PDI-P Akan Pecat Kader yang Tak Dukung Capresnya Sendiri
Dalam Rakernas PSBI, Prabowo mengatakan, dirinya punya hubungan emosional khusus dengan marga Simbolon. Apalagi, kawan-kawannya juga banyak dari keluarga Simbolon. Mereka, antara lain, Mahidin Simbolon, Romulo Simbolon.
JAKARTA, KOMPAS — Politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Effendi Simbolon, mengundang secara khusus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk membuka Rapat Kerja Nasional Punguan Simbolon dohot Boruna Indonesia atau PSBI. Sinyal dukungan terhadap Prabowo sebagai bakal calon presiden di Pemilihan Presiden 2024 pun muncul.
Prabowo Subianto dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PSBI, di Hotel Arya Duta, Jakarta, Jumat (7/7/2023), mengaku, undangan terhadap dirinya sangat mendadak atau baru diterima dua hari sebelum acara Rakernas PSBI. Padahal, biasanya, jika ingin menghadiri suatu agenda, itu sudah harus diatur sejak dua minggu sebelumnya.
”Saya juga agak kaget karena undangan ini baru kemarin, dua hari lalu kira-kira. Biasanya acara saya dua minggu sebelummnya sudah diatur, tetapi karena ini Simbolon,” ujar Prabowo.
Pernyataan Prabowo tersebut disambut tepuk tangan meriah dari para anggota PSBI, begitu pula Effendi yang merupakan Ketua Umum PSBI. Sebagaimana diketahui, PDI-P telah memutuskan akan mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Baca juga: Jenderal Dudung Terima Permohonan Maaf Effendi Simbolon
Dalam acara tersebut, Prabowo yang merupakan Ketua Umum Partai Gerindra didampingi Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Mochamad Iriawan. Untuk diketahui pula, Gerindra melalui Rapat Pimpinan Nasional di Sentul, Jawa Barat, pertengahan Agustus 2022, telah memutuskan mengusung Prabowo sebagai bakal capres pada Pilpres 2024.
Dalam Rakernas PSBI, Prabowo mengatakan bahwa dirinya punya hubungan emosional khusus dengan marga Simbolon. Apalagi, kawan-kawannya juga banyak dari keluarga Simbolon. Mereka antara lain Mahidin Simbolon, Romulo Simbolon, hingga Effendi Simbolon.
”Saya kira juga hubungannya sudah cukup lama, enggak usah saya sebutlah hubungan orangtua saya dengan tokoh-tokoh dari marga Simbolon,” ujar Prabowo.
Prabowo mengingatkan, sebagai bagian dari bangsa Indonesia, semua merupakan satu saudara. Untuk itu, tidak boleh ada sekat terhadap marga-marga atau suku-suku lain. Sebagai negara yang merdeka, semua harus bersatu.
Saya kira juga hubungannya sudah cukup lama, enggak usah saya sebutlah hubungan orangtua saya dengan tokoh-tokoh dari marga Simbolon.
Namun, itu tidak cukup. Sebagai negara yang merdeka, menurut dia, seluruh rakyat juga harus terbebas dari jerat kemiskinan. Ia bersyukur, pemerintahan sekarang di bawah Presiden Joko Widodo telah berhasil mengupayakan kesejahteraan tersebut.
”Kita tidak mengatakan berhasil selesai, kita tidak mengatakan tidak ada kekurangan hambatan dan rintangan, (tetapi) membangun bangsa hampir 300 juta (penduduk) ini bukan suatu pekerjaan yang sangat gampang,” kata Prabowo.
Setiap kekurangan yang ada, lanjutnya, kadang-kadang memang harus diakui. Namun, jika ada keberhasilan, itu juga harus diakui. Apalagi, keberhasilan Indonesia dalam mengatasi berbagai krisis, termasuk pandemi Covid-19, telah diakui oleh dunia.
”Kita juga bisa melaksanakan beberapa kali pemilu dengan lumayan, apa semua puas? Pasti ada yang tidak puas. Kalau ditanya, apa saya puas dengan hasil Pemilu 2014 dan 2019? Ya, kurang puas, lah. Ya, enggak ada masalah, bener enggak? Kalau dalam pertandingan bola kita kalah, memang kita gembira? Bohong itu. Tetapi, ya kalau sudah begitu, mau kita dongkol terus?” ujar Prabowo.
Belum tuntas bicara, tak lama, sejumlah anggota PSBI langsung berteriak meminta Prabowo untuk maju kembali di Pilpres 2024. Terhadap hal tersebut, Prabowo langsung menegur mereka. ”Tadi sudah diingatkan oleh ketua kalian, di sini tidak politis. Jangan bawa-bawa politis. Saya diundang sebagai Menteri Pertahanan. Hanya orang Indonesia ini tidak bisa, selalu nyerempet-nyerempet,” kelakarnya.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam.
Di akhir pidatonya, Prabowo menegaskan bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Untuk itu, ia menekankan pentingnya hilirisasi industri agar Indonesia juga mendapatkan nilai tambah yang besar. Tak hanya itu, Indonesia juga akan mendapatkan bonus demografi yang harus mampu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
”Artinya apa? Saudara-saudara, kita punya potensi, kita punya kekayaan, kita tinggaltake off. Tetapi ada syaratnya, intinya adalah para elite, para pemimpin harus bisa rukun, para pemimpin harus bisa kerja sama, para pemimpin harus bisa bekerja dengan baik bersama, harus bisa saling memahami, saling mengerti, dan saling mengalah, kuncinya itu,” ucap Prabowo.
