Ramai-ramai Mudik Gratis di Tahun Politik
Diperkirakan ada 123 juta orang melakukan perjalanan mudik Lebaran 2023. Partai politik pun beramai-ramai menggelar mudik gratis.
- Partai politik juga tidak ketinggalan menyelenggarakan mudik gratis bagi masyarakat dengan sistem pendaftaran secara daring.
- Sebagian masyarakat mencoba peruntungan untuk mendapat kursi di ajang mudik gratis parpol. Ada yang mendaftar karena kehabisan tiket, tetapi ada pula yang ingin mudik hemat.
- Analis politik berpendapat, pemudik gratis bisa saja mengapresiasi aksi simpatik parpol, tetapi belum tentu hal itu terkonversi menjadi dukungan elektoral.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Sejumlah partai politik beramai-ramai memberikan fasilitas mudik gratis untuk meraih simpati rakyat. Dengan jumlah pemudik yang lebih besar dibandingkan biasanya, momentum ini dianggap tepat untuk menjadi panggung di tahun politik. Namun, langkah itu tampaknya tak serta-merta mengubah pilihan politik para pengguna fasilitas mudik gratis. Tetap dibutuhkan kebijakan partai yang lebih konkret dan berdampak langsung pada kehidupan masyarakat.
Sekitar 9.000 pemudik bersiap memasuki 178 bus yang berjejer di tempat parkir Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta, Rabu (19/4/2023). Bus yang difasilitasi oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu bersiap untuk mengantar para pemudik ke kampung halaman mereka, baik sekitar Jawa maupun luar Jawa.
Tak hanya fasilitas bus, Dewan Pimpinan Pusat PDI-P yang diwakili Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto juga membagikan tas jinjing (goodie bag) berisikan bekal makanan hingga kaus kepada para pemudik. Kaus yang dibagikan berwarna merah bertuliskan ”Mudik Gratis Tahun 2023 Bersama PDI Perjuangan”. Kaus juga dilengkapi logo dan nomor urut partai.
Hasto menjelaskan, kegiatan mudik gratis tidak hanya digelar oleh DPP PDI-P, tetapi juga oleh para kepala daerah dari PDI-P. Tak heran, di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, pada Selasa (18/4/2023) sore, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga sibuk melepas para pemudik.
Hasto membantah kegiatan ini sebagai upaya partai untuk mendapatkan insentif elektoral di Pemilu 2024. Ia mengklaim, PDI-P telah secara rutin menggelar mudik gratis di setiap libur Lebaran sebagai tanggung jawab kerakyatan partai. Ketika PDI-P kalah dalam pemilu pun, PDI-P tetap mengadakan mudik Lebaran secara gratis.
Selain PDI-P, sekitar 1.500 pemudik juga dilepas oleh DPP Partai Kebangkitan Bangsa yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar di kantor DPP PKB, Menteng, Jakarta, Selasa. Saat itu, Muhaimin terlihat mengenakan kaus putih bertuliskan ”Desa Masa Depan Indonesia” dan berkeliling mengecek barisan bus yang akan diberangkatkan ke sejumlah daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Bus-bus tersebut telah dipasangi spanduk bergambar logo PKB dan wajah Muhaimin.
Ini merupakan program mudik gratis pertama yang dibuat PKB setelah absen selama tiga tahun berturut-turut akibat pandemi Covid-19. Sejak dibuka pada awal April 2023, masyarakat memburu kursi bus untuk pulang ke kampung halaman sehingga panitia harus beberapa kali menambah jumlah bus, mulai dari 15 bus hingga akhirnya menyediakan 30 bus untuk memberangkatkan sekitar 1.500 peserta. Para pengurus partai pun berpatungan untuk memenuhi total biaya perjalanan yang mencapai Rp 450 juta.
Di sela-sela acara pelepasan pemudik, Muhaimin menyampaikan sejumlah pesan pemilu dan janji politik kepada para pemudik. Ia meminta doa kepada para pemudik untuk keberhasilan PKB di Pemilu 2024, juga untuk niatnya maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
”Doakan semua semoga PKB menang pemilu, semoga saya jadi presiden, semoga (anggota) DPR PKB menjadi 100 (orang). Kalau itu terwujud, mudiknya pakai kereta sebanyak-banyaknya,” ujar Muhaimin.
Ditemui seusai acara, Muhaimin mengatakan, meski bertepatan dengan tahun politik, PKB tak mengincar dampak elektoral dari program ini. Sebelum terjeda pandemi, mudik gratis ini merupakan program rutin yang dilakukan sebagai bentuk aksi sosial, serta layanan yang diberikan partai kepada masyarakat untuk meyambut Lebaran. ”Ini rutin setiap tahun. Soal dampak elektoral, saya belum bisa mengukur,” ujarnya.
Baca juga: Laris Manis Mudik Gratis
Selain PDI-P dan PKB, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga meneruskan tradisinya dengan membuka posko mudik PKS. Tahun ini adalah kali ke-15 PKS menyelenggarakan posko mudik di berbagai wilayah di Indonesia. Posko mudik tersebar di sejumlah titik di Pulau Jawa hingga Sumatera. Di setiap posko juga disiagakan para kader PKS.
