Peresmian Museum SBY-Ani dan Perjumpaan Para Elite Pendukung Anies
Bakal capres Anies Baswedan bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan sejumlah elite partai Koalisi Perubahan untuk Persatuan lain di Pacitan, Jawa Timur. Apa saja yang dibicarakan?
Oleh
HIDAYAT SALAM, PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
Peresmian Museum dan Galeri Seni SBY-Ani di Pacitan, Jawa Timur, Kamis (17/8/2023), tak hanya menjadi ajang nostalgia sejumlah tokoh bangsa, tetapi juga menjadi ruang perjumpaan para elite politik. Pembicaraan mengenai kontestasi politik yang kian hangat menyeruak di antara perbincangan tentang seni dan romantisme masa lalu.
Museum dan Galeri Seni SBY-Ani dibangun oleh Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono. Peresmian yang digelar bertepatan dengan HUT Ke-78 RI itu tak hanya dihadiri para keluarga tetapi juga kolega keluarga Yudhoyono, tak terkecuali sejumlah elite politik.
Salah satu yang hadir adalah bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Rasyid Baswedan. Anies yang hadir mengenakan batik disambut hangat oleh Agus Harimurti Yudhoyono, putra sulung Yudhoyono yang juga Ketua Umum Partai Demokrat.
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla tak ketinggalan hadir dalam peresmian itu. Begitu pula Wakil Presiden ke-11 RI Boediono yang mendampingi pada periode kedua pemerintahan Yudhoyono. Sejumlah petinggi partai politik, terutama yang tergabung dalam KPP, pun hadir. Salah satunya Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu.
Meskipun para elite partai hadir untuk memenuhi undangan peresmian, spekulasi mengenai adanya pembicaraan politik tetap tak terhindarkan. Apalagi sebelumnya tersiar kabar, pembahasan bakal calon wakil presiden pendamping Anies akan difinalisasi di Pacitan.
Adanya pembicaraan politik pada acara di Pacitan itu terkonfirmasi. Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera, Jumat (18/8/2023), mengungkapkan, di sela peresmian Museum dan Galeri Seni SBY-Ani itu digelar pertemuan para elite partai KPP. Selain PKS, anggota KPP lainnya adalah Partai Demokrat dan Partai Nasdem.
Untuk momentum pengumuman (cawapres) masih direncanakan dan diskusi masih berjalan. Semoga di bulan kemerdekaan ini segera diumumkan.
Pertemuan juga diikuti oleh Anies dan Jusuf Kalla. Bahkan, menurut Mardani, ada pertemuan khusus antara Yudhoyono dan Kalla.
Dalam pertemuan itu, kata Mardani, KPP bersepakat untuk segera memanaskan mesin partai masing-masing dan turun ke akar rumput demi memenangkan Anies mengingat waktu pencoblosan Pemilu 2024 tersisa enam bulan lagi. ”Untuk momentum pengumuman (cawapres) masih direncanakan dan diskusi masih berjalan. Semoga di bulan kemerdekaan ini segera diumumkan,” tutur dia.
Pertemuan di Pacitan itu, menurut Mardani, akan dilanjutkan dengan pertemuan eliter partai KPP di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sayangnya, Mardani tidak bersedia mengungkapkan kapan pertemuan di Yogyakarta itu berlangsung.
Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu hanya menegaskan bahwa pertemuan digelar untuk mematangkan strategi pemenangan Anies yang akan diusung KPP pada Pilpres 2024. Sejumlah aksi disiapkan dan akan dilancarkan setelah pendamping Anies ditetapkan.
”Persiapan sedang dimatangkan. Secara umum (akan) mendetailkan program dan aksi (terkait) pasca-pengumuman cawapres nanti dilakukan,” tutur Mardani.
Deputi Badan Pemenangan Pemilu Demokrat Kamhar Lakumani menambahkan, saat ini bakal cawapres Anies sudah mengerucut ke satu nama. Namun, dia mengaku belum mengetahui siapa sosok bakal pendamping Anies tersebut.
”Terkait cawapres, itu sepenuhnya menjadi ranah dan kewenangan Mas Anies selaku capres. Sepengetahuan kami telah ada satu nama yang mengerucut yang berada di kantong Mas Anies,” kata Kamhar.
Berbeda dengan PKS yang menginginkan bakal cawapres diumumkan Agustus ini, Partai Nasdem justru tidak mau terburu-buru menetapkan calon pendamping Anies. ”Dinamika politik masih berkembang. Terburu-buru menentukan pasangan, itu pasti tidak akan menguntungkan,” kata Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali.
Bahkan, menurut Ali, belum ada rencana deklarasi bakal cawapres pada Agustus hingga September. Kemungkinan besar, bakal cawapres Anies akan dideklarasikan mendekati tahapan pendaftaran capres-cawapres yang akan dimulai pada 19 Oktober. Sebab, sampai saat ini Nasdem belum menerima laporan dari Anies mengenai nama cawapres yang akan mendampinginya.
Secara terpisah, peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati, mengatakan, dinamika cawapres mulai menemukan bentuk idealnya. ”Terlepas dari siapa figur yang dipasangkan, beberapa nama yang beredar tentu masih dalam penjajakan,” katanya.
Wasisto mengingatkan bahwa kepastian sosok cawapres menjadi faktor pemikat pemilih. Namun, mencari cawapres itu ibarat mencari jodoh politik yang mempunyai konsekuensi sendiri.