PAN Gencarkan Manuver untuk Loloskan Erick Thohir ke Bursa Cawapres
Partai Amanat Nasional menerima kunjungan pengurus DPP Partai Gerindra di kantor DPP PAN, Jakarta, Senin (5/6/2023). Erick Thohir diajukan sebagai cawapres Prabowo Subianto. Gerindra dan PKB pun akan membahasnya.
Oleh
KURNIA YUNITA RAHAYU
·5 menit baca
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Para pengurus DPP Partai Amanat Nasional (kiri) bergandengan tangan dengan rombongan pengurus DPP Partai Gerindra yang berkunjung ke kantor DPP Partai Amanat Nasional, Jakarta, Senin (5/6/2023). Pengurus DPP Partai Gerindra melakukan silaturahmi politik ke DPP PAN untuk penjajakan kerja sama politik. Penjajakan kerja sama politik ini membahas berbagai hal kemungkinan kedua partai untuk bersama-sama mencapai tujuan dalam Pemilu 2024. Pembahasan kerja sama politik kedua partai tersebut termasuk pengerutan nama-nama bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden yang diusung masing-masing partai. Eskalasi penjajakan kerja sama antar-parpol kian meningkat seiring pelaksanaan Pemilu 2024 semakin dekat.
JAKARTA, KOMPAS — Partai Amanat Nasional terus berupaya untuk menjadikan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir sebagai calon wakil presiden 2024. Setelah melobi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, pekan lalu, tokoh tersebut juga ditawarkan ke Partai Gerindra. Namun, upaya itu dinilai tak akan mudah karena setiap tokoh bakal calon presiden memiliki tantangan dan kekurangan tersendiri yang belum tentu bisa dipenuhi Erick.
Jajaran Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Amanat Nasional (PAN) menerima kunjungan pengurus DPP Partai Gerindra di kantor DPP PAN, Jakarta, Senin (5/6/2023). Rombongan Gerindra yang diwakili antara lain oleh Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani, Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, Wakil Ketua Umum Gerindra Habiburokhman, dan Wakil Ketua Umum Gerindra Budisatrio Djiwandono datang dengan bus biru ke kantor partai berlambang matahari putih itu.
Mereka diterima oleh sejumlah elite tuan rumah, di antaranya Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno, Wakil Ketua Umum PAN Asman Abnur, Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto, dan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PAN DKI Jakarta Eko Hendro Purnomo.
Kedua pihak berbincang secara tertutup selama satu jam. Seusai pertemuan, Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno menjelaskan, Gerindra dan PAN memiliki rekam jejak kerja sama yang panjang, mulai dari Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 hingga 2019. Agenda kali ini pun merupakan kunjungan ke sekian kalinya. Terakhir, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan para elite partai tersebut berkunjung ke kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada April lalu.
Dalam pertemuan tersebut, lanjut Eddy, Gerindra dan PAN menyepakati beberapa hal, di antaranya komitmen untuk menghadirkan Pemilu 2024 yang damai. Kedua partai politik (parpol) sepakat untuk memperjuangkan sistem pemilu tetap proporsional terbuka di tengah uji materi di Mahkamah Konstitusi yang berpotensi mengubahnya menjadi proporsional tertutup. ”Pertemuan hari ini juga akan kami tindak lanjuti dengan pertemuan-pertemuan berikutnya, apakah terbuka atau tertutup, kami sudah berkomitmen untuk melanjutkan pembicaraan ke tahap berikutnya,” ujarnya.
Pertemuan hari ini juga akan kami tindak lanjuti dengan pertemuan-pertemuan berikutnya, apakah terbuka atau tertutup, kami sudah berkomitmen untuk melanjutkan pembicaraan ke tahap berikutnya.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad saat bersama rombongan Partai Gerindra tiba di kantor DPP Partai Amanat Nasional, Jakarta, Senin (5/6/2023). Pengurus DPP Partai Gerindra melakukan silaturahmi politik ke DPP PAN untuk penjajakan kerja sama politik. Penjajakan kerja sama politik ini membahas berbagai hal kemungkinan kedua partai untuk bersama-sama mencapai tujuan dalam Pemilu 2024. Pembahasan kerja sama politik kedua partai tersebut termasuk pengerutan nama-nama bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden yang diusung masing-masing partai. Eskalasi penjajakan kerja sama antar-parpol kian meningkat seiring pelaksanaan Pemilu 2024 semakin dekat.