Menurut Presiden PKS Ahmad Syaikhu, posko mudik PKS terus diselenggarakan dari tahun ke tahun karena sambutan masyarakat yang baik. Hal itu tecermin dari pesan dan kesan yang dituliskan oleh pemudik yang mampir ke posko mudik PKS di buku tamu. Dari buku tamu itu, kesan baik pemudik menjadi dasar bagi PKS tetap membuka posko mudik
Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini menambahkan, posko mudik PKS tersebut benar-benar diselenggarakan untuk pelayanan. Dengan demikian, kesan positif yang timbul bukan dibuat-buat. ”Ini bukan pencitraan ya. Itu yang penting,” tuturnya.
Tidak mengubah pilihan politik
Salah satu peserta ”Mudik Bareng PKB” asal Jakarta Selatan, Riki (32), mengapresiasi program mudik gratis yang diselenggarakan parpol. Menurut dia, ini sangat membantu warga yang kesulitan mendapatkan tiket untuk merayakan Lebaran di kampung halamannya masing-masing. Ia bersama istri dan dua anaknya tak bisa membeli tiket dari Jakarta menuju ke Madiun, Jawa Timur, karena sudah habis diborong pembeli lain.
Bagi Riki, mengikuti mudik gratis dari parpol memberikan kesan tersendiri. Sebab, ia harus beradu cepat mendaftarkan diri di situs yang disediakan. Sebelum mendapat tiket dari PKB, ia pun telah mencoba program serupa dari parpol lainnya, tetapi belum beruntung.
Meski mengapresiasi, Riki mengaku, keikutsertaan dalam mudik gratis tidak serta-merta memengaruhi pilihan politiknya. Ia menunggu berbagai kebijakan lain yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. ”Mudik ya mudik saja. Pilihan politik nanti dulu,” ujarnya tertawa.
Hal senada juga disampaikan peserta fasilitas ”Mudik Gratis Bersama PDI Perjuangan”, Feriansyah (56). Ia bersyukur bisa mendapat fasilitas mudik gratis sehingga anak dan istrinya bisa pulang ke kampung halaman, Cirebon, Jabar. Untuk mendapatkan fasilitas mudik gratis ini, ia bersama istrinya juga harus beradu cepat mendaftarkan diri di situs yang telah disediakan.
Feriansyah menyampaikan bahwa keikutsertaannya di mudik gratis kali ini tidak bisa dikaitkan dengan pilihan politiknya. Ia dan keluarga hanya memanfaatkan momentum yang ada dan itu cukup menguntungkan baginya dari sisi biaya. ”Jadi, uang yang seharusnya dipakai untuk transportasi mudik bisa kami simpan. Kan lumayan mendapat (tiket) gratisan,” katanya.
Pengajar pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, berpandangan, dengan mengadakan mudik gratis, parpol setidaknya berharap mendapat dua keuntungan. Pertama, keuntungan dari sisi persepsi bahwa partai ingin dikesankan sebagai partai yang peduli pada rakyat, terutama pemudik. Kedua, parpol berharap dukungan politik elektoral di Pemilu 2024, baik terhadap partai secara langsung ataupun calon presiden yang nantinya akan diusung oleh partai.
”Momen yang cukup pas yang bagi partai dan elite untuk show off (tampil) untuk mempersonifikasi dirinya sebagai pemimpin yang peduli dengan urusan-urusan keumatan. Mudik ini adalah panggung besar yang bisa dipertontonkan. Hanya dua hal itu yang paling mungkin bisa kita baca kenapa parpol belakangan ini ramai-ramai memfasilitasi mudik gratis,” tutur Adi.
Mudik merupakan ritus tahunan di mana puluhan juta bahkan ratusan juta orang akan terlibat di dalamnya. Pemerintah bahkan memperkirakan 123,8 juta orang akan melakukan perjalanan mudik di masa libur Lebaran 2023. Angka ini meningkat 1,5 kali lipat dibandingkan 2022, yaitu sekitar 85 juta orang.
”Jadi wajar kalau kemudian parpol dalam konteks itu ingin terlihat peduli dengan memfasilitasi mudik gratis bagi mereka yang ingin pulang ke daerah masing-masing,” ujar Adi.
Peneliti di Populi Center, Rafif Pamenang Imawan, menambahkan, sebenarnya poster tokoh dan partai yang ditampilkan di kegiatan mudik gratis partai itu tidak serta-merta menaikkan elektoral partai atau tokoh tersebut. Sebab, untuk partai politik, misalnya, sentimen positif dan negatifnya lebih pada isu-isu yang menjadi perhatian publik.
Begitu pula dengan tokoh. Keputusan orang untuk memilih atau tidak tokoh tersebut sangat ditentukan oleh sejauh mana kontroversi yang meliputi tokoh tersebut. ”Jadi, ketika kita membicarakan soal pulang kampung, mudik, dan lain-lain, ini, kan, sesuatu yang sifatnya justru hal yang umum, tidak kontroversial dan tidak memaksa partai memiliki posisi-posisi tertentu dan memengaruhi pilihan politik pemudik,” ujar Rafif.
Lagi pula, pemilih sebenarnya cenderung sulit berganti pilihan partai. Jadi, selain menggelar mudik gratis, partai juga patut pula lebih memikirkan kebijakan partai yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat. Dan, itu akan jauh lebih berpengaruh pada pilihan politik mereka.