Surya Paloh: Sayang Seribu Sayang Revolusi Mental Belum Terwujud
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dalam pidatonya saat Apel Siaga Partai Nasdem, sempat menyentil program revolusi mental yang diusung oleh Presiden Joko Widodo.
Apel Siaga Partai Nasdem digelar bertepatan dengan hari ulang tahun ke-72 Surya Paloh. Acara itu dibuka dengan penampilan grup band Jamrud yang menyanyikan lagu ”Selamat Ulang Tahun” untuk Ketua Umum Partai Nasdem itu. Lalu dilanjut dengan parade kebudayaan dari pulau-pulau besar di Indonesia, serta parade kesiapan menghadapi Pemilu 2024 dengan menampilkan pengurus badan dan sayap partai, juga perwakilan kader dari 38 provinsi yang dimulai dari Papua dan ditutup oleh Jawa Timur.
Di tengah massa kader dan simpatisan yang memenuhi tribune dan lapangan stadion, hadir Surya Paloh yang didampingi istri dan putranya, Rosita Barack dan Prananda Paloh. Hadir pula Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu, rekan sesama anggota Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang mengusung Anies Rasyid Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres) 2024. Adapun Anies yang duduk di sebelah Paloh, hadir didampingi istrinya, Fery Farhati.
Sejumlah tokoh dari partai politik (parpol) di luar KPP juga hadir, yakni dari Golkar. Tokoh dimaksud adalah politisi senior Golkar Rizal Mallarangeng, Ketua DPP Golkar Christina Aryani, dan anggota Fraksi Golkar di DPR Supriansa. Selain itu, ada pula perwakilan dari organisasi kemasyarakatan Pemuda Pancasila.
Saat membuka pidatonya, Paloh mengapresiasi kedatangan Agus, Syaikhu, serta utusan dari Golkar. Ia menegaskan, berbagai perbedaan yang ada hendaknya tidak membuat bangsa terpecah. Apalagi, para pendiri bangsa telah merumuskan Pancasila sebagai alat perekat sekaligus dasar negara.
Kendati memiliki sumber daya alam dan manusia yang melimpah, lanjut Surya, Indonesia hingga kini belum mampu menjadi negara besar sesuai dengan cita-cita para pendiri bangsa. Untuk mencapai cita-cita itu, Indonesia membutuhkan gerakan perubahan yang sejalan dengan gagasan ”revolusi mental” yang diusung Presiden Joko Widodo. Keselarasan ide perubahan dengan revolusi mental itu yang mendorong Nasdem untuk mendukung Jokowi sejak Pilpres 2014 karena diyakini bisa mempercepat kemajuan bangsa.
”Tapi, sayang seribu kali sayang, harapan belum menjadi kenyataan,” kata Surya.
Ia melanjutkan, tidak bisa dimungkiri Indonesia telah mengalami kemajuan dalam beberapa aspek kehidupan. Namun, publik juga harus berani berpikir kritis dan objektif di tengah potret sosial yang ada. Kini, ia melihat, bangsa Indonesia telah berubah dari bangsa yang ramah tamah, sopan santun, tepo seliro, dan gotong royong, menjadi bangsa yang penuh semangat keakuan, individualistis, transaksional, materialistis, dan serba pragmatis.
”Kita terjebak dalam pragmatisme, dari sikap yang penuh dengan keterusterangan menjadi penuh dengan kepura-puraan atau munafik dan itulah kita Indonesia hari ini. Ini menjadi dasar filosofis pemikiran, kenapa kita harus melakukan gerakan perubahan yang berarti dan mendasar,” kata Surya.
Untuk itu, Nasdem memiliki komitmen moral mendukung keberhasilan Anies sebagai bakal capres yang diusung partai. Akan tetapi, niat itu bisa saja disalahartikan oleh segelintir pihak. ”Tapi bukan berarti kalau memang (ada) kesalahpahaman, salah pengertian, kemudian kita merasa terjepit, tertekan, tertindas, terhalangi, kemudian kita menyerah. Tidak,” ujar Surya.
Profesional
Terkait dengan Pemilu 2024, Surya juga mengingatkan kepada penyelenggara dan pengawas pemilu untuk melaksanakan tugasnya secara profesional dan bermoral. Terlepas dari adanya intervensi atau kepentingan tertentu, lembaga-lembaga itu diminta untuk tegak lurus pada nilai kejujuran dan keadilan. ”Tidak ada gunanya pemilu dilaksanakan kalau berakibat pada perpecahan anak bangsa,” katanya.
Anies mengaku, merasakan ada tempaan dan tantangan terhadap semangat perjuangan KPP dalam beberapa bulan terakhir. Akan tetapi, kehadiran kader dan simpatisan Nasdem di GBK menunjukkan bahwa pihaknya mampu menghadapi berbagai ujian untuk menjadi pribadi yang lebih kuat. Perkumpulan itu juga semakin menguatkan tekad dan komitmen untuk mewujudkan gerakan perubahan untuk mewujudkan janji-janji kemerdekaan, salah satunya keadilan untuk seluruh rakyat Indonesia.
”Persatuan tak cukup diikat dengan pidato, dengan bahasa. Persatuan harus ditopang dengan rasa keadilan. Kita ingin itu bisa diwujudkan dalam Pilpres 2024,” kata Anies.
Rizal Mallarangeng, salah satu politisi Golkar yang hadir, menjelaskan, kedatangannya dengan dua politisi Golkar lain sebatas untuk memenuhi undangan Paloh. Ia pun menyangkal jika kehadirannya dinilai sebagai sinyal Golkar bergabung di KPP. ”Tidak. Ini, kan, kami ikut senang karena (Surya) berulang tahun,” katanya.
Selain Nasdem, Partai Gerindra juga terus melakukan konsolidasi mingguan yang dihadiri Ketua Umum Prabowo Subianto.
Pada Minggu, Prabowo menemui para kader dan pengurus Gerindra di Jakarta Timur dan Jakarta Pusat. Dalam agenda konsolidasi itu, Prabowo yang juga bakal capres dari Gerindra kembali menegaskan bahwa dirinya siap untuk melanjutkan kepemimpinan dan program yang telah dirintis Jokowi pada 2014-2024.
Selain itu, Prabowo mengingatkan soal pentingnya persatuan dan kesatuan. Kader Gerindra diminta tak reaktif saat berhadapan dengan pihak yang menghina atau memfitnahnya. Hal seperti itu hendaknya dibalas dengan tindakan positif.
Besok (17/7), sejumlah parpol yang mengusung bakal capres Ganjar Pranowo juga akan kembali konsolidasi. Kali ini, koalisi PDI-P, Partai Persatuan Pembangunan, Perindo, dan Hanura, berencana menggelar pelatihan bagi Juru Kampanye Ganjar Pranowo, di Jakarta.
Dari rilis yang diterima Kompas, peserta pelatihan merupakan gabungan dari parpol pengusung Ganjar dan kelompok sukarelawan pendukung Ganjar. Dalam acara yang akan dibuka Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP Mardiono itu, Ganjar akan memberikan paparan secara daring.