Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri buka suara soal manuver politik kadernya, Budiman Sudjatmiko. Pihaknya mengibaratkan sikap itu bagaikan orang berdansa.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·4 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri buka suara soal manuver politik kadernya, Budiman Sudjatmiko, yang justru mendukung bakal calon presiden Partai Gerindra Prabowo Subianto. Pihaknya mengibaratkan sikap itu bagaikan orang dansa. Untuk memenangi pemilu, segenap kader diinstruksikan mendekati akar rumput.
Hal itu diungkapkan Megawati sewaktu menjumpai para kadernya, di Kantor Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI-P Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kota Yogyakarta, DIY, Selasa (22/8/2023). Ia datang didampingi Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto dan bakal calon presiden PDI-P yang juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Ketiganya menumpang satu mobil yang sama.
Menyoroti kasus Budiman, Megawati mengenang pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo sekali waktu. Ketika itu, ia ditanyai soal seperti apa kira-kira situasi perpolitikan di akhir periode kedua kepemimpinan Joko Widodo. Ia menggambarkan situasi yang terjadi bakal seperti orang berdansa. Jawaban itu disebut Megawati membuat Presiden Joko Widodo kebingungan.
”Itu simbol. Berdansa itu bisa sendiri, bisa berduaan, bisa ramai-ramai, bisa slow motion, atau gerakannya pelan seperti waltz. Terus ada rumba yang gerakannya cepat. Terus ada rock and roll yang bergonta-ganti pasangan. Yang itu berganti di sana, lalu yang itu berganti di sini,” kata Megawati.
Megawati menceritakan, jawabannya direspons dengan tawa oleh Presiden Joko Widodo. Ia juga menyebut, Presiden Joko Widodo sudah memahami pernyataannya setelah diberi contoh semacam itu. Ucapan tersebut diyakininya mampu memotret situasi perpolitikan terkini.
Meski demikian, ia tak merasa disudutkan dengan segala dinamika politik yang tengah terjadi belakangan ini. Oleh karena itu, Megawati meminta seluruh kadernya turun langsung menemui rakyat di tingkatan akar rumput.
Itu simbol. Berdansa itu bisa sendiri, bisa berduaan, bisa ramai-ramai, bisa slow motion, atau gerakannya pelan seperti waltz. Terus ada rumba yang gerakannya cepat. Terus ada rock and roll yang bergonta-ganti pasangan. Yang itu berganti di sana, lalu yang itu berganti di sini. (Megawati Soekarnoputri)
Langkah tersebut dipercaya mampu memperoleh simpati warga yang nantinya bakal membantu mereka memenangi Pemilu 2024. Pihaknya mengambil istilah ”perang udara” dalam menggambarkan situasi politik terkini. Sebab, pembahasan elektoral hanya berkutat pada hasil survei maupun wacana yang berkembang melalui media sosial.
”Tidak usah mikir kita ini dikurung. Wis meneng wae, tapi nyambut gawe (Sudah diam saja, tetapi bekerja). Turun ke akar rumput. Sapa mereka. Tidak ada jalan lain,” kata Mega.
Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto enggan berlarut-larut membahas perbuatan Budiman. Saat ini, pihaknya tengah fokus mencari cara memenangkan partainya dan Ganjar pada Pemilu 2024. Lebih-lebih Ganjar berhasil memuncaki hasil survei terkini.
Misalnya, pada survei Litbang Kompas, elektabilitas Ganjar mencapai 24,9 persen mengungguli Prabowo yang memperoleh 24,6 persen. Adapun Anies Baswedan elektabilitasnya baru menyentuh 12,7 persen.
”Kami mengurus rebound saja yang penting. Itu yang bersikap kan teman-teman seperjuangan Pak Budiman. Biar mereka yang bersuara,” kata Hasto.
Di sisi lain, lanjut Hasto, sekretariat partai nantinya bakal mengirim surat kepada Budiman. Namun, pihaknya tak bisa membeberkan isi surat yang dimaksud. Ia meminta semua pihak menunggu sampai surat itu nantinya diterima Budiman.
Hasto enggan menjawab ketika ditanyai mengenai masa depan Budiman pada partai berlogo banteng tersebut. Ia menyatakan sudah banyak orang yang berkomentar.
Ia malah menceritakan respons anak-anak muda perihal kasus itu dalam suatu pelatihan. Anak-anak muda itu disebut menggambarkan hubungan Budiman dan Prabowo seperti orang yang baru berpacaran.
”Sudah Pak Sekjen (Hasto). Pak Budiman ini kan seperti punya pacar baru. Jadi biar asyik dengan pacarnya. Toh nanti tiga bulan setelahnya akan ketahuan bagaimana pacar barunya itu. Itu dari generasi millenial ketika saya bertanya tentang Pak Budiman,” kata Hasto.
Hasto pun berpesan agar seorang politisi mampu menjaga integritasnya dan tidak mengorbankan integritas itu. Pasalnya, integritas itu melekat dalam karakter diri sesorang. Kini, pihaknya meminta seluruh kader bergerak ke bawah menyambut rebound elektabilitas Ganjar. Terlebih capaian itu disambut deklarasi dukungan sejumlah elemen sukarelawan kepada ”Si Rambut Putih”.
Selasa itu, kelompok sukarelawan yang mendeklarasikan dukungan bagi Ganjar ialah Pilih Ganjar (Pijar). Mereka terdiri atas komunitas intelektual dari berbagai perguruan tinggi. Deklarasi dukungan digelar di Pendopo Agung, Hotel Royal Ambarrukmo, Kabupaten Sleman, DIY, Selasa sore. Ada dua elemen sukarelawan lain yang turut serta, yakni Barisan Ibu-ibu Pendukung Ganjar Pranowo (Binar) dan Pemuda Nasional Deklarasi Ganjar Pranowo (Pendekar).
”Kami berkeyakinan pemimpin yang bernyali tanpa membenci, yang mampu merawat keberagaman, kebinekaan bangsa Indonesia adalah sosok Ganjar Pranowo. Kami adalah komunitas independen yang tidak punya motivasi politik apa pun, kecuali ingin menitipkan kebinekaan bangsa Indonesia yang akhir-akhir ini menghadapi tantangan tidak ringan,” kata Ketua Pijar Nindyo Pramono.
Sewaktu menjumpai sukarelawan, Ganjar memaparkan mengenai visinya agar Indonesia benar-benar menjadi negara besar. Apalagi negara ini bakal menerima bonus demografi yang puncaknya nanti bakal terjadi pada 2045. Pihaknya memandang persoalan persatuan bangsa, keunggulan sumber daya manusia, dan mentalitas antikorupsi bakal mendorong bangsa ini semakin maju.
”Bonus demografi mesti kita dorong benar-benar menjadi dividen. Dan, itulah menjadi fondasi utama kita. Bagaimana kita memanfaatkan periode bonus demografi ini berjalan. Tidak ada yang lain. Perubahan luar biasa dalam pendidikan, baik dari aspek intelektual, emosional, karakter, maupun spiritual,” kata Ganjar.