Sinyal dukungan
Sementara itu, Effendi dalam sambutannya mengatakan, salah satu unsur pertahanan atau akar pertahanan adalah masyarakat. Untuk itu, ia merasa Prabowo merupakan sosok yang tepat untuk diundang membuka Rakernas PSBI karena sangat memahami mengenai pertahanan negara.
Sebelum mengakhiri sambutannya, Effendi kemudian menitipkan salam kepada Presiden Jokowi melalui Prabowo Subianto. ”Demikian Pak Menhan yang kami hormati, salam hormat untuk Bapak Presiden. Mudah-mudahan, insya Allah, Tuhan berkenan kepada Bapak,” ujar Effendi.
Semua anggota PSBI pun menyambut riuh pernyataan itu. Anggota yang duduk di barisan kiri depan bahkan sempat meneriaki Prabowo sebagai presiden. ”Prabowo! presiden!” ujar salah satu anggota PSBI.
Seusai acara, Effendi menegaskan bahwa PSBI merupakan kekerabatan kakak-adik lintas agama. ”Kami apolitik dan kami aniaga,” ucapnya.
Namun, sebagai seorang kader PDI-P, ia menyadari harus tegak lurus pada keputusan partai yang telah mengusung Ganjar sebagai bakal capres. Namun, sebagai individu, Effendi menilai, dirinya tentu bisa menyampaikan persepsi serta penilaian terhadap sesuatu.
Seorang kader PDI-P, ia menyadari harus tegak lurus pada keputusan partai yang telah mengusung Ganjar sebagai bakal capres.
Menurut Effendi, ke depan, Indonesia memerlukan nakhoda yang andal dan kuat meneruskan kepemimpinan Jokowi yang sudah berhasil sebagaimana disampaikan Prabowo. Negara yang sangat besar ini harus dipimpin oleh pribadi yang berkecukupan dan memiliki kedewasaan untuk mewujudkan kerukunan. Segala kekayaan negara juga harus mampu dioptimalkan menjadi sesuatu yang bermanfaat.
”Nah, tadi saya kira, kita bisa membacalah, secara jujur, secara obyektif, saya melihat figur itu ada di Pak Prabowo,” kata Effendi.
Saat ditanya apakah Effendi tidak khawatir jika kehadiran Prabowo di PSBI ini akan dianggap oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P sebagai bentuk pelanggaran aturan atau etis, ia menjawab santai. ”Ya mau di apa? Masa, sih, rasa takut kamu mengalahkan kejujuran kamu. Enggaklah,” ujarnya.
Perlawanan terhadap partai
Secara terpisah, Ketua DPP Bidang Kehormatan Partai PDI-P Komarudin Watubun menyampaikan, sebelum Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri mengumumkan bakal capres yang akan diusung, DPP sebenarnya sudah pernah mengeluarkan peringatan keras terhadap beberapa kader yang sempat membentuk Dewan Kolonel. Dewan Kolonel ini merupakan kelompok loyalis dan pendukung Ketua DPR yang juga Ketua DPP PDI-P Puan Maharani sebagai capres.
”Itu saja mereka tidak dukung orang luar, tetapi kader partai di dalam, dan itu saja kami memberikan peringatan keras,” kata Komarudin.
Peringatan itu diberikan karena partai mempunyai aturan. Bagi Komarudin, partai bukanlah merupakan gerombolan politik. Partai politik diatur dengan aturan-aturan organisasi yang harus diaati oleh para kadernya.
Baca juga: KSAD: Saya Maafkan dengan Lapang Dada
Dari awal DPP PDI-P sudah menegaskan bahwa keputusan bakal capres PDI-P akan diumumkan langsung oleh Megawati. Pada 21 April, Megawati pun telah menggunakan kewenangannya dan memutuskan Ganjar sebagai bakal capres.
”Dan semua kader sekarang tidak ada alasan untuk melakukan tindakan-tindakan di luar dukungan terhadap Ganjar Pranowo. Jadi, teman-teman yang melakukan dukungan terhadap calon di luar Ganjar Pranowo, itu adalah tindakan pelanggaran disiplin, melakukan perlawanan terhadap partai. Dan untuk itu, kami akan ambil tindakan tegas sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai,” kata Komarudin.
Komarudin mengungkapkan, Effendi sebenarnya beberapa waktu lalu pernah mendapat teguran dari DPP dengan kasus yang berbeda. Kala itu, Effendi mengalami konflik dengan institusi TNI akibat pernyataannya yang menyebut TNI seperti gerombolan dan seperti organisasi masyarakat.
Menurut Komarudin, tidak ada perbedaan antara politisi senior dan politisi yunior dalam partai. Semua kader partai diatur pada aturan organisasi. Karena itu, jika ada kader yang melanggar aturan, semua akan diperlakukan sama.
”Pokoknya, kami partai ini punya aturan. Tinggal kami lihat, kalau kader partai dukung calon lain, ya, kami ambil tindakan organisasi. Ibu (Megawati) sudah mengumumkan capres dan mendukung capres (Ganjar). Jadi, kalau masih ada kader dukung calon lain, ya, sanksi pemecatan,” ujar Komarudin.