Selama dua hari, 31 Juli-1 Agustus 2023, TNI menggelar latihan gabungan di Situbondo, Jawa Timur. Meski di tengah kondisi damai, latihan tetap penting untuk menjaga kesiapsiagaan TNI.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·4 menit baca
Menjaga Ibu Pertiwi tidak cukup dilakukan satu-dua orang. Pun, tidak cukup dilakukan oleh masing-masing matra Tentara Nasional Indonesia. Jika semua pihak melakukannya bersama-sama, Indonesia diyakini akan terus jaya.
Begitulah benang merah dari seluruh rangkaian Latihan Gabungan Dharma Yudha 2023 di Pantai Banongan, Situbondo, Jawa Timur, 31 Juli 2023-1 Agustus 2023. Latihan gabungan melibatkan 7.165 personel gabungan dari TNI Angkatan Laut, Angkatan Udara, Angkatan Darat, 35 kapal perang RI (KRI), 20 pesawat tempur jenis Super Tucano dan F-16, 15 helikopter, 19 tank darat, dan 43 tank amfibi. Itu di luar rudal dan meriam untuk operasi darat gabungan ataupun pertahanan, serta peralatan pendukung lain.
Pada latihan hari pertama, Senin (31/7), empat rudal dan sebuah bom MK-12 diledakkan untuk menghancurkan sasaran di Laut Jawa, tepatnya di perairan Situbondo. Ledakan rudal tersebut merupakan rangkaian dari manuver lapangan latihan gabungan (Manlap Latgab) TNI di wilayah Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) II.
Empat rudal meledak tersebut adalah dua rudal Exocet MM40 B-III yang ditembakkan dari KRI RE Martadinata (KRI REM)-331 sebagai penembak utama dan KRI John Lie (KRI JOL)-358 sebagai penembak cadangan. Berikutnya adalah rudal C-802 yang ditembakkan dari KRI Yos Sudarso (KRI YOS)-353 sebagai penembak utama dan KRI Abdul Halim Perdanakusuma (KRI AHP)-355 sebagai cadangan. Yang ketiga adalah rudal C-705 yang ditembakkan dari KRI Tombak (KRI TOK)-629 sebagai penembak utama dan KRI Sampari (KRISPR)-628 sebagai penembak cadangan.
Rudal SSM Exocet MM40 Block 3 merupakan rudal berkecepatan 0,93 mach, dengan jarak jelajah 6,5-97 nautical mile (NM) serta tinggi jelajah hingga 9 M. Adapun rudal C-802 memiliki kecepatan 0,9 mach, dengan jarak jelajah 5.4 - 64.7 NM serta tinggi jelajah hingga 20 M. Sementara Rudal C-705 memiliki kecepatan 0,8 mach dengan jarak jelajah 6-70 NM dan tinggi jelajah hingga 20 M.
Untuk bom MK-12 dijatuhkan dari pesawat F-16 TNI AU. Sasaran seluruh penembakan itu adalah eks Kapal Perang RI Slamet Riyadi (KRI SRI)-352 yang masuk ke jajaran TNI AL sejak tahun 1987. Kapal perang bekas Belanda ini tidak lagi dioperasikan oleh TNI AL sejak Agustus 2019. Penembakan rudal disaksikan oleh Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju, Ketua MPR Bambang Soesatyo, Ketua DPR Puan Maharani, serta sejumlah undangan lainnya dari KRI Radjiman Wedyodiningrat 992.
“Begitu tahu sasaran ledakan adalah KRI Slamet Riyadi, rasanya ada rasa mengganjal di hati. Tapi dia sudah bertugas dengan baik, sudah berprestasi. Saya bangga, karena hingga akhir, ia tetap bermanfaat,” kata Kolonel Laut (P) Amrin Rosihan (50), komandan KRI Slamet Riyadi terakhir sebelum kapal dipensiunkan.
Hari kedua
Adapun untuk latihan hari kedua atau puncak dari latgab, Selasa (01/08), dilakukan operasi amfibi, operasi pendaratan administrasi, dan disusul operasi darat gabungan berbagai unsur TNI di titik peninjauan T12, Baluran, Situbondo. Beberapa operasi lain dilakukan dalam kegiatan tersebut seperti operasi pendaratan infiltrasi, operasi lintas udara, operasi dukungan kesehatan, dukungan penerangan, dukungan angkutan, dan lainnya.
KRI RE Martadinata menembakkan rudal Exocet MM40 Block 3 dalam Operasi Laut Gabungan Pada Latihan Gabungan TNI di Perairan Laut Jawa, Situbondo, Senin (31/7/2023).
Rangkaian operasi amfibi mulai digelar saat matahari masih belum terbit. Bersamaan dengan matahari menyingsing, puluhan tank diterjunkan ke Pantai Banongan, dan langsung membuat perimeter penjagaan untuk bersiap menyerang musuh, dan dilanjutkan operasi penumpasan musuh. Operasi laut dan darat juga didukung pengintaian dan pengeboman dari udara.
