Kriteria Bakal Cawapres untuk Anies Bertambah, Nama Aher dan AHY Mencuat
Anies Baswedan disebut menambah kriteria untuk bakal cawapresnya, yakni kriteria nol. Artinya, sosok yang diusung jadi bakal cawapresnya harus bebas dari rekam jejak potensi masalah hukum.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
·2 menit baca
Anies Baswedan disebut sudah menyampaikan kepada Tim 8 dan Koalisi Perubahan untuk Persatuan bahwa ia membutuhkan bakal cawapres yang rekam jejaknya bebas dari potensi terkena kasus hukum.
Mengingat kehendak KPP berbeda dengan kehendak penguasa, dikhawatirkan jika bakal cawapres Anies tak bersih, dipastikan ke depan koalisi akan tersandera.
Sosok Wakil Ketua Majelis Syura PKS Ahmad Heryawan dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dinilai memenuhi kriteria sebagai bakal cawapres.
JAKARTA, KOMPAS — Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan, disebut ingin menambah satu kriteria lagi untuk bakal calon wakil presidennya, yaitu kriteria nol. Artinya, calon pendamping Anies tidak boleh memiliki rekam jejak masalah.
Nama Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera Ahmad Heryawan dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono pun diklaim memenuhi kriteria tersebut.
Kepala Badan Komunikasi Strategis Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (22/7/2023), mengatakan, sebenarnya Anies Baswedan sudah memiliki lima kriteria untuk menentukan bakal cawapresnya sebagaimana tertuang dalam piagam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Namun, Anies menambah satu kriteria lagi untuk bakal cawapresnya, yakni kriteria nol.
”Jadi, benar, Mas Anies sudah menyampaikan kepada Tim 8 dan ketiga ketua umum partai di Koalisi Perubahan bahwa beliau membutuhkan bakal cawapres yang rekam jejaknya bebas dari potensi terkena kasus hukum. Dalam artian, bakal cawapres (Anies) tidak memiliki rekam jejak masalah,” ujar Herzaky.
Adapun, lima kriteria bakal cawapres yang tertuang dalam piagam KPP meliputi, pertama, mempunyai kontribusi signifikan pada pemenangan. Kedua, bisa memperkuat barisan koalisi. Ketiga, bisa membantu menjalankan pemerintahan dengan efektif. Keempat, harus memiliki garis perubahan yang sama. Kelima, memiliki chemistry yang kuat dengan Anies.
Herzaky menegaskan, partainya mendukung penuh kriteria nol untuk bakal cawapres Anies. Sebab, kriteria ini selaras dengan semangat perjuangan perubahan dan perbaikan. ”Membersihkan rumah Indonesia ini harus dengan sapu yang bersih. Bukan sapu yang bermasalah atau malah bisa tersandera kasus,” tuturnya.
Mengingat kehendak KPP berbeda dengan kehendak penguasa, dikhawatirkan jika bakal cawapres Anies tak bersih, dipastikan ke depan koalisi akan tersandera.
Kriteria relevan
Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menambahkan, kriteria nol ini sangat relevan dan sesuai dengan kebutuhan koalisi. Sebab, mengingat kehendak KPP berbeda dengan kehendak penguasa, dikhawatirkan jika bakal cawapres Anies tak bersih, dipastikan ke depan koalisi akan tersandera.
”Bersih dan berani ini pun sangat diperlukan jika mendapatkan kesempatan sejarah memperoleh mandat rakyat pada Pilpres 2024 nanti,” ujar Kamhar.
Sebagaimana disampaikan Anies, menurut Kamhar, setidaknya terdapat empat agenda perubahan dan perbaikan yang mesti dijalankan. Pertama, menentukan apa saja yang harus diteruskan dari kebijakan sekarang. Kedua, menentukan hal-hal apa yang mesti dikoreksi dari kebijakan sekarang. Ketiga, menentukan hal-hal apa yang harus dihentikan dari kebijakan sekarang. Keempat, menentukan apa saja hal-hal baru yang mesti dibuat secara bersama-sama.
”Untuk efektivitas dan optimalisi menjalankan ini, butuh orang yang tak memiliki beban masa lalu dan keberanian. Mas Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono sangat memadai dan memenuhi kriteria ini,” kata Kamhar.
Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera pun sependapat dengan kriteria nol bagi bakal cawapres Anies. Koalisi Perubahan memang berkeinginan bakal cawapres Anies bisa menegakkan keadilan dan membawa Indonesia semakin maju.
”Karena itu, bakal capres dan cawapresnya mesti tidak dibebani masa lalu sehingga tidak ada peluang dikriminalisasi. Dan itu jadi dasar yang kuat unguk membangun Indonesia yang bersih dan berani memberantas korupsi,” ujar Mardani.
Mardani menilai, sosok Wakil Ketua Majelis Syura PKS Ahmad Heryawan dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, memenuhi kriteria nol tersebut. ”Mas AHY (Agus) dan Kang Aher (Ahmad Heryawan) masuk syarat,” ucapnya.