PAN Tetap Usung Erick Thohir sebagai Bakal Calon Wakil Presiden
Partai Amanat Nasional belum memutuskan akan berkoalisi dengan partai tertentu. Namun, pihaknya tetap mengupayakan agar Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir dapat bersanding sebagai bakal calon wakil presiden.
Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Partai Amanat Nasional menilai, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir adalah sosok yang tepat sebagai salah satu kandidat bakal calon wakil presiden. Meski demikian, partai tersebut belum memutuskan sikap politiknya secara resmi.
PAN berpedoman pada Rakernas 2022 mendukung Erick Thohir sebagai cawapres.
Kecenderungan di internal PAN, ada yang mendukung Ganjar, Prabowo, dan Anies sebagai capres.
Erick Thohir menyebut bahwa dirinya akan fokus bekerja sesuai arahan Presiden Joko Widodo.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto mengatakan, pihaknya masih berpedoman pada hasil Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada 2022. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir jadi satu-satunya menteri yang namanya muncul sebagai salah satu kandidat untuk berkontestasi pada 2024.
”Walaupun rakernas itu memberi mandat penuh kepada Ketua Umum. Ya, bisa ke Prabowo, ke Ganjar, bisa ke yang lain. Tapi, untuk posisi wakil presiden, itu yang kami dorong, insya Allah, ya, Erick Thohir,” ujar Yandri seusai Rakernas Al-Khairiyah saat memberikan keterangan kepada pers dengan didampingi Erick Thohir di Gedung Nusantara IV, DPR, Jakarta, Sabtu (6/5/2023).
Ia menambahkan, sikap PAN akan merapat pada partai atau koalisi tertentu belum diputuskan. Sebab, saat ini pembahasan masih dilakukan dalam internal partai. ”(Penentuan) ini di last minute mungkin ya, siapa berkoalisi dengan siapa. Jadi, saya kira semuanya masih terbuka,” kata Yandri yang juga menjabat Wakil Ketua MPR RI.
Yandri menyebutkan bahwa hubungannya dengan Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dalam keadaan baik. Yandri berharap agar semua pihak bersabar menanti sikap PAN sebab pada akhirnya partai akan tetap mengambil keputusan.
Ia mengakui bahwa kecenderungan dalam internal partai mengarah pada calon presiden Ganjar Pranowo dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Prabowo Subianto dari Gerindra. Namun, Yandri tak menampik pula jika ada sejumlah pihak yang mendukung Anies Baswedan.
Yandri berharap agar semua pihak bersabar menanti sikap PAN sebab pada akhirnya partai akan tetap mengambil keputusan.
”Tapi, siapa nanti yang diputuskan, tentu mekanisme partailah yang akan memutuskan kata akhir nanti. Salah satu untuk tidak terlalu sulit memutuskan, maka rakernas sudah memberi mandat kepada Ketua Umum (PAN), jadi terserah (Ketua Umum PAN) Zulkifli Hasan nanti,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Erick Thohir menyebut bahwa dirinya akan fokus bekerja sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo. ”Kami harus kasih bukti kerja dulu. Jangan kita terjebak pola pikir pencitraan, tetapi tidak ada manfaatnya buat masyarakat. Nah, inilah yang saya terus konsisten, saya tegak lurus dengan Jokowi,” ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar Al Khairiyah Ali Mujahidin menyebut, secara pribadi, ia akan memilih Erick Thohir. Hal itu terlepas siapa pun capres yang menjadi pasangannya, baik Ganjar Pranowo maupun Prabowo Subianto.
Peluang masih terbuka
Dalam pekan ini, sejumlah politisi terus melanjutkan lobi-lobi politiknya jelang Pemilihan Umum (Pemilu 2024). PAN yang tergabung dalam KIB belum mengambil sikap politik untuk dukungan capres meski Golkar telah menentukan pilihannya mendukung Airlangga Hartarto dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) juga memutuskan mendukung Ganjar sebagai capres.
Yandri menegaskan bahwa semua kemungkinan masih terbuka. Sebab, hingga saat ini belum ada partai yang telah memutuskan mengusung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dengan nama tertentu.
”Misalkan nanti ada perbedaan pilihan, perbedaan calon, karena sudah sering silaturahmi, saya kira ketegangan di tahun 2024 bisa lebih dinetralisir. (Hal itu) tidak seperti tahun 2019,” ujar Yandri.
Ia menambahkan, tiap partai saat ini tengah mencari pola politik masing-masing. Belum ada keputusan akhir dari partai untuk mengusung pasangan tertentu.