Talenta Lintas Generasi Menebar Ceria di Istana Merdeka
Talenta lintas generasi tampil dan menceriakan suasana peringatan HUT Ke-78 RI di halaman Istana Merdeka, Jakarta. Tak hanya warga, pasukan TNI dan Polri pun turut berlenggang.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO, NINA SUSILO
·4 menit baca
Pasukan TNI dan Polri yang berbaris rapi dan berdiri tegak sempurna di halaman Istana Merdeka pada Peringatan Detik-detik Proklamasi jamak terlihat setiap tahun selama beberapa dekade terakhir. Namun, pernahkah melihat mereka menari-nari riang dengan lepas, meninggalkan langgam ”serius” personel TNI dan Polri, di halaman Istana pada peringatan HUT Kemerdekaan RI?
Itulah salah satu pembeda atau ada yang menyebutnya sebagai kejutan dari peringatan HUT Ke-78 RI dibanding momen-momen serupa sebelumnya. Penampilan di luar kelaziman ini terjadi begitu Putri Ariani, talenta muda Indonesia yang berhasil memukau juri America Got Talent, menyanyikan lagu berjudul ”Rungkad” ciptaan Vicky Tri Prasetyo.
Sebelum membawakan lagu tersebut, Putri yang duduk di belakang piano memberi pengantar singkat. ”Kepada yang terhormat, Bapak Presiden dan Ibu Iriana Joko Widodo. Selamat siang, Bapak dan Ibu. Selamat siang semuanya,” katanya.
Pertama-tama, Putri mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya sambil mengungkapkan rasa bangga, senang, dan terharu karena dapat menjadi bagian dari perayaan peringatan ke-78 kemerdekaan RI. Putri pun menginformasikan bahwa dirinya akan tampil lagi di semifinal America Got Talents pada Selasa, 5 September 2023 waktu Los Angeles atau Rabu, 6 September 2023 WIB dan dia meminta doa dan dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia.
Tepuk tangan apresiasi hadirin pun membahana. Selepas berterima kasih, Putri pun lantas melanjutkan dengan berkata, ”Lagu berikut ini spesial untuk semuanya.”
Dan begitu lirik pertama disenandungkan Putri sembari mendentingkan tuts piano dengan diiringi orkestra Gita Bahana Nusantara, tiba-tiba gestur para personel TNI dan Polri di lapangan berubah dari posisi siap siaga. Mereka dengan elegan mengubah sikap menjadi rileks sembari menyesuaikan gerak dengan irama lagu.
Perlahan, seiring terus dimainkannya lagu, pasukan TNI dari semua matra dan Polri yang berada di halaman berumput hijau Istana Merdeka pun mulai berlenggang. Bahkan, para personel yang membawa senjata pun ikut menari dengan gerak serempak dalam sebuah koreografi apik.
Suasana gembira pun sontak menyeruak dari tengah lapangan menuju ke arah mimbar utama dan menular ke panggung di kedua sisi halaman tempat para tamu duduk. Keceriaan kian memuncak ketika petugas mempersilakan para tamu yang duduk di kanan kiri halaman merangsek mendekati area depan panggung utama.
Dengan sorak sorai mereka berlarian memasuki area depan panggung utama yang dibangun di muka teras Istana Merdeka. Ada yang kemudian ikut bergoyang bersama TNI-Polri dan tentu ada pula yang asyik berswafoto alias selfie dengan latar panggung utama tempat duduk Presiden Jokowi. Bahkan, beberapa di antaranya tak sungkan mengikuti gerak para personel yang sedang menari sembari mengajak mereka berfoto.
Kesemarakan suasana penuh kegembiraan seperti ini pun terus mewarnai Istana Merdeka saat para penyanyi muda MAC Papua melantunkan lagu ”Cuma Saya” dan grup musik Shine of Black yang mendendangkan tembang ”Jangan Ganggu”. Sempat tertangkap kamera dan terpampang di layar besar ketika raut wajah Presiden Jokowi berbinar dan menyaksikan keceriaan warga yang berbaur dengan pasukan TNI-Polri berjoget bersama di halaman Istana Merdeka tersebut. Tak lupa, Ibu Iriana pun dengan wajah riang terlihat menggoyang-goyangkan tangan mengikuti irama lagu.
