Dalam perayaan Idul Adha 1444 Hijriah terselip pesan terkait gelaran Pemilu 2024. Kontestasi hingga perbedaan pilihan politik jangan sampai memecah belah bangsa.
Oleh
Tim Kompas
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Hari raya Idul Adha 1444 Hijriah diharapkan menjadi momentum untuk memperkokoh persaudaraan dan solidaritas. Hal ini kian krusial karena menjelang Pemilu 2024, semua pihak wajib memperkuat persatuan serta kesatuan bangsa meskipun berbeda pilihan politik.
Idul Adha dirayakan dengan khidmat di berbagai daerah di Nusantara, Rabu (28/6/2023) dan Kamis (29/6/2023). Presiden Joko Widodo melaksanakan shalat Idul Adha di halaman Istana Kepresidenan Yogyakarta, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis. Pada hari yang sama, Wakil Presiden Ma’ruf Amin shalat Id di kompleks Masjid Istiqlal, Jakarta.
Seperti rutin dilakukan setiap perayaan Idul Adha, Presiden menyerahkan hewan kurban ke setiap provinsi. Tahun ini, menurut Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Presiden menyalurkan sapi kurban ke 38 provinsi.
Wapres juga menyerahkan kurban, di antaranya seekor sapi jenis limusin seberat 1.154 kilogram, kepada panitia kurban Masjid Istiqlal. Selain itu, Wapres menyerahkan 56 hewan kurban di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Lewat akun media sosial resmi Presiden, disampaikan ucapan selamat hari raya Idul Adha bagi umat Islam di Indonesia. Ucapan dituliskan di tengah gambar yang menunjukkan suasana perayaan Idul Adha.
”Dengan berkurban, kita mengejawantahkan rasa syukur dan ikhlas atas nikmat dan berkah dari Allah SWT. Semoga menjadi semangat untuk melangkah maju di bawah payung ridho dan perlindungan-Nya,” tulis Presiden Jokowi.
Wapres Amin mengingatkan bahwa semangat solidaritas sesuai dengan perintah agama. Maka, ia mengajak masyarakat yang mampu untuk berkurban bagi sesama.
Dari segi agama, lanjutnya, ada mazhab yang mewajibkan atau setidaknya sangat menganjurkan berkurban. ”Dari segi kemasyarakatan kita, sosial, masih banyak masyarakat kita yang membutuhkan bantuan. Supaya di hari raya kurban ini jangan sampai mereka tidak merayakan dengan gembira, jadi mereka bisa memperoleh daging-daging kurban, baik sapi maupun kambing,” katanya.
Ia menekankan, semangat solidaritas membantu masyarakat juga sesuai perintah agama. ”Saya mengajak semuanya, mari kita ramaikan bukan hanya dengan takbir, melainkan juga dengan menyembelih kurban. Kurban itu artinya pendekatan diri kepada Allah. Jadi, kurban itu sesuatu yang kita buat untuk mendekatkan diri kepada Allah,” ujarnya.
Pada penyelenggaraan shalat Id Tingkat Kenegaraan di Istiqlal kali ini, bertindak sebagai imam ialah Ustaz Moh Salim Ghazali, muazin oleh Ustaz Ilham Mahmuddin, dan khatib oleh Abdul Moqsith Ghazali. Khotbah mengusung tema ”Spirit Idul Adha Tingkatkan Solidaritas Kemanusiaan dan Kedermawanan”.
Fakir miskin
Abdul Moqsith Ghazali dalam khotbahnya menyampaikan, kurban yang secara harfiah bermakna ”mendekatkan” dimaksudkan untuk mendekatkan diri pada Allah dengan mendekatkan diri pada sesama manusia, terutama manusia paling lemah, yaitu fakir dan miskin. ”Membantu orang miskin adalah bagian dari jihad untuk hidup di jalan Allah,” katanya.
Sementara itu, Guru Besar Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin Abdul Hafiz Anshari saat jadi khatib dalam shalat Id di Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin, Kalimantan Selatan, mengingatkan, persaudaraan sesama Muslim sangat terasa saat ibadah haji. Kaum Muslimin dari berbagai penjuru dunia berkumpul di Padang Arafah untuk melaksanakan wukuf. Mereka khusyuk dan tawadu, menanggalkan simbol duniawi, memakai pakaian yang sama, dan saling menghormati.
”Persatuan dan kesatuan umat Islam seharusnya tidak hanya tergambar dalam pelaksanaan ibadah haji, tetapi juga terwujud dalam realitas umat Islam di mana pun dan kapan pun. Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya, tidak boleh mengkhianati, mendustai, dan menghina,” kata Hafiz, Ketua KPU 2007-2012.
Jangan terbawa arus
Pada perayaan Idul Adha tahun ini, kata Hafiz, masyarakat Indonesia sudah memasuki tahun politik, menyongsong Pemilu 2024. Wajar bila dalam pemilu semua peserta berusaha dan berjuang keras untuk memperoleh kemenangan.
Persaingan yang ketat pun akan terjadi, bukan saja persaingan antarpartai, melainkan juga persaingan antarcalon, antartokoh, antarpendukung, hingga antarkelompok.
Dalam situasi itu, kaum Muslimin yang baik jangan sampai terbawa arus yang dapat memecah belah dan merusak persaudaraan sesama umat Islam demi persatuan dan kesatuan bangsa. ”Mari kita jadikan pemilu sebagai bagian dari amal ibadah bernilai tinggi di sisi Allah SWT dengan memperkokoh persatuan dan kesatuan, bukan sebagai medan berbuat dosa dan maksiat dengan memecah belah umat Islam,” ujarnya.
Untuk mewujudkannya, menurut dia, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Pertama, menebarkan cinta dan kasih sayang antarsesama. Kedua, saling menolong dan membantu dalam hal kebaikan dan takwa kepada Allah SWT serta tidak saling bantu dalam dosa dan maksiat.
Ketiga, mendamaikan orang-orang yang berselisih. Keempat, tidak saling mencela, mencaci maki, menghina, atau merendahkan.
Ketua Majelis Ulama Indonesia Pusat Bidang Fatwa Asrorun Ni’am Sholeh saat menjadi khatib shalat Id di Balai Kota Jakarta, Kamis, juga mengingatkan masyarakat agar menjaga persatuan dan kesatuan, terutama pada tahun politik ini. Shalat ini dihadiri oleh Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
Di Bandung, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan pertumbuhan nilai zakat dan kurban di Jabar pada 2023 dibanding tahun lalu.
”Jumlah nilai kurban dibandingkan dengan tahun lalu meningkat sekitar Rp 152 miliar. Zakat yang dikelola sampai Juli bahkan sudah Rp 3,2 triliun,” ujarnya.
Nilai zakat hingga pertengahan tahun itu telah melampaui capaian pada 2022, yaitu sebesar Rp 2,4 triliun. ”Diprediksi pengumpulan dana zakat di Jabar mencapai hingga akhir Desember (2023) senilai Rp 3,7 triliun. Dua angka (kurban dan zakat) ini menunjukkan ekonomi (pasca-pandemi Covid-19) telah pulih,” ujarnya. (NCA/CAS/INA/JUM/DAN/RTG)