Digoda Anies-Muhaimin, PKS Beri Sinyal Tak Akan Tinggalkan Koalisi
Mars ”Syubbanul Wathan” dinyanyikan para kader PKS untuk menyambut kunjungan Anies-Muhaimin bersama sejumlah elite Partai Nasdem dan PKB.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
·5 menit baca
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Bakal calon presiden Anies Baswedan mendengarkan penyampaian bakal calon wakil presiden Muhaimin Iskandar saat pertemuan di kantor DPP Partai Kebangkitan Bangsa, Jakarta, Senin (11/9/2023).
JAKARTA, KOMPAS — Dipimpin Anies Rasyid Baswedan dan Muhaimin Iskandar, Selasa (12/9/2023), para elite Partai Nasdem serta Partai Kebangkitan Bangsa beramai-ramai menyambangi kantor DPP Partai Keadilan Sejahtera di Jakarta. Tak hanya bersilaturahmi, mereka datang untuk ”mengetuk pintu” agar PKS bersedia tetap berada di Koalisi Perubahan untuk bersama-sama mengusung Anies-Muhaimin. PKS pun memberi sinyal akan tetap bertahan di koalisi meski keputusan resminya baru akan diambil dalam Musyawarah Majelis Syura pada Jumat (15/9/2023).
Kehadiran Anies-Muhaimin beserta sejumlah elite PKB dan Partai Nasdem ke kantor DPP PKS disambut langsung oleh Presiden PKS Ahmad Syaikhu. Sekretaris Jenderal PKS Aboe Bakar Al Habsyi dan Wakil Ketua Majelis Syura PKS Hidayat Nur Wahid juga turut menyambut kehadiran rombongan Anies-Muhaimin.
Mereka kemudian menggelar pertemuan selama dua jam di aula kantor DPP PKS. Dalam pertemuan itu, setiap perwakilan partai memberikan sambutan, begitu pula Anies dan Muhaimin. Dari PKS, sambutan disampaikan oleh Ahmad Syaikhu. Adapun Wakil Ketua Partai Nasdem Ahmad Ali mewakili Partai Nasdem.
Saya ingin perkuat, tegaskan bahwa bukan hanya ahlan wa sahlan, marhaban (selamat datang), tetapi insya Allah kami ingin lebih erat lagi. Makanya, tadi kami sama-sama menyanyikan lagu ’Syubbanul Wathan’. Alhamdulillah semua siap dan kompak untuk bersatu.
Sebelum memberikan sambutan, Syaikhu mengajak seluruh kadernya untuk menyanyikan mars ”Syubbanul Wathan”. Lagu karangan salah satu pendiri Nahdlatul Ulama, KH Abdul Wahab Chasbullah, itu biasa dinyanyikan di acara-acara warga nahdliyin.
Usai menyanyikan mars yang lebih dikenal dengan ”Ya lal Wathan” tersebut, Syaikhu mengatakan, mars ”Syubbanul Wathan” dinyanyikan sebagai upaya menghormati kunjungan PKB. Ini juga menunjukkan adanya kedekatan antara PKS dan PKB.
”Jadi, saya ingin perkuat, tegaskan bahwa bukan hanya ahlan wa sahlan, marhaban (selamat datang), tetapi insya Allah kami ingin lebih erat lagi. Makanya, tadi kami sama-sama menyanyikan lagu’Syubbanul Wathan’. Alhamdulillah semua siap dan kompak untuk bersatu,” ujar Syaikhu.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Ahmad Syaikhu
Ia melanjutkan, sejak awal dirinya sangat gembira mengetahui kabar merapatnya PKB ke Koalisi Perubahan. Ia pun berharap, bergabungnya PKB ke Koalisi Perubahan bisa kian membawa optimisme agar koalisi ini meraih kemenangan, membawa harapan dan kebaikan bagi umat, bangsa, serta negara.
Meski kedekatan dan kehangatan sudah terasa antara PKS, PKB, dan Nasdem, menurut Syaikhu, partainya tetap harus menunggu keputusan Majelis Syura terkait akan merapat atau tidak dalam Koalisi Perubahan. ”Namun, saya kira suasana yang terjadi di dalam ruangan tadi, insya Allah ini akan saya sampaikan kepada Majelis Syura dalam waktu dekat ini bahwa kami sudah semakin erat, semakin memiliki chemistry,” ujarnya.
PKS sudah sejak lama berkomitmen untuk berkoalisi dengan Partai Nasdem dan juga Partai Demokrat untuk mengusung Anies sebagai bakal capres. PKS juga sempat menyodorkan kadernya, yakni mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, sebagai calon pendamping Anies. Namun, setelah pembahasan panjang, Anies akhirnya memilih Muhaimin, Ketua Umum PKB, sebagai bakal cawapresnya. Pasangan Anies-Muhaimin dideklarasikan di Surabaya, Jawa Timur, pada 2 September lalu.
Keputusan Anies tersebut membuat Demokrat memutuskan keluar dari koalisi dan membatalkan dukungannya kepada Anies. Adapun PKS belum menentukan sikap menanggapi deklarasi Anies-Muhaimin. Kendati tidak menghadiri deklarasi di Surabaya, sejumlah elite PKS menyatakan bahwa partainya tetap mengusung Anies sesuai dengan amanah hasil Musyawarah Majelis Syura. Adapun dukungan untuk Muhaimin baru akan dibahas dalam Musyawarah Majelis Syura terdekat.
Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera Habib Aboe Bakar Al Habsyi menyampaikan sambutan pada pembukaan Rapimnas PKS di Jakarta, Senin (20/6/2022).
