Esok Gelar Rakernas, Golkar Buka Kemungkinan Bahas Arah Koalisi
Minggu (4/6) esok, di Rakernas Golkar 2023, akan dibicarakan arah kerja sama politik Golkar dengan partai lain untuk memenangi Pilpres 2024. Golkar tetap mendukung ketua umumnya, Airlangga Hartarto, sebagai bakal capres.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dalam Rapat Kerja Nasional Golkar 2023, di Jakarta, yang akan berlangsung pada Minggu (4/6/2023) esok hingga Selasa (6/6/2023), Partai Golkar akan lebih fokus membahas konsolidasi pemenangan Pemilu 2024. Mengenai arah koalisi selanjutnya, kemungkinan besar akan dibahas dalam rapat tersebut. Namun, yang pasti, Partai Golkar tetap berkomitmen untuk mengusung ketua umumnya, Airlangga Hartarto, sebagai bakal calon presiden dalam Pemilihan Presiden 2024.
Sejak 2022, untuk menghadapi kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, Partai Golkar membentuk koalisi dengan Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang diberi nama Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Namun, belakangan PPP bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) untuk mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres).
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Ketua DPP Partai Golkar Dave Laksono, saat dihubungi dari Jakarta, Sabtu (3/6/2023), mengatakan, dalam Rakernas Golkar nanti, tidak dimungkiri akan dibahas strategi pemenangan Pilpres 2024. Salah satunya mengenai arah kerja sama politik Golkar dengan partai lain.
Namun, Dave enggan mengungkap apakah saat itu juga akan diputuskan mengenai nasib Golkar di KIB atau justru akan disampaikan arah politik koalisi Golkar yang baru. ”Kita lihat (hari Minggu) besok ya,” ujarnya.
Yang pasti, lanjut Dave, Golkar tetap akan memperjuangkan Airlangga Hartarto untuk maju sebagai capres di Pilpres 2024 sebagaimana amanat Musyawarah Nasional (Munas) Golkar pada 2019. Hasil Munas Golkar tersebut, menurut Dave, tidak bisa diubah seketika. ”Nanti ada mekanismenya (jika ingin diubah),” tuturnya.
Secara terpisah, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia Tandjung menyampaikan, pada prinsipnya Golkar saat ini coba menjajaki semua kesempatan yang ada. Proses silaturahmi antarpetinggi parpol juga terus dilakukan meski Golkar telah mengikatkan diri dalam KIB.
Dalam setiap komunikasi dengan elite parpol lain, Golkar tentu akan coba memperjuangkan hasil Munas 2019, yaitu mengusung Airlangga sebagai capres di Pilpres 2024.
Sependapat dengan Dave, menurut Doli, dalam setiap komunikasi dengan elite parpol lain, Golkar tentu akan coba memperjuangkan hasil Munas 2019, yaitu mengusung Airlangga sebagai capres di Pilpres 2024. Namun, ia juga mengingatkan bahwa ada pasal lain yang merupakan hasil Munas Golkar 2019, yakni keputusan akhir terkait sikap strategi atau momentum penetapan capres dan atau cawapres diserahkan kepada Ketua Umum DPP terpilih, yang artinya Airlangga.
”Jadi, tentu kami bekerja keras, berupaya keras untuk menjaga amanah itu, tetapi kesadaran kedua adalah kami paham, kami sadar bahwa Golkar tidak bisa mengusung sendiri. Kami harus menggandeng koalisi. Itulah kenapa kami terus berkomunikasi dengan semua partai politik dan pada momentum beberapa tahun lalu bertemu dengan PAN dan PPP, terbentuklah KIB,” ucap Doli.
Melihat dinamika politik saat ini, Golkar tengah menjalin komunikasi intensif dengan Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Selain itu, komunikasi antara Golkar dan PAN juga terlihat semakin intensif hingga akhirnya beberapa waktu lalu muncul wacana duet Airlangga dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan sebagai pasangan bakal capres-cawapres poros baru.
”Nah, ini semua kan bicara dengan kemungkinan-kemungkinan itu. Tentu, kami bersyukur. Pertama, kami Partai Golkar ini merupakan partai terbuka. Jadi, bisa berkomunikasi dengan siapa saja. Kedua, dengan posisi kami sebagai partai pemenang pemilu kedua tahun 2019, itu memang sangat dimungkinkan Golkar berkoalisi dengan partai-partai lain. Sekarang Golkar membuka berbagai kemungkinan untuk bisa membangun koalisi,” kata Doli.