Saat Rombongan Sangat Dibatasi, Perangkat Istana Cicip Kehangatan Keluarga di Libur Lebaran yang Sesungguhnya
Berbeda dengan hari libur atau cuti biasa, libur Lebaran kali ini terasa istimewa karena jadi momentum perjumpaan dengan keluarga besar.Saat berbicara tentang kehangatan keluarga, perjumpaan fisik jadi sulit tergantikan.
Dua tahun ini, Idul Fitri menjadi saat untuk kumpul keluarga. Bahkan, tahun 2023 ini, setelah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dicabut, semua bebas mudik dan menemui anggota keluarganya. Foto bersama keluarga besar, tanpa masker, rasanya tak afdol kalau tak diunggah ke media sosial.
Deputi Bidang Protokol Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin yang hampir tak pernah lepas dari Presiden Joko Widodo kini bisa menikmati libur Idul Fitri. Presiden sudah mewanti-wanti staf Sekretariat Presiden untuk libur, mudik, atau kumpul keluarga. Dan, jangan bertugas apalagi menempel Presiden Jokowi dan keluarga.
”Saya juga enggak boleh ikut,” ujar Bey menceritakan hanya perangkat melekat dan sangat terbatas yang menyertai Presiden Jokowi saat mulai masa cuti bersama 19 April sampai 25 April, Selasa ini. Maka, perangkat melekat yang memang ditugasi tersebut antara lain personel Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) dan dua-tiga orang dari Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden yang bertugas.
Biasanya, jika Presiden kunjungan kerja, perangkat yang melekat dan wajib ada adalah empat ajudan, staf ajudan, sebagian besar Grup A pengawal RI1 dan keluarga, Kepala Sekretariat Presiden berikut staf, Deputi Protokol Pers dan Media dan staf, Sekretariat Militer Presiden berikut staf, Kepala Biro Protokol dan petugas protokol dinas, Kepala Biro Pers dan Media serta staf Biro Pers, serta petugas video dan lainnya. Bayangkan.
Kini, dengan rombongan sangat terbatas, kecuali keluarga. Keluarga Kahiyang Ayu beserta suami dan putranya pun saat ini tidak ikut. Presiden Jokowi dan keluarga memilih menikmati libur Lebaran sembari meninjau persiapan pelaksanaan KTT Ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Sementara, Wapres Amin memilih ”pulang kampung” ke Tanara, Banten, dan Cimanggis, Bogor, tempat keluarga Ibu Wuri Ma’ruf Amin.
”Saya juga enggak boleh ikut. ”
Di Labuan Bajo, Minggu (23/4/2023), Presiden beserta Nyonya Iriana mengunjungi beberapa tempat wisata yang belum pernah dikunjungi. Presiden bersama keluarga antara lain mengunjungi Goa Batu Cermin bahkan naik kapal dan memancing. Presiden tampak ditemani cucunya, Jan Ethes dan La Lembah Manah, serta putra-putranya, yakni Gibran Rakabuming Raka beserta istri, Selvi Ananda, dan Kaesang Pangarep beserta istri, Erina Gudono.
Baca juga: Saat Presiden Jokowi Libur Lebaran bersama Cucu
Ketika bersilaturahmi secara daring pada Sabtu (22/4/2023), Presiden dan Wapres saling bertanya mengenai aktivitas yang dilakukan dalam perayaan Idul Fitri. ”Iya, nanti habis Dzuhur nanti ke Banten, Pak. Pulang kampung,” ujar Wapres menceritakan agendanya.
Selama libur Idul Fitri bersama keluarga besar, Wapres Amin pun tidak menjadwalkan untuk melakukan agenda khusus. Waktu libur Lebaran sepenuhnya dinikmati bersilaturahmi dengan keluarga besar. Pada saat menjalankan Shalat Id di Masjid Istiqlal, Wapres Amin pun hanya didampingi perangkat yang sangat terbatas.
Wapres Amin kemudian mengisi libur Lebaran di Tanara selama dua hari sebelum kemudian berlebaran di Cimanggis, Jawa Barat, di rumah Nyonya Wury Ma’ruf Amin. Selanjutnya, Wapres Amin akan kembali ke rumah dinas di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, pada Kamis (25/4/2023) sore. Pada Jumat (26/4/2023), Wapres Amin direncanakan aktif bekerja kembali.
”Keluarga saya banyak di Jakarta, jadi muter terus. Tahun ini lumayan, semua sempat dikelilingi, (sanak keluarga) yang lebih tua bisa disambangi semua. ”
Kepala Istana Kepresidenan Bogor Erwin Wicaksono pun bisa menikmati cuti bersama Lebaran tahun ini. Maklum. Presiden Jokowi beserta keluarga tidak ada di Istana Bogor. ”Keluarga saya banyak di Jakarta, jadi muter terus. Tahun ini lumayan, semua sempat dikelilingi, (sanak keluarga) yang lebih tua bisa disambangi semua,” tuturnya.
Menikmati Libur
Sebagai Kepala Istana Bogor, Erwin tak mudah menikmati libur. Sabtu dan Minggu belum tentu menjadi hari libur untuknya. Umumnya dia bersiaga agar segala sesuatu siap mendukung kegiatan Presiden yang bermukim di Istana Bogor.
Karena PPKM sudah dicabut, staf istana yang cuti untuk mudik keluar kota pun bisa diberi izin. Beberapa staf, misalnya, pulang ke kampung halaman yang cukup jauh. Mudik keluar kota yang jauh dari lokasi kerja tak leluasa dilakukan tahun lalu karena PPKM belum dicabut
Memanfaatkan waktu libur, Bey segera menjemput ibunya yang sudah berusia 87 tahun dari Bandung ke Jakarta. Idul Fitri pun berpusat di kediamannya. Keluarga besar berkumpul dan silaturahmi kembali dijalin.