Terkait suasana yang terasa lepas bebas ini, tanpa ada lagi penerapan protokol kesehatan ketat seperti di masa pandemi Covid-19 melanda dunia dan Indonesia, tergambar dari pernyataan Wakil Presiden Ma’ruf Amin sesaat sebelum dimulainya upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Ke-78 RI. ”Ya, HUT kali ini memang HUT yang sangat spesial karena ini untuk pertama kali kita memperingati HUT kemerdekaan RI setelah pandemi,” ujar Wapres Amin di bawah naungan atap selasar sisi barat teras Istana Merdeka.
Pertunjukan seni menjelang upacara penurunan bendera juga masih menghadirkan talenta muda berbakat. Salah satunya adalah Salma Salsabil (20), peserta Indonesia Idol 2023. Penyanyi kelahiran 12 Februari 2002 dan memiliki nama asli Salma Salsabil'Aliyyah Putri Mandaya ini membawakan lagu ”Simfoni Raya Indonesia”.
Selain itu, para undangan upacara penurunan bendera juga menikmati lagu-lagu hits dari grup band senior Kahitna. Lagu-lagu seperti ”Cerita Cinta”, ”Andai Dia Tahu”, ”Soulmate”, ”Mantan Terindah”, dan ”Cantik”.
Kendati durasi acara hiburan di upacara penurunan bendera lebih pendek, para undangan tetap menikmati lagu-lagu hits Kahitna tersebut. Semua ikut menyanyi seperti dalam konser band favorit.
Pesan relevan dari masa silam
Ajakan untuk berduyun-duyun ke Istana Merdeka merayakan Peringatan HUT Kemerdekaan pun dapat ditarik hingga ke tahun-tahun awal negeri ini. Dokumentasi terkait hal ini pernah ditampilkan dalam pameran arsip dan mobil kepresidenan dalam rangkaian peringatan HUT Ke-77 RI pada Agustus 2022.
Pameran tersebut turut memajang reproduksi halaman depan surat kabar Merdeka terbitan Rabu, 16 Agustus 1950, yang memuat undangan bagi masyarakat untuk menyaksikan pengibaran bendera pusaka. Ada sebuah kolom kotak yang dibatasi garis hitam di pojok kanan dan kiri halaman satu koran tersebut yang berisi semacam iklan atau undangan. Isi kolom sebelah kanan seperti berikut:
DJANGAN LUPA BUNG!!! pada 17 Agustus j.a.d:
I. Bangun pagi-pagi !
II. Mengerek Sang Merah Putih dimuka rumah saudara pada djam 6 pagi.
III. Kemudian lekas2 pergi kemuka Istana Merdeka, supaja paling lambat djam 7.30 sudah ada disana, untuk menjaksikan upatjara 17 Agustus.
Pada kolom sebelah kiri, di bagian sudut kiri atas kotak tergambar ilustrasi telapak tangan yang menunjuk ke arah bawah, yakni ke arah tulisan. Bunyi tulisan dimaksud, dengan ejaan dan gaya kalimat yang berlaku di masa itu, adalah seperti berikut.
Bendera Pusaka! Bendera Revolusi! Jang Rakjat Djakarta tidak melihat telah 5 th lamanja. Mari Bung kita saksikan mengibarkannja, pada 17 Agustus j.a.d di “Tiang 17 Agustus”, di muka Istana Merdeka!
Hanja sekali setahun kita kibarkan bendera-pusaka ini! Moga2 ia berkibar tiap2 tahun, sampai ke akhir zaman.
”Moga-moga ia berkibar tiap-tiap tahun sampai ke akhir zaman.” Sebuah kalimat dari masa silam yang tetap relevan karena mengejawantahkan harapan abadi masyarakat Indonesia hingga saat ini dan nanti untuk tetap menjadi bangsa yang merdeka. Dirgahayu Indonesia.