Buka Muktamar Sufi Internasional, Presiden: Islam Indonesia Semakin Diperhitungkan
Muktamar Sufi Internasional 2023 di Pekalongan, Jawa Tengah, menunjukkan bahwa Islam Indonesia semakin diperhitungkan dunia.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
Presiden Joko Widodo berfoto bersama para sufi dari 38 negara yang menghadiri Muktamar Sufi Internasional di Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (29/8/2023).
JAKARTA, KOMPAS — Islam wasatiah atau moderat diyakini akan terus memperkokoh toleransi serta persatuan dan kesatuan bangsa. Tak hanya itu, kerukunan dan perdamaian dalam keberagaman yang ada di Indonesia membuat Indonesia semakin diperhitungkan dunia internasional.
Presiden Joko Widodo dalam sambutannya pada pembukaan Muktamar Sufi Internasional Tahun 2023, di Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (29/8/2023), menyampaikan terima kasih kepada para ulama dan tokoh agama yang selalu mengajarkan kerukunan, perdamaian, keharmonisan, dan toleransi di tengah keberagaman Indonesia. Presiden mengharapkan, saling mengingatkan akan pentingnya toleransi dalam keberagaman perlu dilanjutkan.
”Sikap moderat dan saling berinteraksi memungkinkan kita untuk bersatu dalam keberagaman. Unity in diversity,” tutur Presiden Jokowi yang hadir didampingi Nyonya Iriana.
Muktamar Sufi Internasional Tahun 2023 dihadiri oleh para ulama dari sejumlah negara. Selain Presiden Jokowi, pembukaan muktamar itu juga dihadiri Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Panglima TNI Marsekal Yudo Margono, Kepala Polri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, serta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Dalam kesempatan itu, Presiden menyampaikan bahwa menjaga toleransi dan persatuan dalam keberagaman merupakan karakter moderat bangsa Indonesia. Hal itu pula yang diyakini telah berhasil menjaga stabilitas politik Indonesia. Walakin, diakui pula, masih ada beberapa kasus intoleransi yang harus menjadi perhatian agar perdamaian tetap terjaga.
Tak hanya itu, Presiden juga menyampaikan kepercayaannya bahwa amalan tasawuf berperan penting dalam upaya menjaga perdamaian karena selalu hadir dengan nilai-nilai humanisme universal dan prinsip Islam wasatiah. Dengan amalan tasawuf itu pula diyakini toleransi serta persatuan dan kesatuan bangsa semakin kokoh.
Pelaksanaan muktamar ini sekaligus membuktikan bahwa Islam Indonesia tidak lagi berada di pinggiran, tetapi punya peran yang sangat strategis serta berkontribusi membangun peradaban dunia yang damai dan harmonis.
Atas dasar keyakinan itu, Presiden Jokowi menilai pelaksanaan Muktamar Sufi Internasional sangat penting bagi Indonesia. Sebab, Indonesia semakin dikenal sebagai contoh negara yang menjalankan nilai-nilai Islam moderat. Muktamar sufi juga diyakini akan meningkatkan kepercayaan dunia terhadap Indonesia. Islam di Indonesia juga semakin diperhitungkan dunia.
Pelaksanaan muktamar ini, lanjut Presiden, sekaligus membuktikan bahwa Islam Indonesia tidak lagi berada di pinggiran, tetapi punya peran yang sangat strategis serta berkontribusi membangun peradaban dunia yang damai dan harmonis.
Ketua Panitia Pusat Muktamar Sufi Internasional Tahun 2023 Prabowo Subianto, dalam laporannya, menyampaikan bahwa muktamar dihadiri oleh 73 orang sufi dari 38 negara lain. Muktamar bertema ”Contemporary Sufi Work in A Renewed World” itu akan berlangsung pada 29-31 Agustus.
Persaudaraan
Rois Am Jam’iyyah Ahlith Thariqah aI-Muktabarah an-Nahdliyah (JATMAN), Habib Muhammad Luthfi bin Yahya, mengatakan, saat ini sudah bukan waktunya membicarakan khilafiyah atau perbedaan pendapat. ”Sekarang ini (waktunya) untuk membangun ukhuwah islamiyyah (persaudaraan Islam) dan ukhuwah wathaniyah(persaudaraan sebangsa setanah air) dalam ekonomi dan pendidikan yang mampu menjawab tantangan umat dan bangsa,” tuturnya.
Habib Luthfi menyampaikan pula keprihatinan atas kondisi ekonomi dan pertanian saat ini. Ketahanan pangan di Indonesia ataupun seluruh dunia perlu menjadi perhatian dan memerlukan solusi. Karena itu, dia mengimbau supaya persaudaraan bisa terbangun dan melahirkan keberuntungan di dunia ini.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam sambutan selamat datangnya menyampaikan bahwa sidang-sidang komisi di Muktamar Sufi Internasional sama dengan semangat yang dibangun bersama. Semangat itu adalah semangat untuk mengoptimalkan dunia pendidikan dan perekonomian sebagai pertahanan untuk menangkal radikalisme. ”Demikianlah mestinya hidup beragama sebagaimana teladan yang kita terima dari wali sampai nabi, yakni hidup yang penuh rasa welas asih,” tuturnya.
Ganjar menambahkan, sebagai orang Timur, diyakini puncak spiritualitas seseorang adalah ilmu yang membuat seseorang selalu dipenuhi dengan cinta. Karena itu, dia berharap para ulama sufi terus menyebarkan welas asih di tanah Jawa ataupun di Indonesia.
Tak hanya itu, Prabowo juga mengharap acara ini bisa menegaskan kepercayaan dunia yang ditegaskan Presiden Joko Widodo dalam Pidato Kenegaraan beberapa waktu lalu. ”Kepercayaan dunia internasional kepada Indonesia merupakan modal penting bagi kedudukan negara kita agar sejajar dengan negara-negara besar lain di dunia,” tuturnya.