang oleh Samawi, diundang ya. Pagi tadi juga diundang oleh relawan Alap-alap kenapa saya datang karena saya diundang. Nanti kalau saya tak datang nanti, ’Wah melupakan kami,’’wah kami dilupakan’. Jadi kalau ada waktu, diundang siapa pun saya akan datang,” ujar Presiden dalam keterangan pers seusai acara di Istora Senayan.
Terkait Kaesang yang juga hadir di dua acara tersebut, Jokowi mengaku tidak bertemu dengan putra bungsunya tersebut. Padahal keduanya berada di ruangan yang sama meski duduk di bangku yang terpisah. Kaesang tiba lebih dulu dan serupa seperti kebiasaan Jokowi, Kaesang juga berjalan hingga ke tribune untuk melayani permintaan foto bersama sukarelawan. ”Saya tadi tidak ketemu (Kaesang),” ucap Jokowi.