Setelah Dirancang dengan PKB, Peluang Kerja Sama PDI-P dan Gerindra Terbuka
Ketua DPP PDI-P Said Abdullah mengatakan, partainya menyambut baik keinginan ketua umum partai lain untuk menemui Ketua Umum PDI-P Megawati. Setelah PKB, Partai Gerindra terbuka bertemu Megawati.
JAKARTA, KOMPAS — Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDI-P membuka peluang kerja sama politik dengan sejumlah partai politik, salah satunya yang terkuat dengan Partai Gerindra. Momentum pertemuan di antara kedua partai tersebut masih terus dikomunikasikan. Di sisi lain, Partai Kebangkitan Bangsa juga akan bertemu dengan PDI-P pada Juli ini.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P Said Abdullah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (10/7/2023), mengatakan, partainya akan selalu menyambut baik terhadap berbagai keinginan para ketua umum partai lain untuk menemui Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Apalagi, keinginan pertemuan itu muncul dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
”Jadi, kami welcome. (Bertemu) Dengan Cak Imin (Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar) welcome, dengan (Ketua Umum Partai Amanat Nasional) Bang Zulkifli Hasan juga welcome, insya Allah nanti dengan (Ketua Umum Golkar) Bapak Airlangga Hartarto, apalagi Ketua Umum Gerindra (Prabowo) pasti welcome banget lha. Siapa tahu setelah ketemu, bisa bersama-sama, kan, begitu. Jangan pernah tutup pintu untuk Republik ini,” ujar Said.
Menurut Said, Republik ini bukan milik orang per orang dan bukan pula milik satu partai. Indonesia ke depan harus dibangun secara bergotong royong. Semangat ini kemudian menjadi pegangan PDI-P dalam menjalin kerja sama politik dengan partai lain untuk menyambut Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Ia melanjutkan, pada Pilpres 2024, Gerindra misalnya telah menetapkan Prabowo untuk maju sebagai bakal calon presiden (capres). Begitu pula PDI-P telah mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk maju sebagai bakal capres di pilpres mendatang.
Terhadap keputusan masing-masing partai ini, ia meyakini, kedua partai tentu akan saling menghormatinya. ”Kalau nanti (kedua partai) bertemu, arahnya menyamakan visi lah, mau ke mana sih Republik ke depan, begitu lho,” ucap Said.
Selain dengan Gerindra, PDI-P juga akan menggelar pertemuan dengan PKB. Ia belum dapat memastikan waktu pertemuan tersebut. DPP PDI-P masih akan merapatkan hal tersebut untuk menentukan waktu yang tepat terkait pertemuan Megawati dan Muhaimin.
”Kalau waktunya sudah sama (antara Megawati dan Muhaimin), pertemuan akan terlaksana. Insya Allah bulan (Juli) ini, saya yakin,” kata Said.
Di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin sore, Hasto menyampaikan, hubungan Muhaimin dengan Megawati sangat dekat. Bahkan, Megawati sudah menganggap Muhaimin seperti anak sendiri. Hasto teringat, almarhum Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid pernah menitipkan Muhaimin kepada Megawati.
”Karena itu, hubungannya sudah hubungan batin, hubungan historis, hubungan keluarga, hubungan ideologis sehingga sudah sangat dekat,” ucap Hasto sebelum menemui Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno.
Hubungannya sudah hubungan batin, hubungan historis, hubungan keluarga, hubungan ideologis.
Untuk itu, PDI-P juga sangat terbuka untuk menjalin kerja sama politik dengan PKB. Apalagi, kedua partai ini sudah bekerja sama di pemerintahan Presiden Joko Widodo selama dua periode. ”Ibu Mega juga ikut membentuk PKB sehingga enggak ada persoalan terkait dengan kerja sama,” katanya.
Kedewasaan elite politik
Secara terpisah, di Kompleks Parlemen, Wakil Ketua Umum Gerindra Habiburokhman juga mengungkapkan, pada prinsipnya, Gerindra tetap memegang komitmen bersama PKB sebagai rekan koalisi di mana penentuan bakal cawapres dari koalisi akan ditentukan Prabowo dan Muhaimin. ”Berbagai dinamika, usul, saran, analisis survei, kan, sifatnya hanya masukan bagi beliau berdua, at the end penentunya adalah beliau berdua,” ujarnya.
Habiburokhman menyampaikan, persoalan bakal capres-cawapres ini sebenarnya hanya sekarang saja terlihat rumit di mana seolah-olah masing-masing partai bersikeras memperjuangkan kader mereka untuk maju dalam kontestasi. Padahal, ia meyakini, di menit-menit akhir nanti, para elite akan menunjukkan sikap kedewasaan politik mereka.
Ia mengambil contoh dua kali pemilu lalu, yakni Pilpres 2014 dan 2019. Pada Pilpres 2014, misalnya, setidaknya ada lima partai parlemen pengusung Prabowo sebagai capres. Kelima partai tersebut ialah Golkar, Gerindra, PAN, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Namun, pada akhirnya, capres dan cawapresnya hanya berasal dari dua partai, yaitu Prabowo dari Gerindra dan Hatta Rajasa dari PAN.
Teman-teman dewasa melihat situasi, bisa terjadi kesepakatan yang menyenangkan dan memuaskan semua pihak.
Kemudian, pada Pilpres 2019, Prabowo diusung oleh tiga partai. Pada awalnya tentu agak alot juga dalam penentuan capres dan cawapres. Namun, akhirnya justru capres dan cawapres diajukan hanya dari satu partai, yakni Prabowo dan Sandiaga Salahuddin Uno yang keduanya merupakan kader Gerindra. Untuk diketahui, saat ini Sandiaga sudah menjadi kader PPP.
”Tetapi intinya, awalnya rumit. Terakhir teman-teman dewasa melihat situasi, bisa terjadi kesepakatan yang menyenangkan dan memuaskan semua pihak,” kata Habiburokhman.
Pada intinya, Gerindra tetap menghormati PDI-P yang telah mengusung Ganjar sebagai bakal capres. Toh, lanjut Habiburokhman, jika Gerindra dari PDI-P tak bisa bersatu saat Pilpres 2024 nanti, kerja sama politik tetap bisa dijalin pasca-pilpres. Bukan tidak mungkin partai yang kalah nantinya akan digandeng masuk dalam kabinet pemerintahan.
”Yang terpenting, kan, semua demi kepentingan hal yang lebih besar, untuk bangsa dan negara. Jadi enggak ada masalah ya. Saya pikir logikanya begitu. Kami kalau melihat PDI-P itu kayak melihat diri kami sendiri. Karakter Pak Prabowo dengan Bung Karno dan Bu Mega, kan, kurang lebih sama. Jadi, enggak sulitlah ya menyatukan kami, PDI-P dan Gerindra,” ucap Habiburokhman.
Saat ditanya soal kapan momentum pertemuan antara Prabowo dan Megawati akan dilakukan, Habiburokhman belum dapat memastikannya. Rencana pertemuan tersebut masih terus dikomunikasikan di antara kedua partai. ”Pak Prabowo tentu akan senang sekali apabila diberikan waktu oleh Ibu Mega untuk bertemu,” ucapnya.