Anies-Muhaimin Pasangan Pertama untuk Pilpres 2024
Gabungan partai politik pendukung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar telah memenuhi syarat untuk ikut Pilpres 2024 karena memiliki lebih dari 20 persen kursi Dewan Perwakilan Rakyat.
Oleh
IQBAL BASYARI, AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO, WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN, HIDAYAT SALAM
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS - Setelah dideklarasikan pada Sabtu (2/9/2023), Anies Rasyid Baswedan dan Muhaimin Iskandar menjadi pasangan bakal calon presiden-calon wakil presiden pertama untuk Pemilihan Presiden 2024. Pasangan ini juga disiapkan menjadi yang pertama didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum.
Deklarasi pasangan Anies- Muhaimin digelar di Surabaya, sehari setelah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menerima tawaran dari Partai Nasdem untuk menduetkan Anies dengan Muhaimin yang tidak lain adalah Ketua Umum PKB.
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh yang hadir dalam deklarasi itu menegaskan, pasangan Anies-Muhaimin akan menjadi bakal calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres) pertama yang mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
”Ketika KPU mulai membuka pendaftaran capres-cawapres, insya Allah pasangan pertama yang mendaftar adalah pasangan yang kita miliki hari ini,” ujar Surya Paloh dalam sambutannya pada acara deklarasi Anies-Muhaimin.
Deklarasi Anies-Muhaimin yang digelar di Hotel Majapahit, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu sore, hanya dihadiri para petinggi Nasdem dan PKB. Tidak ada petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang hadir dalam deklarasi itu. PKS tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang mendukung Anies.
Sekretaris Jenderal PKS Aboe Bakar Al-Habsiy yang sudah berada di Surabaya urung hadir dalam acara deklarasi Anies-Muhaimin. Adapun Presiden PKS Ahmad Syaikhu beserta pengurus lain bersama-sama menyaksikan deklarasi dari Kantor DPP PKS di Jakarta.
Ketika KPU mulai membuka pendaftaran capres-cawapres, insya Allah pasangan pertama yang mendaftar adalah pasangan yang kita miliki hari ini,
Dalam deklarasi tersebut, mars Nasdem dan PKB tidak dinyanyikan. Hadirin hanya menyanyikan lagu kebangsaan ”Indonesia Raya” serta ”Ya Lal Wathon” karya KH Abdul Wahab Chasbullah, salah satu ulama pendiri Nahdlatul Ulama (NU).
Banner yang terpasang di sejumlah sudut lokasi acara juga hanya berisi gambar Anies-Muhaimin dengan latar merah putih. Tidak ada logo parpol pengusung yang terpasang dalam banner tersebut.
Di Jakarta, Ahmad Syaikhu menegaskan, kendati tidak hadir secara langsung pada acara deklarasi Anies-Muhaimin, PKS menyambut baik masuknya PKB dalam KPP. ”Mohon maaf karena kami tidak bisa hadir secara langsung. Kami menyambut baik masuknya PKB dalam KPP,” kata Syaikhu dalam konferensi pers di Jakarta.
PKS, lanjut Syaikhu, tetap mendukung Anies sebagai bakal capres. Sebab, Musyawarah Majelis Syura VIII sudah memutuskan, PKS mengusung Anies sebagai bakal capres 2024.
Terkait pencalonan Muhaimin sebagai bakal cawapres pendamping Anies, menurut Syaikhu, PKS akan membahas dalam musyawarah majelis syura terdekat.
Sementara itu, Ketua DPP PKS Al Muzzammil Yusuf mengatakan, kedatangan Aboe Bakar Al-Habsiy ke Surabaya dalam rangka menyampaikan posisi PKS secara informal. Hal itu juga wujud pertemanan antara Aboe Bakar dan Muhaimin yang sudah akrab sejak di DPR.
Kawal Anies
Dalam pidatonya, Anies menegaskan, koalisi dibangun dengan sebuah niat baik, dengan cita-cita mulia, serta dibangun bukan sekadar untuk mendapatkan dan mencari kekuasaan. Ada sebuah tanggung jawab moral agar bangsa Indonesia menjadi lebih baik di masa yang akan datang.
”Dengan bergabungnya PKB, rasanya koalisi ini akan bergerak lebih cepat, lebih besar, lebih mantap daripada sebelumnya,” kata Anies.
Keberadaan PKB, ujar Anies, menjadi sebuah penguat untuk mengisi rongga-rongga yang selama ini belum terisi. Kehadiran PKB juga memberikan perspektif-perspektif baru.
Sementara itu, Muhaimin menyatakan, dirinya dan PKB siap mengawal Anies melanjutkan cita-cita perjuangan memajukan bangsa dan negara. Komitmen ini diyakini menjadi modal menata Indonesia yang damai, adil, dan sejahtera.
Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, peluang Anies-Muhaimin solid dan bisa mengikuti pemilu cukup tinggi. Sebab, kedua parpol sudah mendapatkan posisi yang saling menguntungkan, yakni Nasdem mendapatkan posisi capres dan PKB sebagai cawapres. Sementara dukungan dari PKS menjadi bonus. Pasalnya, dengan dukungan dari Nasdem dan PKB, pasangan Anies-Muhaimin bisa berlayar mengikuti Pilpres 2024.
”Nasdem dan PKB sudah cukup memenuhi ambang batas pencalonan presiden sehingga soliditas kedua parpol saja cukup membawa pasangan ini ikut kontestasi pilpres,” katanya.
Nasdem dan PKB memiliki 117 kursi atau 20,3 persen kursi DPR. Ini telah melebihi ambang batas pencalonan presiden yang ditetapkan minimal 20 persen kursi DPR. Jika PKS tetap bergabung dalam KPP, jumlah kursi yang dikuasai ketiga parpol itu mencapai 167 kursi atau 29 persen dari total kursi di DPR.
Akhir kebersamaan
Deklarasi Anies-Muhaimin juga menjadi akhir kebersamaan PKB dengan Partai Gerindra. Sudah satu tahun lamanya PKB berkomitmen membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dengan Gerindra dan sepakat untuk mengusung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai bakal capres.
Namun, Prabowo mengaku tidak khawatir dengan langkah Muhaimin menerima pinangan Nasdem. Sebab, dalam politik, pertemuan dan perpisahan merupakan hal yang biasa terjadi. ”Demokrasi itu tidak ada lara-laraan. Demokrasi adalah suatu proses diskusi, bertemu, kadang-kadang berpisah,” ujar Prabowo seusai acara deklarasi dukungan Partai Gelora Indonesia, di Jakarta, Sabtu siang.
Keputusan Nasdem menggandeng PKB membuat Partai Demokrat mencabut dukungan mereka kepada Anies. Demokrat juga memutuskan untuk tidak lagi berada di KPP yang dibangun bersama Nasdem dan PKS.