Menteri Perindustrian dan Ilmu Pengetahuan Australia Ed Husic menyampaikan bahwa kerja sama Indonesia dan Australia masih dapat ditingkatkan. Hal ini termasuk peningkatan hubungan ”people to people”.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa fokus kunjungan kenegaraannya ke Australia adalah untuk menguatkan kerja sama ekonomi. Presiden memastikan Indonesia merupakan mitra terbaik untuk berinvestasi di kawasan Asia Tenggara. Sejumlah sektor prioritas di Indonesia memiliki potensi tinggi bagi para investor Australia untuk menanamkan modal di Indonesia.
Agenda pertama kunjungan kenegaraanPresiden Jokowi ke Australia pada Selasa (4/7/2023) adalah bertemu dengan pimpinan perusahaan terkemuka di Australia di ruang pertemuan Hotel Shangri-La di Sydney. ”Kunjungan saya ke Australia kali ini akan fokus pada penguatan kerja sama ekonomi, di mana Anda semua akan jadi bagian penting di dalamnya,” kata Presiden Jokowi.
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Perindustrian dan Ilmu Pengetahuan Australia Ed Husic menyampaikan bahwa kerja sama Indonesia dan Australia masih dapat ditingkatkan. ”Kita dapat mengerjakan lebih banyak kerja sama untuk meningkatkan penguatan ekonomi bagi kedua negara, termasuk peningkatan hubungan people to people,” ujar Ed Husic.
Sementara itu, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid yang hadir dalam pertemuan tersebut menyampaikan, pada bulan September, rombongan pengusaha Australia akan ke Indonesia. ”Ini peluang kita untuk melakukan kerja sama dan meningkatkan investasi Australia di Indonesia,” ucap Arsjad.
Turut hadir mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Australia Siswo Pramono.
Dari pihak Australia turut hadir Menteri Perindustrian dan Ilmu Pengetahuan Australia Ed Husic serta Premier Australia Barat Roger Hugh Cook. ”Indonesia memiliki potensi tinggi sebagai tujuan investasi dengan kekayaan sumber daya alam, bonus demografi, pasar yang besar, stabilitas ekonomi dan politik yang terjaga,” ujar Presiden.
Sektor prioritas pertama adalah dalam bidang hilirisasi industri. Presiden menuturkan, Indonesia dan Australia memiliki potensi besar untuk berintegrasi dalam mengembangkan industri baterai mobil listrik. Menurut Presiden, Indonesia sudah menargetkan untuk mulai produksi baterai EV tahun depan. Selain itu, Indonesia juga akan memproduksi 1 juta mobil listrik dan 3,2 juta motor listrik pada tahun 2035.
Selain itu, Presiden Jokowi menyebut Indonesia memiliki potensi luar biasa dalam sektor energi hijau. Indonesia memiliki potensi besar sebesar 434 gigawatt dalam bidang energi baru terbarukan dari angin, air, panas bumi, biofuel, dan surya. Saat ini, Indonesia juga sedang membangun 30.000 hektar green industrial park.
Konsep kota pintar berbasis hutan dan alam dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) juga sudah mulai dilakukan. Menurut Presiden, peluang investasi pada beberapa sektor di IKN terbuka lebar bagi para investor. ”Nilai investasinya mencapai 25 miliar dollar AS yang sangat terbuka, baik di sektor pendidikan, kesehatan, energi, dan lainnya,” tambahnya.
Pada sektor pendidikan dan kesehatan, Presiden meyakini potensi investasi bagi para investor juga sangat tinggi. ”Jumlah penerimaan mahasiswa meningkat sekitar 20 persen setiap tahun. Hampir 2 juta orang Indonesia masih pergi berobat di luar negeri. Sebuah peluang besar bagi investasi di bidang ini,” tutur Presiden.
Setelah bertemu dengan para CEO, Presiden menuju Admiralty House yang merupakan kediaman resmi Gubernur Jenderal Australia David Hurley. Di sana, Presiden akan mengikuti serangkaian upacara penyambutan kenegaraan oleh Gubernur Jenderal Hurley.
Selanjutnya, Presiden akan melakukan pertemuan singkat dengan Gubernur Jenderal Australia. Rangkaian kunjungan kenegaraan tersebut diakhiri dengan jamuan santap siang kenegaraan bersama. Seusai pertemuan bersama Gubernur Jenderal, Presiden dijadwalkan menghadiri rangkaian Annual Leaders’ Meeting (ALM) bersama Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese di Taronga Center.
Setelah itu, Presiden dan PM Albanese diagendakan mengunjungi Sumatran Village yang berlokasi di Taronga Zoo untuk melihat harimau sumatera. Kegiatan pada hari kedua akan ditutup dengan jamuan makan malam antara Presiden Jokowi dan PM Albanese.