“Sejak kemarin, semua berjalan baik dan lancar. Tentunya ini akan ada evaluasi. Latihan ini langsung saya pimpin. Semua yang bermain adalah panglima-panglima, pangkoarmada, dan lainnya. Semua bermain sendiri. Ini supaya mereka bisa melihat langsung kekuatan dan kemampuan para prajuritnya. Setelah itu, akan dievaluasi. Nanti Pangkogabwilhan akan evaluasi,” kata Yudo Margono.
Ia melanjutkan, latihan perang itu menjadi salah satu cara menjaga profesionalitas dan kesiapsiagaan TNI. “Walaupun situasi damai, tapi kita juga harus siap untuk berperang. Harus siap menjaga NKRI. Dan dengan latihan seperti inilah caranya,” katanya.
Selain latihan perang, TNI menggelar bakti sosial berupa pembagian bahan-bahan kebutuhan pokok dan pelayanan kesehatan bagi warga di sekitar lokasi latihan yang dimungkinkan terdampak.
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono jumpa pers di atas KRI dr Radjiman Wedyodiningrat -992 saat berlangsung Operasi Laut Gabungan Pada Latihan Gabungan TNI di Perairan Laut Jawa, Situbondo, Senin (31/7/2023). Hadir dalam jumpa pers itu, Menko Polhukam Mahfud MD, Ketua DPR Puan Maharani dan Ketua MPR Bambang Soesatyo.
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD yang turut menyaksikan latihan perang itu, mengapresiasi profesionalitas TNI.
“Saya mewakili Bapak Presiden untuk melihat latgab tiga matra TNI. Saya merasa sungguh sangat bangga melihat sendiri dan sangat terkesan di hati saya, betapa para prajurit TNI menunjukkan sikap profesional, kapabilitas, dan semangat untuk menjaga NKRI. Saya menjadi sangat optimis bahwa negara ini akan dapat dijaga dengan baik manakala semangat seluruh prajurit TNI sama dengan yang ditunjukkan dalam latgab ini,” katanya.
Selama ini, menurut Mahfud, fasilitas, anggaran, dan teknologi militer Indonesia dalam kondisi tertinggal. “Tapi yang sangat membanggakan adalah semangat cinta Tanah Air untuk membela NKRI dengan kemampuan yang ada. Itu ditunjukkan dalam latihan ini,” katanya.
Adapun menurut Puan Maharani, latihan gabungan TNI tersebut merupakan upaya strategis untuk meningkatkan kesiapsiagaan TNI dalam menjaga kedaulatan negara. Latihan juga dapat membantu negara menjaga stabilitas keamanan nasional, berkontribusi pada operasi kemanusiaan dan perdamaian internasional, serta meningkatkan solidaritas antarprajurit.
KRI Sampari berlayar di samping KRI dr Radjiman Wedyodiningrat -992 saat berlangsung Operasi Laut Gabungan Pada Latihan Gabungan TNI di Perairan Laut Jawa, Situbondo, Senin (31/7/2023).
Kecerdasan buatan
Di luar itu, Puan sempat menyinggung soal perkembangan teknologi dalam perang. Ia mengingatkan TNI harus siap dengan penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence) di bidang militer, khususnya untuk tugas-tugas yang dianggap terlalu berbahaya dikerjakan manusia. “Sebagai negara yang memiliki pasukan militer terbaik, TNI harus bisa mengalokasikan lebih banyak ilmu pengetahuan untuk mempelajari artificial intelligence yang bertujuan untuk mendampingi sistem pertahanan negara kita. TNI harus siap dengan era artificial intelligence,” tuturnya.
Selain untuk menguji kesiapsiagaan, menurut Bambang Soesatyo, latihan juga sebagai ajang menilai kemampuan alutsista TNI.
Terkait alutsista, saat ini, TNI memasuki tahap ketiga pemenuhan target kekuatan pokok minimum (minimum essential force) yang akan berakhir pada 2024. Namun, hingga tahun ini, kekuatan pokok minimum yang tercapai baru sekitar 60 persen.
Pada 2024, lanjut Bambang, jumlah kekuatan alutsista masing-masing matra TNI ditargetkan harus sudah bisa terpenuhi. Antara lain, matra darat dengan 723.564 senjata ringan, 1.354 meriam/roket/rudal, 3.738 kendaraan tempur dan 224 pesawat terbang. TNI AL dengan 182 unit KRI, 8 kapal selam, 100 pesawat udara, dan 978 kendaraan tempur marinir. Adapun TNI AU, 344 pesawat tempur, 32 radar, 72 peluru kendali dan 64 penangkis serangan udara.
Dari dua hari puncak latgab Dharma Yudha 2023, dan sebelumnya latihan di tiap wilayah, kesiapsiagaan TNI coba dipertahankan. Keterbatasan alutsista tidak jadi penghalang untuk menjaga kedaulatan NKRI.