Sekretaris Jenderal PKS Aboe Bakar Al Habsyi menambahkan, Majelis Syura ditargetkan akan membuat keputusan pada Jumat (15/9/2023) depan. ”Insya Allah Jumat. Atau kalau telat-telatnya Sabtu. Pokoknya antara sampai Minggulah. Sekitar-sekitar itu. Moga-moga Jumat sudah bisa jalan,” katanya.
Ia tak memungkiri, sejauh ini proses komunikasi dengan PKB dan Nasdem masih seputar pembagian kekuasaan (power sharing) jika kelak Koalisi Perubahan memenangi kontestasi Pemilihan Presiden 2024. ”Ya ente (kamu) kayak enggak paham politik, masak enggak ada sharing, pasti dong nanti akan ada yang sifatnya portofolio, bagaimana wapres, itu bagaimana, pasti (dibahas),” ujarnya.
PKS juga masih membuka pintu bagi Demokrat jika ingin bergabung dalam Koalisi Perubahan. Aboe mengaku bahwa dirinya terus membangun komunikasi politik dengan Sekjen Demokrat Teuku Riefky Harsya.
”Mana tahu (Demokrat) datang lagi. Saya secara pribadi, rasa cinta saya kepada Demokrat tidak bisa terlepaskan,” ucap Aboe.
Berharap PKS "membuka pintu"
Sementara itu, Anies dalam sambutannya menyampaikan, tujuan kedatangannya ke kantor DPP PKS ialah ingin mengantarkan Muhaimin yang sudah ditetapkan oleh koalisi menjadi bakal cawapresnya.
Bakal calon presiden Anies Baswedan menyampaikan orasi politik dalam apel siaga bersama Partai Keadilan Sejahtera di Lapangan Astaka, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Minggu (3/9/2023).
”Dan ini adabnya, kalau kita membawa ke tempat orang tua, membawa calon mantu, harus dikenalkan. Tetapi yang sekarang ini tidak perlu dikenalkan, sudah terkenal. Dan sudah kerja bersama,” kelakar Anies.
Anies berharap PKS bisa bergabung dalam koalisi. Ia meyakini, bersama PKS, perjalanan menghadapi kontestasi Pilpres 2024 akan semakin mudah. Ia pun menutup sambutannya dengan pantun yang isinya ”menggoda” PKS agar bisa merapat ke koalisi.
”Pakai baju warna biru, dikasih motif rupa-rupa. PKB memang teman baru, tetapi PKS tak akan terlupa,” ujarnya. ”Kata bijak orang berilmu, buat pikiran tak pernah buntu. Kami datang membawa tamu, semoga PKS membuka pintu,” kata Anies disambut tepuk tangan seluruh isi ruangan.
Muhaimin berharap, PKS bisa menerima pasangan Anies-Muhaimin sehingga Koalisi Perubahan bisa semakin solid dan menggerakkan langkah bersama untuk pemenangan Pilpres 2024.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Muhaimin Iskandar
”Kami harap semoga saya dan temen-teman PKB, Nasdem, bisa disambut baik. PKB tentu sangat bahagia dan bersyukur apabila kebersamaan benar-benar terwujud, kerja sama-sama, laksanakan perjuangan sama-sama bagi terwujudnya cita-cita Indonesia yang lebih adil, makmur, dan sejahtera,” kata Muhaimin.
Muhaimin tak menampik ada perbedaan basis suara dan spektrum ideologi antara PKS dan PKB. Namun, ia melihat, dengan perbedaan itu, kedua partai justru bisa saling melengkapi.
”Bahwa PKS dan PKB memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing di dalam basis dukungan. Tentu justru perbedaan inilah yang akan saling memperkuat dan insya Allah menjadi modal pemenangan pasangan ini, pasangan Anies-Muhaimin,” ujar Muhaimin.
Ia pun menegaskan, PKB dan PKS selama bekerja sama di DPR juga tidak pernah mengedepankan politik identitas, tetapi kedua partai ini tidak bisa melepas dari identitas masing-masing. Ia berharap, dengan perbedaan itu, semangat kebinekaan Indonesia semakin kuat.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Bakal calon presiden Anies Baswedan berjabat tangan dengan bakal calon wakil presiden Muhaimin Iskandar seusai memberikan pidato saat Deklarasi Capres dan Cawapres 2024 oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan di Hotel Majapahit, Surabaya, Jatim, Sabtu (2/9/2023).
”Goodbye (Selamat tinggal) masa lalu, perbedaan-perbedaan yang tidak penting. Kita songsong masa depan untuk cepatnya terwujud pembangunan yang adil, makmur, dan sejahtera,” ujar Muhaimin.
Syaikhu pun berpandangan, gabungan parpol antara Nasdem, PKB, dan PKS justru menjadi perpaduan partai yang kuat dan saling melengkapi. Jika koalisi ini terbangun, akan ada gabungan antara basis keumatan dan basis nasionalisme.
”Oleh karena itu, saya sepakat dengan apa yang diungkapkan oleh Ketua Umum Partai Nasdem (Surya Paloh) bahwa justru dengan koalisi ini tidak ada lagi keterbelahan, keterpecahan di tengah masyarakat, cebong-kampret selesai sudah. Kita songsong masa depan ini lebih baik,” tutur Syaikhu.
Wakil Ketua Nasdem Ahmad Ali meyakini PKS akan segera merapat ke Koalisi Perubahan. Sinyal itu sudah terlihat dari adanya tiga bendera partai, Nasdem, PKS, dan PKB, yang dipasang di podium acara. ”Bendera ada tiga dipasang. PKS insya Allah secara de factosudah bersama-sama kita, menunggu de jure-nya aja,” ujarnya.