Elektabilitas Kandidat Belum Lampaui 40 Persen, Poros Keempat Bisa Terbentuk
Belum adanya kandidat capres yang mencapai tingkat elektabilitas hingga 40 persen menunjukkan ujung atau pemenang dari kontestasi belum tampak.
Oleh
NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hasil survei bulanan Populi Center pada Juni 2023 semakin menegaskan bahwa tingkat elektabilitas di antara tiga bakal calon presiden, yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan, masih cair tanpa ada satu figur yang sangat menonjol dibandingkan dengan yang lain. Oleh karena itu, selain kemungkinan Pemilihan Presiden 2024 dilaksanakan dalam dua putaran, bukan tidak mungkin akan muncul poros keempat.
Dalam survei yang dilaksanakan pada 5-12 Juni 2023, Populi Center melakukan survei terhadap 1.200 responden yang dipilih dengan menggunakan metode acak bertingkat. Margin of error diperkirakan lebih kurang 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Salah satu topik survei adalah mengenai elektabilitas bakal calon presiden yang salah satu pertanyaannya adalah, jika pemilihan presiden diadakan hari ini, siapa tokoh yang akan dipilih responden. Berdasarkan pertanyaan terbuka tersebut, Ganjar Pranowo menjadi tokoh yang paling banyak dipilih sebagai presiden jika pilpres dilakukan hari ini dengan 21,9 persen. Kemudian disusul Prabowo Subianto 19,3 persen dan Anies Baswedan 14,4 persen. Namun, terdapat angka 32,8 persen yang masuk kategori tidak tahu atau tidak menjawab. Dalam simulasi tertutup, Ganjar meraih 35,8 persen, diikuti Prabowo 33,4 persen, kemudian Anies dengan 23,2 persen.
Sementara itu, dari sebaran pilihan partai, pemilih Ganjar paling banyak datang dari mereka yang memilih Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (77, 6 persen) dan Partai Kebangkitan Bangsa (42,4 persen). Pemilih Prabowo paling banyak dari Partai Gerindra (78,2 persen), Partai Golkar (47,1 persen), Partai Amanat Nasional (40 persen), serta Partai Persatuan Pembangunan (32,4 persen). Adapun pemilih Anies paling banyak berasal dari Partai Nasdem (52,4 persen), Partai Keadilan Sejahtera (63,4 persen), dan Demokrat (46,2 persen).
Terkait dengan sosok bakal calon wakil presiden yang disurvei melalui pertanyaan terbuka, Sandiaga Uno menjadi sosok yang paling banyak dipilih (9,8 persen), disusul Ridwan Kamil (7,5 persen) dan Erick Thohir (5,9 persen). Namun, 49,6 persen responden masuk kategori tidak tahu atau tidak menjawab.
Menurut Ketua Komisi X dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa Syaiful Huda, hasil survei tersebut mengonfirmasi bahwa politik menuju Pilpres 2024 masih dinamis. Dengan para kandidat capres yang tingkat elektabilitasnya belum ada yang mencapai 40 persen, itu berarti publik masih mempertimbangkan banyak hal sebelum memilih.
”Kita berharap calon presiden lebih dari dua. Itu berarti pilpres lebih dari satu putaran,” kata Huda dalam diskusi ”Masa Depan Pembangunan dan Demokrasi: Menakar Komitmen Capres 2024” sekaligus pemaparan hasil survei bulanan Populi Center, Senin (26/6/2023) di Jakarta.
Menurut Huda, belum adanya kandidat capres yang mencapai tingkat elektabilitas hingga 40 persen menunjukkan ujung atau pemenang dari kontestasi ini belum tampak sama sekali. Dengan tidak adanya sosok petahana, masing-masing figur masih dalam posisi yang sama. Terkait dengan itu, lanjut Huda, peluang untuk memunculkan poros keempat masih terbuka. Ia juga menyebut PKB tidak menolak jika terdapat lebih dari tiga pasangan capres-cawapres.
Terkait dengan sosok cawapres, Huda mengklaim bahwa sosok Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar merupakan figur pendamping yang tepat bagi Prabowo. Muhaimin dinilai akan menjadi figur penentu bagi Prabowo karena memiliki pengaruh kuat di Jawa Timur. ”Pak Prabowo Subianto tidak butuh figur di Jawa Barat, tetapi butuh figur di Jawa Timur, yakni Gus Imin,” ujar Huda.
Terkait hal itu, Juru Bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan, kandidat kuat pendamping Prabowo adalah Muhaimin Iskandar. Namun, sesuai piagam kerja sama antara Partai Gerindra dan PKB, penentuan kandidat cawapres hanya ditentukan oleh mereka berdua, yakni Prabowo dan Muhaimin. Demikian pula jika nantinya ada partai politik lain yang bergabung dan menyodorkan kandidat cawapres, hal itu akan dibicarakan dulu oleh Prabowo dan Muhaimin.
”Pak Prabowo Subianto saat ini fokus sebagai Menteri Pertahanan dan memastikan paruh kedua Pak Jokowi bisa berjalan dan sukses,” kata Dahnil.
Dalam kesempatan itu, Dahnil mengingatkan bahwa 60-70 persen penduduk Indonesia berpendidikan maksimal sekolah menengah pertama (SMP). Itu berarti bahwa tingkat pendidikan pemilih di Indonesia sangat rendah.
Dalam kesempatan itu, Wakil Ketua Umum DPP Perindo Ferry Kurnia Rizkiyansyah berharap agar kader Perindo, Tuan Guru Bajang, dapat masuk ke radar survei Populi Center. Pihaknya pun siap melakukan kerja sama politik dengan partai politik lain.
Terkait dengan itu, Ferry menduga sosok cawapres dari masing-masing kandidat capres akan diumumkan pada Juli hingga Agustus mendatang. Dinamika pencapresan diperkirakan akan semakin menghangat pada saat itu. ”Kita berharap siapa pun yang berkontestasi harus mengusung semangat persatuan,” ujar Ferry.