Megawati Tegaskan Ganjar dan Prabowo Tak Cocok Dipasangkan
Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri meminta kadernya mengabaikan wacana memasangkan Ganjar dan Prabowo. Kedua sosok itu telah ditetapkan sebagai bakal capres dari koalisi yang berbeda.
Oleh
KURNIA YUNITA RAHAYU, WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·5 menit baca
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan bakal calon presiden yang diusung PDI-P, Ganjar Pranowo, menyapa para kader saat mengendarai kendaraan golf menuju ruangan pameran Pangan Plus Expo 2023 di Jakarta International Expo, Jakarta, Sabtu (30/9/2023).
JAKARTA, KOMPAS — Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDI-PMegawati Soekarnoputri menilai, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto tidak cocok jika dipasangkan dalam Pemilihan Presiden 2024. Sebab, baik Ganjar maupun Prabowo sama-sama ditetapkan sebagai bakal calon presiden oleh dua poros koalisi yang berbeda. Selain itu, saat ini proses penetapan bakal calon wakil presiden yang akan mendampingi Ganjar ataupun Prabowo juga sudah mulai dimatangkan.
Wacana menduetkan Ganjar dan Prabowo menjadi salah satu isu yang disinggung dalam pidato Megawati pada penutupan Rapat Kerja Nasional IV PDI-P di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Minggu (1/10/2023). Dalam pidato berdurasi satu jam itu, Megawati menegaskan, keputusan PDI-P mengusung Ganjar sebagai bakal capres tidak akan diubah.
Megawati juga mengaku kaget saat mendengar adanya wacana memasangkan Ganjar dengan Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra yang merupakan bakal capres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM). Apalagi, tersebar pula isu bahwa duet Ganjar dan Prabowo telah mendapatkan persetujuan dari parpol pengusung keduanya. ”Aku terus di rumah melongo wae (heran), iki yang ngomong sopo yo (ini yang bicara siapa)? Aku ketua umum, kok, malah enggak ngerti. Coba, wis ra sah didengerin (sudah tak usah didengarkan),” ujarnya.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidatonya pada acara penutupan Rakernas IV PDI-P di Jakarta International Expo, Jakarta, Minggu (1/10/2023).
Presiden ke-5 RI itu mengibaratkan Ganjar dan Prabowo seperti seorang perempuan dan laki-laki yang sebenarnya tidak cocok dipasangkan. Namun, ada saja pihak yang terus berusaha menyatukan mereka.
”Lho, kok, enak banget gitu lho digatuk-gatukkan (dicocok-cocokkan). Kalau ada cewek cakep, laki-laki ganteng, tetapi enggak sama-sama tune in, terus maudigatuk-gatukkan gitu? Ayo, padahal yang perempuan sudah punya pacar, yang laki-laki sudah punya pacar. Ayo, mau apa enggak?” kata Megawati dalam pidatonya.
Megawati pun kembali menegaskan, dirinya telah mendapatkan mandat dari Kongres V PDI-P untuk menentukan capres yang akan diusung parpol tersebut. Hak prerogatif tersebut diberikan karena kongres partai meyakini dirinya akan mengambil keputusan yang benar. Keputusan dimaksud telah diumumkan pada 21 April lalu, yakni dengan menugaskan Ganjar sebagai bakal capres dari PDI-P.
Kalau ada cewek cakep, laki-laki ganteng, tetapi enggak sama-sama tune in, terus mau digatuk-gatukkan gitu?
Megawati juga menegaskan bahwa PDI-P tidak menempatkan Pemilu 2024 sekadar pada persoalan capres dan cawapres. PDI-P tidak pula menjadikan pemilu sebagai ajang unjuk kekuatan untuk merebut kekuasaan.
Lebih dari itu, PDI-P menempatkan pemilu sebagai ajang membangun masa depan bangsa dengan memilih pemimpin yang bisa melanjutkan program pembangunan yang telah dirintis presiden sebelumnya. Tidak hanya oleh Presiden Joko Widodo, tetapi juga sejak dirinya memimpin di masa krisis multidimensi, bahkan saat Soekarno, Presiden pertama RI, membangun bangsa Indonesia.
”Politik tanpa kesinambungan itu ibarat dansa. Kadang maju, kadang mundur, kadang berputar, sesuai selera saja,” ujar Megawati.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Layar yang menampilkan beberapa penjelasan poin rekomendasi pemenangan Pemilu 2024 di acara penutupan Rapat Kerja Nasional IV PDI-P di Jakarta International Expo, Jakarta, Minggu (1/10/2023).
Untuk itu, Rakernas IV merekomendasikan delapan poin kebijakan kedaulatan pangan. Selain itu, khusus untuk pemenangan pemilu, Rakernas IV juga menghasilkan delapan rekomendasi, di antaranya meminta seluruh kader, anggota, dan simpatisan PDI-P untuk turun ke bawah berkomunikasi langsung dengan rakyat dengan bantuan teknologi informasi. Rakernas IV juga memberikan mandat bagi Megawati untuk menetapkan bakal cawapres pendamping Ganjar.