Pertemuan lanjutan itu penting karena dalam pembicaraan, PAN juga mengusulkan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir untuk menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres), mendampingi Prabowo Subianto berkontestasi di Pilpres 2024. Meski bukan kader, Erick disebut memiliki kedekatan tersendiri dengan PAN. Adapun Prabowo merupakan bakal calon presiden (capres) dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang terdiri dari Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Meski belum ada deklarasi resmi pengenai pencalonan Prabowo, sudah ada kesepahaman di KKIR untuk mendukung Prabowo sebagai bakal capres.
”Apakah tadi disebut, rasanya untuk urusan Pak Erick Thohir, masuk dalam menu wajib pertemuan,” kata Eddy.
Apakah tadi disebut, rasanya untuk urusan Pak Erick Thohir, masuk dalam menu wajib pertemuan.
Ia mengakui, kurang dari enam bulan menjelang tahap pendaftaran peserta pilpres, PAN terus mengintensifkan komunikasi politik dengan sejumlah parpol. Tujuannya sama, yakni menawarkan Erick sebagai bakal cawapres.
Sebelum pertemuan dengan Gerindra, pekan lalu, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menemui Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri. Zulkifli menyodorkan nama Erick untuk dipasangkan dengan bakal capres dari PDI-P, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Hanura, yakni Ganjar Pranowo.
Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto mengungkapkan, pertemuan antara Zulkifli dan Megawati belum menghasilkan kesepakatan. Alih-alih menjawab tawaran PAN, Megawati disebut akan mendalaminya kembali dan mengatur pertemuan lanjutan untuk membahas hal-hal yang lebih teknis. Menurut rencana, PDI-P juga akan menugaskan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani untuk menindaklanjuti pertemuan tersebut. ”Makanya, ini belum ditentukan waktunya, tetapi kami mungkin akan menerima kunjungan Mbak Puan dan kawan-kawan,” ujar dia.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Sekjen Partai Amanat Nasional Eddy Soeparno (kiri) dan Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto (tengah) bersama Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani (kanan) saat hendak menggelar konferensi pers terkait pertemuan pata pengurus kedua partai tersebut di Kantor DPP Partai Amanat Nasional, Jakarta, Senin (5/6/2023). Pengurus DPP Partai Gerindra melakukan silaturahmi politik ke DPP PAN untuk penjajakan kerja sama politik. Penjajakan kerja sama politik ini membahas berbagai hal kemungkinan kedua partai untuk bersama-sama mencapai tujuan dalam Pemilu 2024. Pembahasan kerja sama politik kedua partai tersebut termasuk pengerutan nama-nama bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden yang diusung masing-masing partai. Eskalasi penjajakan kerja sama antar-parpol kian meningkat seiring pelaksanaan Pemilu 2024 semakin dekat.
Percaya diri
Sembari menunggu keputusan PDI-P, kata Yandri, PAN tidak ragu untuk menawarkan hal yang sama ke Gerindra. PAN meyakini, Erick merupakan sosok yang bisa melengkapi kekurangan elektoral Ganjar ataupun Prabowo. Sebab, Erick dipandang sebagai tokoh potensial cawapres paling kuat saat ini.
Merujuk hasil survei Indikator Politik Indonesia, Erick menempati posisi teratas dalam simulasi 22 nama cawapres. Elektabilitasnya mencapai 14,8 persen, sama dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) itu juga unggul atas Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno yang elektabilitasnya mencapai 12 persen.
Jadi saya sampaikan dari kemarin, kalau mau Prabowo atau Ganjar menang, ambil Erick gitu lho.
Menurut Yandri, rekam jejak kinerja Erick di Kementerian BUMN dan PSSI juga menjadi keunggulan. Tim nasional sepak bola Indonesia berhasil meraih medali emas di SEA Games 2023 Kamboja. Penataan BUMN juga dinilai semakin baik. ”Jadi saya sampaikan dari kemarin, kalau mau Prabowo Atau Ganjar menang, ambil Erick gitu lho,” kata Yandri.
Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani membenarkan, nama Erick tak hanya diangkat, tetapi juga seperti menu wajib yang harus dibicarakan oleh PAN dalam pertemuan keduanya. Pihaknya merasa terhormat karena siapa pun nama yang disodorkan tentunya merupakan tokoh terbaik. ”Kami menyimak bersama dan akan menyampaikan hasil pembicaraan itu kepada Pak Prabowo,” ujarnya.
DOKUMENTASI HUMAS PARTAI GERINDRA
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menerima kunjungan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir dikantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (17/5/2023).
Muzani tidak memungkiri, sosok Erick masuk dalam radar pencarian bakal cawapres pendamping Prabowo selama ini. Aktivitas dan rekam jejaknya pun tak lepas dari pengamatan Gerindra. ”Kami juga mengikuti dan mengamati Pak Erick Thohir,” kata dia.
Meski demikian, keputusan mengenai bakal cawapres tetap akan dibicarakan dengan PKB. Sejauh ini komunikasi Gerindra dan PKB berjalan lancar, langkah politik setiap parpol pun selalu saling diberitahukan dan didiskusikan. Keterbukaan merupakan elemen penting untuk membangun kepercayaan dalam berkoalisi.
Percaya dalam hal ini, PKB kami bebaskan membangun komunikasi politik dengan kekuatan mana pun yang dianggap bisa menambah kekuatan koalisi. Demikian juga PKB percaya ke Gerindra untuk berkomunikasi dengan siapa pun sampai menemukan siapa tokoh yang menambah pemenangan koalisi.
”Percaya dalam hal ini, PKB kami bebaskan membangun komunikasi politik dengan kekuatan mana pun yang dianggap bisa menambah kekuatan koalisi. Demikian juga PKB percaya ke Gerindra untuk berkomunikasi dengan siapa pun sampai menemukan siapa tokoh yang menambah pemenangan koalisi,” kata Muzani.
Sementara itu, Erick seusai mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Senin, enggan memberikan tanggapan mengenai upaya PAN melobi sejumlah parpol untuk menjadikannya sebagai bakal cawapres.
Tak mudah
Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes memandang, sejumlah parpol tengah kehilangan arah dalam berkoalisi karena perbedaan pilihan bakal capres. Akibatnya, terjadi banyak manuver dengan menyodorkan nama bakal cawapres. Salah satunya terjadi pada PAN.
KOMPAS/PRADIPTA PANDU
Arya Fernandes
Apabila tiba-tiba ada nama Erick yang diusulkan, tentu akan ada resistensi di internal.
Menurut Arya, upaya PAN untuk menjadikan Erick sebagai bakal cawapres, baik untuk mendampingi Ganjar maupun Prabowo, tidak mudah. Bagi Prabowo, misalnya, Gerindra sudah cukup lama berkoalisi dengan PKB. Dalam koalisi itu, sosok Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar kerap diusulkan menjadi pendamping Prabowo. Apalagi, berdasarkan hasil Muktamar 2019, PKB memberikan mandat kepada Muhaimin untuk menjadi capres 2024.
”Apabila tiba-tiba ada nama Erick yang diusulkan, tentu akan ada resistensi di internal,” kata Arya.
Meski demikian, itu akan sangat bergantung apakah Muhaimin bisa menerima proposal yang diajukan PAN atau Prabowo merasa bahwa Erick merupakan sosok yang tepat untuk meningkatkan perolehan suaranya. Sebab, Pilpres 2024 diprediksi akan berlangsung ketat sehingga elektabilitas cawapres perlu sangat diperhitungkan.
Arya melihat, pertimbangan untuk menerima Erick sebagai pendamping Ganjar akan lebih kompleks lagi. Sebab, PDI-P sebagai partai nasionalis dinilai membutuhkan sosok cawapres dari kalangan agamis. ”PDI-P cenderung akan mencari figur yang punya kredensial Islam, mungkin dari Nahdlatul Ulama atau tokoh pesantren,” ujarnya.