PDI-P Tegaskan Tak Menolak Piala Dunia U-20 di Tanah Air
Sikap PDI-P menolak tim Israel sekaligus kerentanan sosial dan politik yang bisa timbul akibat kehadiran tim itu sudah dikomunikasikan ke pemerintah sejak Agustus 2022.
Oleh
KURNIA YUNITA RAHAYU, NIKOLAUS HARBOWO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PDI-P menyesalkan dan bersedih Piala Dunia U-20 2023 batal digelar di Indonesia. Sejak awal, sikap partai hanya menolak kehadiran tim Israel, bukan menolak penyelenggaraan Piala Dunia di Tanah Air.
”Kami sangat menyesalkan dan bersedih bahwa akhirnya FIFA membatalkan status tuan rumah Piala Dunia U-20. Ini tentu menjadi pelajaran berharga,” ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto melalui keterangan tertulis, Kamis (30/3/2023). Keputusan FIFA membatalkan pelaksanaan Piala Dunia U-20 di Indonesia diumumkan kemarin.
Hasto menegaskan, sejak awal sikap partai tidak pernah menolak Piala Dunia U-20 digelar di Indonesia. PDI-P semata menolak kehadiran Israel. Penolakan disebut sebagai hal yang fundamental untuk menyuarakan kemanusiaan dalam hubungan antarbangsa. Hal itu juga untuk mencegah potensi kerentanan sosial dan politik yang akan ditimbulkan oleh kehadiran tim Israel.
”Sikap kami ini sama dengan FIFA ketika mencoret Rusia dari babak playoff Piala Dunia. Jadi, ada presedennya,” ujarnya. FIFA mencoret Rusia di Piala Dunia 2022 karena invasinya ke Ukraina.
Ia kembali menekankan, sikap PDI-P menolak Israel karena memiliki landasan kuat secara konstitusi dan historis. Suara menolak kehadiran Israel, lanjutnya, merupakan suara kemanusiaan, bukan kehendak politis.
Dalam keterangan tertulis Hasto sebelumnya disebutkan, para pendiri bangsa, termasuk Soekarno, melahirkan konstitusi yang salah satu isinya menekankan bahwa kemerdekaan merupakan hak segala bangsa. Berpegang pada sikap itu, Indonesia selalu menolak pendudukan Israel atas Palestina. Suara menuntut kemerdekaan Palestina telah disuarakan sejak Konferensi Asia Afrika 1955 di Bandung.
Hasto melanjutkan, sikap PDI-P atas Israel telah dikomunikasikan kepada pemerintah sejak Agustus 2022. ”Kami bertemu dengan Menteri Luar Negeri (Retno Marsudi) dan beberapa bulan kemudian dengan Menteri Sekretaris Negara (Pratikno). Sikap kami muncul setelah Israel dipastikan lolos kualifikasi (Piala Dunia U-20),” tuturnya.
Serangkaian komunikasi itu ditempuh dengan harapan bisa mendapatkan solusi yang terbaik, salah satunya dengan memindahkan pertandingan Israel di negara tetangga terdekat. Dengan demikian, U-20 tetap bisa diselenggarakan di Indonesia minus Israel.
”PDI Perjuangan menyampaikan terima kasih atas upaya pemerintah dan pengurus PSSI saat ini yang sudah mencoba dengan keras untuk mencari solusi dengan melobi FIFA. Tekad kita yang paling penting adalah membangun kesebelasan sepak bola yang handal lambang supremasi olahraga di luar bulu tangkis. Ini harus menjadi tujuan utama dalam politik olahraga,” papar Hasto.
Selain PDI-P, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) juga menyesalkan keputusan FIFA.
”Benar ada sekelompok pihak yang menolak kehadiran timnas Israel, tetapi suara mereka bukan suara resmi Indonesia. Dalam demokrasi, sangat biasa ada pro dan kontra. Seharusnya FIFA berpegang pada sikap resmi Indonesia yang sudah disampaikan Presiden Joko Widodo sebelumnya,” kata Ketua Umum DPP PSI Giring Ganesha, dalam keterangan tertulis.
Untuk itu, PSI meminta pemerintah, melalui PSSI, untuk terus melobi FIFA agar bersedia mengubah keputusan tersebut. ”Jangan langsung menyerah. Segala upaya harus dikerahkan agar keputusan itu bisa dianulir. Jangan biarkan mimpi puluhan juta penggemar sepak bola dan anak-anak muda di timnas U-20 terkubur,” tutur Giring.
PSI pun meminta agar para elite politik tidak mencampuradukkan olahraga dengan politik. ”Kami sangat berharap para pemimpin politik lebih dewasa dan arif dalam memisahkan politik dan olahraga. Ayo mengedepankan kepentingan bangsa di atas syahwat politik jangka pendek,” kata Giring.
Ketua Kelompok Fraksi Partai Gerindra di Komisi X DPR Ali Zamroni berharap FIFA tidak menjatuhkan sanksi apa pun pascakeputusannya membatalkan pergelaran Piala Dunia U-20. Keputusan FIFA pun diharapkan tak mematahkan semangat timnas Indonesia dan dunia olahraga di Indonesia.
”Keseriusan Indonesia menjadi tuan rumah sudah ditunjukkan secara maksimal kepada FIFA dan dunia. Indonesia tidak main-main dalam persiapan yang sudah di lakukan sekian lama,” ujarnya seraya menyesalkan keputusan FIFA.
Keputusan FIFA juga disebutnya telah memendamkan mimpi anak muda Indonesia untuk berkiprah di ajang sepak bola dunia. Belum lagi, pergelaran Piala Dunia U-20 sebenarnya sudah dinantikan karena bisa meningkatkan ekonomi, investasi, serta pariwisata, apalagi setelah perekonomian terpuruk akibat pandemi Covid-19.
”Saya sangat menekankan dari awal bahwa ajang Piala Dunia U-20 ini jangan sampai dicampuradukkan dengan politik di Indonesia karena sangat tidak ada hubungannya dengan ajang olahraga, karena semua tahu bahwa sepak bola adalah alat pemersatu bangsa dan dunia yang sangat diminati oleh banyak lapisan di masyarakat,” tuturnya menambahkan.