Saling menghormati
Ditemui seusai penutupan Rakernas IV, Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDI-P Djarot Saiful Hidayat mengatakan, pidato Megawati menegaskan bahwa partainya menutup kemungkinan memasangkan Ganjar dengan sosok bakal capres lain untuk memosisikannya sebagai bakal capres. PDI-P menghormati parpol dan gabungan parpol lainnya untuk mengusung bakal capresnya masing-masing.
”(Pidato Megawati) Menegaskan bahwa capres dari PDI-P, bekerja sama dengan partai pendukung mana pun, (capresnya) adalah Bapak Ganjar Pranowo. Artinya apa, tidak mungkin ya, sekali lagi tidak mungkin dan menutup kemungkinan sama sekali untuk diturunkan sebagai cawapres, beliau adalah capres,” ujarnya.
Secara terpisah, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman melihat bagian dari pidato Megawati terkait kemungkinan Ganjar dan Prabowo berpasangan di Pilpres 2024 sebagai wujud penghormatan terhadap Prabowo dan Partai Gerindra. Pihaknya tidak menangkap tendensi negatif dari pernyataan tersebut. ”Beliau menegaskan bahwa kedua belah pihak menghargai pilihan masing-masing soal pencapresan berikut pasangannya,” katanya.
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
Wakil Ketua Umum Gerindra Habiburokhman
Habiburokhman memastikan, Prabowo dan Gerindra pun sangat menghormati Megawati. Perbedaan pilihan dalam Pilpres 2024 bukan alasan untuk memecah belah kedua pihak. Sebab, sekalipun berbeda pilihan, baik Gerindra maupun PDI-P sama-sama bercita-cita untuk memajukan Indonesia. ”Sikap Ibu Mega yang amat bijak ini menjadi teladan kami dan pastinya dengan sikap ini, situasi pemilu akan berlangsung damai dan guyub serta terbebas dari polarisasi dan keterpecahan,” ujarnya.
Kompas mencatat, wacana untuk memasangkan Ganjar dengan Prabowo pertama kali muncul pada awal 2023. Saat itu, Prabowo dan Ganjar mendampingi Presiden Joko Widodo menghadiri panen raya di Kebumen, Jawa Tengah. Wacana tersebut menguap dan muncul kembali pada September lalu seiring dengan pernyataan elite PDI-P dan parpol lain mengenai adanya kemungkinan Pilpres 2024 hanya diikuti oleh dua pasangan calon. Ketua DPP PDI-P Puan Maharani pun sempat mengemukakan kembali kemungkinan menduetkan Ganjar dengan Prabowo.
Saat ini terdapat tiga poros gabungan parpol yang telah mendeklarasikan bakal capresnya masing-masing. Selain Ganjar dan Prabowo, ada pula Anies Baswedan, bakal capres yang diusung oleh Koalisi Perubahan. Dari ketiga bakal capres itu, hanya Anies yang sudah memiliki bakal cawapres, yakni Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Muhaimin Iskandar seusai mengikuti parade dan apel peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Jakarta, Minggu, mengatakan, dirinya tidak bisa ikut menentukan berapa pasangan calon yang akan mengikuti Pilpres 2024. Jumlah poros koalisi yang terbentuk sangat bergantung pada kesepakatan pimpinan parpol untuk bekerja sama. Ia dan Anies pun siap berkontestasi menghadapi berapa pun pasangan calon yang nantinya terbentuk.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Bakal calon presiden Anies Baswedan (kedua dari kiri) beserta istri, Feri Farhati Ganis (kiri), dan bakal calon wakil presiden Muhaimin Iskandar (kedua dari kanan) beserta istri, Rustini Murtadho, berfoto bersama seusai Deklarasi Capres dan Cawapres 2024 oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) di Hotel Majapahit, Surabaya, Jatim, Sabtu (2/9/2023).
”Prinsipnya AMIN (Anies-Muhaimin), saya dengan Koalisi Perubahan solid bekerja terus merebut hati rakyat memberi semangat perubahan dan perbaikan. Insya Allah dengan dua poros, tiga poros, bahkan empat poros, kita juga sangat senang,” ujar Muhaimin.
Peluang tiga poros
Direktur Eksekutif Algoritma Research and Consulting Aditya Perdana mengatakan, pernyataan Megawati mengindikasikan bahwa komunikasi dan lobi untuk memasangkan Ganjar dengan Prabowo sudah tuntas. Kedua pihak terlihat telah sepakat untuk maju dengan bakal capresnya masing-masing. Dengan begitu, terbuka peluang lebih besar majunya tiga pasangan calon untuk mengikuti Pilpres 2024.
Menurut dia, terbentuknya tiga poros koalisi dengan tiga pasangan calon yang maju di Pilpres 2024 lebih menguntungkan publik. Sebab, masyarakat memiliki lebih banyak pilihan pemimpin dengan gagasan yang juga lebih bervariasi. Berkebalikan dengan itu, pilpres yang diikuti dua pasangan calon memperlihatkan kuatnya dan dominannya kepentingan elite.
”Meski dengan tiga poros proses Pilpres 2024 akan lebih panjang, biaya yang dikeluarkan juga akan lebih mahal, tetapi publik memiliki pilihan yang lebih variatif,” kata Aditya.