Sandiaga Resmi Jadi Kader PPP, Persaingan Bakal Cawapres Kian Sengit
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno resmi menjadi kader PPP. Dalam waktu dekat, PPP akan menggelar rapimnas guna memberi penugasan kepada Sandiaga, salah satunya sebagai bakal cawapres.
JAKARTA, KOMPAS — Persaingan menuju bursa bakal calon wakil presiden 2024 kian sengit. Untuk mendapatkan tiket sebagai pendamping bakal calon presiden, sejumlah tokoh tak sekadar mendekati partai politik, bahkan ada pula yang berpindah partai demi memperbesar peluang keterpilihannya. Persaingan makin sengit karena posisi calon wapres diyakini jadi penentu kemenangan di Pemilihan Presiden 2024.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno resmi menjadi kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Rabu (14/6/2023). Penyambutan Sandiaga diikuti seremoni penyerahan kartu tanda anggota dan pemakaian jaket partai oleh Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP Mardiono.
Mardiono menjelaskan, penjajakan hubungan Sandiaga dan PPP telah melalui proses panjang, setidaknya sejak tujuh bulan lalu. Sandiaga dianggap sebagai menteri yang paling kooperatif menanggapi undangan agenda-agenda PPP. Sandiaga juga mulai menyatakan ketertarikan bergabung di PPP setelah April lalu.
Saat itu, Sandiaga yang menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra baru mengundurkan diri dari partai yang dipimpin oleh Prabowo Subianto itu. Pengunduran diri Sandiaga dari partai yang pernah mengusungnya sebagai calon wapres pendamping Prabowo di Pilpres 2019 juga tak terlepas dari isu Pilpres 2024.
Mardiono menuturkan, PPP akan menggelar rapat pimpinan nasional, Jumat sampai Sabtu ini. Selain membahas kesiapan partai menghadapi Pemilu 2024, rapimnas juga akan menjadi momentum menetapkan tugas kepartaian untuk Sandiaga.
Ditemui seusai acara, Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy membenarkan rapimnas salah satunya diagendakan memberi legitimasi penugasan kepada Sandiaga sebagai bakal cawapres 2024. Ia tidak memungkiri, wacana menjadikan Sandiaga sebagai bakal cawapres, khususnya untuk mendampingi Ganjar Pranowo, bakal capres dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), sudah dibahas jauh sebelum Sandiaga resmi jadi kader PPP. Pengurus PPP juga telah berkomunikasi secara informal dengan sejumlah pihak di PDI-P mengenai wacana itu.
Setelah Sandiaga jadi bagian dari PPP, kata Romahurmuziy, partainya akan segera memulai langkah resmi mempromosikannya. Namun, hal itu membutuhkan persiapan.
Sandiaga menegaskan, berkomitmen berjuang bersama PPP karena memiliki kesamaan pandangan. Baik dirinya maupun PPP sama-sama fokus bekerja menyelesaikan permasalahan masyarakat terutama di bidang ekonomi. Sebagai menteri di Kabinet Indonesia Maju, keputusan yang dia ambil juga diakui tidak lepas dari saran Presiden Joko Widodo. ”Saya sudah konsultasikan, saya sudah lapor kepada Bapak Persiden,” katanya.
Tokoh lain
Partai Amanat Nasional (PAN) juga terus mendorong Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir untuk jadi bakal cawapres. Pada pekan pertama Juni, PAN menawarkan sosok Erick untuk menjadi pendamping Ganjar kepada Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Tiga hari setelah itu, tawaran serupa juga disampaikan ke Partai Gerindra.
Erick belum berstatus sebagai kader PAN. Namun, PAN menyebut Erick dan partai berlambang matahari itu memiliki keterikatan tersendiri. Selain kerap menghadiri agenda PAN selama beberapa tahun terakhir, Erick juga dekat secara personal dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.
Ketua Dewan Pakar PAN Dradjad Wibowo mengatakan, partainya akan terus mendorong Erick menjadi bakal cawapres. PAN tidak melihat permasalahan jika pada satu titik, Erick harus bersaing dengan banyak sosok lain, tidak terkecuali Sandiaga. Erick dinilai memiliki rekam jejak mumpuni sebagai pejabat publik, bekal elektabilitas, dan momentum yang bisa terus mendorong tingkat keterpilihannya.
Terkait status Erick sebagai tokoh non-parpol, PAN justru melihat itu sebagai keuntungan. Sebab, itu bisa mempermudah langkah PAN mempromosikannya ke parpol dan gabungan parpol lainnya.
Tokoh lain yang juga tengah diajukan sebagai bakal cawapres ialah Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. Demokrat mengusulkan Agus untuk jadi pendamping bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang terdiri dari Demokrat, Nasdem, dan PKS, yakni Anies Baswedan.
Sementara itu, Partai Golkar juga berusaha mengajukan ketua umumnya, Airlangga Hartarto, sebagai cawapres dengan membangun komunikasi untuk berkoalisi. Kepala Badan Pemenangan Pemilu Presiden Partai Golkar Nusron Wahid mengatakan, melihat dinamika politik saat ini, integrasi antara Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) masih sangat relevan.
Adapun KIB terdiri dari Golkar, PAN, dan PPP. Sementara KKIR terdiri dari Gerindra dan PKB. PKB juga mendorong ketua umumnya, Muhaimin Iskandar, untuk menjadi cawapres mendampingi Prabowo.
Saat ini ada tiga poros koalisi yang sudah terbentuk dengan mengusung capres. Pertama, koalisi PDI-P, PPP, Partai Perindo, dan Partai Hanura untuk mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal capres. Poros kedua adalah KKIR yang sepakat mengusung Prabowo Subianto sebagai bakal capres. Kemudian poros ketiga ialah KPP yang mendukung Anies Baswedan.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan, pada Pilpres 2024, capres memegang peran penentu kemenangan pasangan kandidat mengingat tidak ada bakal capres yang mampu meraih elektabilitas dominan, yakni mencapai 60 persen.
Dalam konteks tersebut, menurut Adi, Pilpres 2024 merupakan era bagi cawapres membuktikan kemampuannya. Apalagi, ada sejumlah tokoh yang memiliki nama besar, popularitas, dan elektabilitas tinggi.