PPP terus gencarkan lobi untuk menawarkan Sandiaga menjadi bakal cawapres Ganjar. Sementara PAN terus melobi agar Erick Thohir dipilih sebagai bakal pendamping Ganjar atau Prabowo.
Oleh
KURNIA YUNITA RAHAYU
·3 menit baca
PPP terus menggencarkan lobi agar PDI-P bersedia menerima Sandiaga Salahuddin Uno sebagai bakal cawapres pendamping Ganjar Pranowo.
Adapun PAN masih terus membangun komunikasi untuk menawarkan Erick Thohir sebagai bakal cawapres bagi Ganjar Pranowo ataupun Prabowo Subianto.
Meski lobi terus digencarkan, belum ada satu pun parpol atau gabungan parpol yang menetapkan bakal cawapres karena masih saling tunggu.
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah partai politik terus menggencarkan lobi untuk mendorong tokoh yang diusulkan diterima dan ditetapkan sebagai bakal calon wakil presiden. Diperkirakan belum ada pengambilan keputusan hingga mendekati waktu pendaftaran karena baik partai maupun gabungan partai politik masih saling tunggu untuk memetakan kekuatan lawan.
Lobi untuk mendorong sosok bakal calon wakil presiden salah satunya terus digencarkan oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Pekan lalu, Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP Mardiono kembali menemui elite Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) untuk mendiskusikan pencalonan Sandiaga Salahuddin Uno. Sejak menjadi kader PPP pada Juni lalu, Sandiaga juga secara resmi diusulkan untuk menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi bakal calon presiden (capres) dari PDI-P, Ganjar Pranowo.
”Tetapi dari pertemuan itu, (disimpulkan) belum akan ada pengumuman cawapres Ganjar dalam waktu dekat karena kami masih melihat situasi dan kondisi politik nasional serta kandidat pesaing yang lain,” ujar Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy, dihubungi dari Jakarta, Jumat (21/7/2023).
Ia melanjutkan, sejak resmi menjadi kader dan mendapat penugasan untuk menjadi bakal cawapres berdasarkan hasil Rapat Pimpinan Nasional PPP, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu ditempatkan dalam posisi pasif. Komunikasi politik dengan partai politik (parpol) lain lebih banyak dilakukan oleh pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP. Sebab, Sandiaga yang juga didaulat menjadi Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PPP diminta fokus untuk berkeliling Indonesia.
Menurut Romahurmuziy, penting bagi Sandiaga untuk lebih intens menyapa kader dan masyarakat umum secara lebih intens agar keputusan DPP PPP menjadikannya bakal cawapres tersiar hingga akar rumput. Kehadiran Sandiaga juga diharapkan bisa menjadi semangat baru bagi kader untuk bekerja secara optimal pada Pemilu 2024.
Langkah untuk menyapa masyarakat secara intensif juga dilakukan untuk meyakinkan PDI-P dan parpol sesama pendukung Ganjar untuk menerima Sandiaga sebagai bakal cawapres. Dengan begitu, kekuatan Sandiaga tidak hanya terpotret melalui tingkat elektabilitas hasil survei yang dilakukan berbagai lembaga, tetapi juga melalui interaksi langsung dengan masyarakat.
”Ini yang terus kami hidupkan, sosialisasikan ke bawah, untuk kami jelaskan kepada konstituen, kenapa memilih Pak Sandi, kenapa berkoalisi dengan PDI-P, kenapa mendukung Pak Ganjar. Itu semua, kan, butuh alasan ke bawah,” ujar Romahurmuziy.
Meski hingga saat ini belum ada keputusan dari PDI-P untuk menetapkan Sandiaga sebagai bakal cawapres Ganjar, lanjutnya, PPP optimistis dan melihat peluang masih terbuka. Apalagi, Sandiaga merupakan salah satu sosok cawapres pilihan publik dengan elektabilitas tertinggi.
Merujuk hasil survei Lembaga Survei Indonesia pada 1-8 Juli 2023, tingkat keterpilihan Sandiaga mencapai 8,9 persen. Raihan itu menempatkannya pada posisi kelima dalam simulasi semiterbuka terhadap 24 tokoh cawapres pilihan publik. Adapun di posisi pertama ada Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir dengan elektabilitas 14,3 persen, disusul Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil 13,5 persen, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD 9,9 persen, dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono 9,5 persen.
Saingan terberat Sandiaga adalah Erick. Tidak hanya dilihat dari elektabilitas, tetapi juga koneksi politik.
Dalam persaingan untuk menjadi pendamping Ganjar, menurut Romahurmuziy, saingan terberat Sandiaga adalah Erick. Tidak hanya dilihat dari elektabilitas, tetapi juga koneksi politik. ”Secara elektabilitas dan political connection, saingan terberat hanya Erick Thohir. Karena Erick dan Sandi adalah dua nama yang disodorkan Presiden Joko Widodo kepada Ibu Mega (Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDI-P), sewaktu Presiden berhalalbihalal kepada Ibu Mega saat Lebaran lalu,” ujarnya.
Selain Sandiaga, Erick juga diusulkan oleh Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai pendamping Ganjar. Namun, berbeda dengan Sandiaga yang hanya diusulkan ke PDI-P, Erick juga diusulkan PAN untuk menjadi bakal cawapres pendamping Prabowo Subianto, ketua umum sekaligus bakal capres dari Partai Gerindra.
Dihubungi terpisah, Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengatakan, komunikasi politik untuk mendorong Erick sebagai bakal cawapres masih terus berjalan, baik kepada PDI-P maupun Gerindra. Lebih dari itu, PAN juga berharap semakin sering ada momen komunikasi Erick dengan Ganjar atau Prabowo guna memperbesar peluang para bakal capres itu menemukan kecocokan dengan Erick.
Terakhir, Erick dan Prabowo bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Minggu (16/7/2023). Momen kebersamaan tersebut diunggah oleh Prabowo di akun Instagram resminya. Dalam unggahan itu, Prabowo menyebut bahwa ketiganya membicarakan soal industri pertahanan dalam negeri.
Eddy mengaku tidak mengetahui apakah dalam agenda tersebut ketiganya membahas ihwal Pilpres 2024. Namun, ia berharap pertemuan itu bisa jadi momentum bagi Erick untuk mengakrabkan diri dengan Prabowo sebagai salah satu bakal capres.
”Kami berharap semakin sering terjadi komunikasi di antara para tokoh bangsa, seperti Prabowo, Ganjar, dan Erick. Itu akan semakin mengakrabkan hubungan dan mempererat hubungan di antara mereka. Mudah-mudahan akan menunjukkan kecocokan di antara mereka sehingga salah satunya akan mengambil Erick sebagai bakal cawapres,” ujar Eddy.