Enam ketua umum partai politik pendukung pemerintah bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh tidak ikut dalam pertemuan tersebut.
Enam dari tujuh ketua umum parpol koalisi pendukung pemerintah bertemu Presiden Joko Widodo.
Dalam pertemuan disebut tidak ada pembahasan khusus soal koalisi parpol terkait Pemilu 2024.
Presiden disebut meminta ketua umum parpol yang hadir untuk kompak dan rukun serta bekerja sama demi bangsa dan negara.
JAKARTA, KOMPAS – Presiden Joko Widodo bertemu dengan enam dari tujuh ketua umum partai politik koalisi pemerintahan, Selasa (2/5/2023) malam. Dalam pertemuan selama sekitar 2,5 jam itu, Presiden menyampaikan perkembangan kondisi bangsa, tantangan bangsa ke depan, serta harapan agar partai politik bisa rukun dan kompak bekerja sama.
Presiden Jokowi mengundang enam ketua umum partai politik (parpol) koalisi pendukung pemerintah dalam rangka silaturahmi Lebaran, di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (2/5/2023) malam. Mereka ialah Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, dan Pelaksana Tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Mardiono. Adapun Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh tak diundang.
Dalam pantauan Kompas, sejumlah ketua umum partai politik pendukung pemerintah datang ke Istana Kepresidenan Jakarta lewat pintu samping dekat Masjid Baiturrahim sekitar pukul 18.30. Sekitar pukul 21.30, para ketua umum partai politik mulai keluar dari Istana.
”Silaturahmi, halalbihalal partai pendukung pemerintah. Tentu dibahas mengenai tantangan capaian pembangunan dan tantangan ke depan itu dibahas tadi,” kata Airlangga Hartarto seusai pertemuan.
Airlangga menuturkan, soal koalisi tidak dibahas spesifik dalam pertemuan. Mereka lebih banyak membahas soal perekonomian dan pembangunan ke depan. ”Jadi, kalau masalah (Pemilu 2024) itu masing-masing partai,” katanya.
Soal mengapa Ketum Partai Nasdem tidak ada dalam pertemuan, Airlangga menjawab, pihaknya belum menerima penjelasan mengenai hal itu.
Sementara itu, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menuturkan, pertemuan dengan Presiden Jokowi membahas hal-hal yang baik. ”Tadi kami terutama intinya Lebaran, kemudian beliau menyampaikan perkembangan terakhir bidang ekonomi, ramalan semua negara besar, ramalan World Bank, IMF, semua (berpandangan) Indonesia benar-benar punya potensi, benar-benar untuk jadi negara maju,” katanya.
Prabowo menuturkan, ekonomi Indonesia diperkirakan sangat mungkin menjadi ekonomi keempat terbesar di dunia kalau negeri ini pandai memanfaatkan keadaan. ”Jadi, itu titipan beliau kepada kita-kita. Saya kira itu intinya,” katanya.
Pada pertemuan, kata Prabowo, tidak terlalu rinci dibahas soal politik, termasuk soal capres-cawapres jelang 2024. ”Secara praktis tidak, ya. Tadi titipan besar bahwa kita harus rukun, kita harus kompak, bisa kerja sama demi negara. Intinya itu, demi bangsa dan negara,” ujarnya.
Paloh di luar negeri
Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya mengakui parpol yang tak diundang dalam pertemuan bersama Presiden Jokowi ialah Nasdem. ”Belum ada undangan sejauh ini,” katanya, Selasa siang.
Saat ditanyakan di mana posisi Ketua Umum Nasdem Surya Paloh saat ini, Willy mengungkapkan, Paloh tengah berada di luar negeri. Namun, ia enggan mengungkapkan di mana lokasi Surya Paloh berada dan dalam agenda apa Surya Paloh bepergian ke sana.
”Jadi, Pak SP (Surya Paloh) memang masih di LN (luar negeri),” katanya.
Adapun Nasdem telah mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai bakal capres di Pilpres 2024. Dukungan kepada Anies sebagai bakal capres juga disampaikan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Ketiga partai itu membentuk Koalisi Perubahan untuk Persatuan.
Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP Romahurmuziy, Selasa sore, menduga pertemuan Selasa malam berpotensi mewujudkan koalisi besar dengan formasi Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto masing-masing sebagai calon presiden dan calon wakil presiden untuk Pilpres 2024. ”Tentu hal ini terpulang ke Prabowo, apakah bersedia menjadi cawapres di tengah amanat partainya untuk menjadi capres,” kata Romahurmuziy.
Jika koalisi besar minus Nasdem ini tak terwujud, kata dia, pertemuan Selasa malam bisa jadi akan memfinalisasi pembagian kekuasaan dari enam parpol pendukung pemerintah. Pendistribusian ini dinilai penting untuk memastikan kesinambungan pembangunan yang telah dilakukan pemerintahan saat ini, khususnya megaproyek infrastruktur, seperti pembangunan ibu kota negara baru, jalan tol, bendungan, dan bandara.
Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto menuturkan, di luar konstestasi Pilpres 2024, keenam parpol yang diundang Presiden Jokowi, Selasa malam, memiliki komitmen membangun legacy bagi pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin. Selain itu, konsolidasi politik yang terus dilakukan akan berkontribusi penting bagi terwujudnya stabilitas politik nasional.
Menurut dia, apa yang dilakukan Presiden Jokowi tetap dalam koridor demokratis meski barangkali berdampak pada perubahan konstelasi politik. Hasto menuturkan, yang pasti, apa yang disampaikan Presiden Jokowi memiliki basis data dan analisis politik yang akurat sehingga kredibel.
Prabowo bertemu JK
Pada Senin sore, Prabowo Subianto menemui mantan wakil presiden sekaligus politisi senior Golkar, Jusuf Kalla, di kediaman Kalla di Jakarta. Pertemuan ini dilakukan sehari setelah Prabowo bertemu dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Dewan Pembina Golkar Aburizal Bakrie.
Terkait pertemuan itu, Prabowo mengatakan, kunjungannya membahas masa lalu. Ia hanya bernostalgia dengan Jusuf Kalla bahwa keduanya pernah belajar dari mentor yang sama. ”Banyak nostalgianya. Kami sama-sama dulu mentornya adalah Andi Mohammad Jusuf, Panglima TNI dulu. Ya, kami tukar-tukar cerita masa lalu,” ujar Prabowo.
Ditanya soal kemungkinan Golkar akan berkoalisi dengan Gerindra, Kalla menyebut pertemuan ini di luar konteks politik. ”Saya tidak singgung. Saya, kan, di luar suatu konteks politik. Jadi, tidak membahas masalah begitu. Itu urusan partai. Saya sudah tidak aktif lagi di partai,” tuturnya.
Ia menambahkan, pertemuan ini menjadi ajang silaturahmi walau tetap membicarakan Indonesia di masa depan, termasuk masalah-masalahnya. ”Soal politik dibahas sambil lalu,” katanya.
Jusuf Kalla menilai Prabowo sosok tentara hebat, terbuka, dan rendah hati. Ia juga mengapresiasi upaya Prabowo karena tak banyak pemimpin yang memperhatikan seniornya. Ia berharap perjuangan Prabowo membuahkan hasil.