Meneladani Perjuangan Gus Dur, Ada Kemanusiaan dalam Politik
Gus Dur selalu menekankan prinsip di dalam politik ada kemanusiaan. Ketika politik kembali pada jati dirinya sebagai sarana membangun kesejahteraan bersama, rakyat akan merasakan kedamaian dan kemajuan.
Oleh
HIDAYAT SALAM
·3 menit baca
Politik sejatinya merupakan sarana untuk membangun kebaikan dan kesejahteraan bersama. Karena itu, bagi Presiden ke-4 KH Abdurrahmah Wahid atau Gus Dur, politik bukan perkara perebutan kekuasaan belaka. Lebih dari itu, politik merupakan sarana untuk mewujudkan kesetaraan, kedamaian, dan kemajuan bersama sehingga harus ada kemanusiaan dalam politik.
Sepanjang hidupnya, Gus Dur selalu mencoba menghadirkan politik berkeadaban. Nilai-nilai yang diperjuangkan Gus Dur kini masih menjadi inspirasi bagi anak-anak bangsa, meski mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu telah 14 tahun tiada.
Warisan pandangan politik berkeadaban itu juga menjadi inspirasi bagi para pengurus, kader, dan simpatisan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Dalam acara Haul Ke-14 Gus Dur di Kantor DPP PKB, Jumat (4/8/2023), Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menyebut Gus Dur adalah sosok inspirasi dan motivasi bagi semua orang.
”Gus Dur telah memberi amanat kepada kita untuk selalu diperjuangkan mulai dari nilai ketuhanan, kemanusiaan, kebangsaan, demokrasi, dan keadilan serta toleransi. Ini yang kita teruskan perjuangannya,” ujar Muhaimin.
Selain kader PKB, peringatan haul Gus Dur juga dihadiri mantan Ketua Umum PBNU KH Said Agil Siroj; mantan Juru Bicara Presiden Abdurrahman Wahid, Adhie Massardi; sekretaris pribadi Gus Dur yang juga mantan Sekretaris Jenderal PBNU, Zainul Arifin Junaidi; serta pengajar politik dari President University, Jakarta, Muhammad AS Hikam.
Bagi para kader PKB, Gus Dur tak bisa dilepaskan dari PKB. Sebab, Gus Dur merupakan pendiri PKB. Para kader PKB berkomitmen untuk memenuhi harapan dan cita-cita pendiri partai untuk memperjuangkan keadilan dan demokrasi.
Gus Dur telah memberi amanat kepada kita untuk selalu diperjuangkan mulai dari nilai ketuhanan, kemanusiaan, kebangsaan, demokrasi, dan keadilan serta toleransi. Ini yang kita teruskan perjuangannya.
Dalam kesempatan itu, Muhaimin kembali menceritakan kedekatan dirinya dengan Gus Dur. Dalam berbagai acara, Gus Dur kerap mengajak Muhaimin ikut serta layaknya asisten informal. Oleh karena itu, Muhaimin meyakini, pencapaiannya saat ini, apabila dianggap berhasil, tidak terlepas dari peran Gus Dur.
”Jadi, saya ini seperti asisten informal karena diajak terus oleh Gus Dur di semua event atau kegiatan. Mulai dari ke NU-an, ke forum demokrasi, ke pemerintahan. Kalau berhasil itu memang produk Gus Dur, tetapi kalau (saya) gagal, ya, aslinya memang begitu. Mohon doanya, semoga berhasil sesuai dengan cita-cita Gus Dur,” tutur Muhaimin.
Kader PKB, lanjutnya, tak cukup hanya membawa PKB untuk memenangi kontestasi politik, termasuk Pemilu 2024 mendatang. Kader PKB harus bisa meneruskan gagasan dan cita-cita para pendiri partai, yakni mewujudkan keadilan politik dan kesejahteraan hidup.
”Perjuangan untuk kesetaraan, kemakmuran, dan kesejahteraan membuat Gus Dur menjadi inspirasi bangsa,” ujarnya.
Sementara itu, Zainul Arifin Junaidi mengenang Gus Dur sebagai sosok yang memiliki kepribadian kuat. Gus Dur adalah orang yang berani bersikap ketika ia melihat ketidakadilan. Sikap itu tidak hanya ditunjukkan melalui wacana, tetapi melalui tindakan. Gus Dur bahkan sering pasang badan ketika ketidakadilan muncul. Gus Dur melakukan ini secara konsisten.
Gus Dur selalu menekankan prinsip di dalam politik ada kemanusiaan. Ketika politik kembali pada jati dirinya, yakni bukan hanya demi kekuasaan, melainkan juga sebagai sarana membangun kesejahteraan bersama, rakyat akan merasakan kedamaian dan kemajuan.
Benahi moral politik
Adhie Massardi mengungkapkan alasan Gus Dur mendirikan PKB, yakni untuk membenahi moral politik di Indonesia. Bagi Gus Dur, politik membutuhkan spiritualitas agar tidak kehilangan moral.
”Politik itu sekarang di seluruh dunia mulai kehilangan moralnya, kehilangan perilakunya, kehilangan kemanusiaannya. Perang, korupsi, kolusi. Maka, perlu spiritualitas baru di dalam partai politik,” ucap Adhie.
Dalam acara haul Gus Dur itu, Adhie sekaligus menanggapi relasi PKB dan PBNU di era Ketua Umum KH Yahya Cholil Staquf yang disebut menjaga jarak. Adhie meyakini, PBNU tetap konsisten dengan keagamaannya, sedangkan hal politik menjadi urusan PKB. Maka, meski PKB dan PBNU bertolak belakang, keduanya bakal tetap bersatu karena sama-sama menghidupkan ajaran Gus Dur.
”PBNU menghadap ke timur, PKB menghadap ke barat. Nah, tapi saya bilang, dulu Gus Dur berpesan kalau PBNU istikamah di jalan yang lurus, dan PKB istikamah di jalan yang lurus juga, karena bumi itu bulat, insya Allah akan bertemu di tengah,” katanya.
Muhaimin menegaskan, relasi antara NU dan PKB merupakan bagian kultural, ideologis, historis, fungsional, dan sudah tidak bisa diutak-atik. Keduanya saling memberi penghormatan dan berjuang pada bagian masing-masing.
”Perjuangan kultural, sosial, dan keagamaan ada di sana (PBNU). Perjuangan politik ada di sini (PKB),” ucapnya.