“(Idul Fitri) Tahun lalu juga bisa libur, tapi kumpul keluarga masih terbatas, karena masih PPKM. Sekarang kan bisa mudik, bahkan sudah tidak harus bermasker.”
”(Idul Fitri) Tahun lalu juga bisa libur, tapi kumpul keluarga masih terbatas karena masih PPKM. Sekarang kan bisa mudik, bahkan sudah tidak harus bermasker,” tuturnya.
Di rumahnya, sajian khusus ketupat, sambal goreng ati, dan sup jamur ayam sudah pasti tersedia untuk hari istimewa.
Makanan-makanan istimewa pada hari kemenangan menjadi salah satu yang ditunggu. Salah seorang staf Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat, Presiden Aprilia, menceritakan, rendang dan opor ayam serta segala hidangan terbaik sudah pasti disiapkan untuk hari raya. Karena itu, pada hari terakhir bertugas, saat kunjungan Perdana Menteri Ceko Petr Fiala di Istana Kepresidenan Bogor pada 18 April lalu, dia tak sabar menunggu waktu mudik ke Cilacap, apalagi ini kali pertama mudik setelah pandemi Covid-19 mendera tiga tahun.
Selain itu, Aprilia gembira karena bisa menunaikan ibadah puasa sebaik-baiknya sepanjang Ramadhan. ”Kalau enggak puasa, pas Lebaran itu rasanya biasa aja, enggak istimewa,” kata dia menjelaskan kenapa berpuasa menjadi penting.
Juru Bicara Wapres Masduki Baidlowi juga bersyukur karena akhirnya mendapat kesempatan bertemu keluarga besar secara fisik setelah tiga tahun tidak bisa bersilaturahmi tatap muka di hari Idul Fitri. Masduki pun memilih berlebaran di kampung halamannya di Madura, Jawa Timur.
”Tidak berlebaran fisik bersama keluarga besar sejak Covid. Waktu Covid, mertua wafat, saya enggak bisa pulang. Rasanya seperti orang yang menemukan kembali tempat asal. ”
Perjumpaan bersama keluarga besar di Idul Fitri 2023 juga menjadi momentum luar biasa. ”Tidak berlebaran fisik bersama keluarga besar sejak Covid. Waktu Covid, mertua wafat, saya enggak bisa pulang. Rasanya seperti orang yang menemukan kembali tempat asal,” ujar Masduki.
Selain bertemu keluarga, Masduki yang sehari-hari selalu melekat mendampingi Wapres Amin ini pun akhirnya bisa reuni dengan teman lama. ”Terutama saya bisa pulang ke kampung halaman. Lama tidak pulang. Bertemu keluarga yang selama ini lama enggak ketemu, bakal ketemu teman lama juga sudah tiga tahun tidak bertemu. Luar biasa lah ini,” tambah Masduki.
”Holiday blues” dan ”postholiday”
Psikolog klinis Rosdiana Setyaningrum menegaskan, libur Lebaran tahun ini memang terasa istimewa karena tak ada lagi PPKM. ”Walaupun Covid naik lagi, tbagaimanapun juga udah beda lah ya situasinya dengan kemarin-kemarin. Jadi orang lebih bisa berkumpul, tanpa rasa waswas,”ujar Rosdiana.
“Semua ada plus minus. Tapi, perangkat melekat Presiden bisa libur. Tidak ada open house. Aparat negara bisa kumpul bersama keluarga. Ini menjadi libur Lebaran yang istimewa.”
Berbeda dengan hari libur atau cuti biasa, libur Lebaran terasa istimewa karena menjadi momentum perjumpaan dengan keluarga besar. Ketika berbicara tentang kehangatan keluarga, perjumpaan fisik menjadi sesuatu yang sulit tergantikan. ”Enggak tergantikan, apalagi untuk urusan akrab. Kehangatan keluarga ketemu langsung fisik, menyantap bersama, berdoa bersama. Kalau meeting, koordinasi, bisa lah dengan online,” tambahnya.
Namun, Rosdiana juga mengingatkan bahwa pertemuan dengan keluarga besar pada saat libur Lebaran juga bisa menimbulkan holiday blues. Makna Holiday blues merupakan perasaan tertekan selama liburan yang antara lain akibat munculnya kembali kenangan buruk, seperti mengingat anggota keluarga yang telah meninggal saat pandemi.
Baca juga: Libur Lebaran, Presiden Pantau Kesiapan Lokasi KTT ASEAN
Selain itu, libur yang terlampau panjang juga bisa menghadirkan postholiday. Akibat terlalu lama libur, mereka jadi agak malas dan sulit kembali beradaptasi dengan lingkungan kerja. ”Semua ada plus minus. Tetapi, perangkat melekat Presiden bisa libur. Tidak ada open house. Aparat negara bisa kumpul bersama keluarga. Ini menjadi libur Lebaran yang istimewa,” kata Rosdiana.
Psikolog Ajeng Raviando menambahkan, libur Lebaran yang cukup panjang bisa dimanfaatkan sebagai momen terkait spiritual, sekaligus mempererat ikatan emosional keluarga. ”Dengan bisa libur, hal itu akan menjadi suatu hal yang positif. Ketika biasanya waktu untuk berkumpul bersama keluarga besar di kala Lebaran terbatas, kini saatnya untuk waktu yang ada dapat digunakan,” ucap Ajeng. (INA/WKM)