Sikap Moderat Mewujudkan Indonesia Semakin Kuat
Peringatan Isra Miraj semestinya menjadi momentum untuk memperkuat sikap moderat seperti.yang diteladani dari Nabi Muhammad SAW. Ini akan memperkuat kerukunan serta kolaborasi bangsa.
SURAKARTA, KOMPAS - Peringatan Isra Miraj semestinya menjadi inspirasi bagi masyarakat Indonesia untuk semakin kuat menjaga sikap moderat. Sikap tersebut akan menjaga persaudaraan baik sesama Muslim, warga bangsa, maupun umat manusia. Inilah modal membangun Indonesia yang semakin kuat.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengingatkan pesan Nabi Muhammad SAW, yang menunjukkan teladan dalam sikap moderatnya ini saat peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW tingkat kenegaraan di Masjid Raya Sheikh Zayed, Kota Surakarta, Selasa (28/2/2023) malam.
Dalam peringatan Isra Miraj ini, Wapres Amin sekaligus juga meresmikan penggunaan Masjid Raya Sheikh Zayed untuk umum, mulai Rabu (1/3) ini. Masjid Raya Sheikh Zayed dibangun atas hibah Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan yang sebelumnya Putera Mahkota UEA kepada Presiden Joko Widodo. Sesuai permintaan MBZ, masjid dibangun seperti masjid di Abu Dhabi. Masjid dua lantai dengan bangunan utama seluas 8.000 meter persegi itu, diresmikan Presiden Jokowi dan Presiden UEA Sheikh Mohammed bin Zayed pada 17 November 2022.
Hadir pula dalam acara ini Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabumingraka. Selain itu, hadir pula Duta Besar Uni Emirat Arab untuk Indonesia Abdulla Salem Al Dhaheri.
Tidak berlebihan
Dalam menghadapi kondisi masyarakat yang sangat beragam dari agama dan etnisnya, Nabi Muhammad menunjukkan kesabaran, kebijaksanaan, dan keadilan dalam menyampaikan prinsip agama pada misi dakwahnya. Karenanya, tercipta masyarakat moderat dalam segala hal baik dalam cara berpikir, bersikap, dan bertindak.
"Sikap moderat dalam segala hal tersebut dibuktikan dalam keseharian beliau. Sikap moderat ini kita mintakan juga kepada Allah dalam setiap salat"
"Sikap moderat dalam segala hal tersebut dibuktikan dalam keseharian beliau. Sikap moderat ini kita mintakan juga kepada Allah dalam setiap salat," tambah Wapres Amin dalam peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW tingkat kenegaraan yang diselenggarakan di Masjid Raya Sheikh Zayed, Kota Surakarta, Selasa (28/2/2023).
Baca Juga: Masjid Raya Sheik Zayed dan Relasi Para Pemimpin Negara
Karena sikap moderat ini diperintahkan Allah SWT, manusia semestinya tidak berlebihan dalam beragama, tidak melampaui batas. "Umat Islam harus terdepan dalam mengamalkan sikap moderat dalam konteks berbangsa dan bernegara. Ini harus menjadi pedoman karena bangsa kita majemuk," tutur Wapres.
Sikap moderat akan membawa kerukunan hakiki baik sesama pemeluk Islam (ukhuwah Islamiyah), sesama warga bangsa (ukhuwah wathaniyah), sesama umat manusia (ukhuwah insaniyah).
"Umat Islam harus terdepan dalam mengamalkan sikap moderat dalam konteks berbangsa dan bernegara. Ini harus menjadi pedoman karena bangsa kita majemuk"
Yaqut menambahkan, Isra Miraj adalah peristiwa agung yang tidak hanya menjadi tonggak perintah shalat. Lebih penting lagi, peristiwa ini menginspirasi umat Muslim dalam menumbuhkan solidaritas sosial.
Indonesia yang dianugerahi kekayaan alam dan keberagaman patut bersyukur karena telah diberikan kekuatan dalam merawat anugerah tersebut. Keberagaman dan toleransi dijaga sebagai dasar hubungan sosial. Nasionalisme telah menempatkan kepentingan bangsa berada di atas kepentingan pribadi dan golongan.
"Inilah salah satu nilai kebangsaan yang telah berhasil menjaga harmoni Indonesia," ujarnya.
Hubungan negara dan agama di Indonesia, menempatkan agama sebagai pondasi kehidupan dan negara sebagai penjaganya. Dengan demikian, keduanya harus selalu ada, rukun, dan konstruktif.
"Para pendahulu bangsa telah menggariskan konsep hubungan keduanya sebagaimana tergambar dalam Pancasila. Agama dan negara saling mengisi, menguatkan dan bahu membahu"
"Para pendahulu bangsa telah menggariskan konsep hubungan keduanya sebagaimana tergambar dalam Pancasila. Agama dan negara saling mengisi, menguatkan dan bahu membahu. Negara menjamin kebebasan umat beragama menjalankan keyakinan dan keimanannya, begitu pula agama mengajarkan cinta tanah air sebagai bentuk keimanan," tutur Yaqut.
Karenanya, peringatan Isra Miraj tahun ini diharap mampu menginspirasi semua masyarakat Indonesia untuk terus membangun sinergi dan kolaborasi dalam pembangunan. "Perintah shalat yang diterima melalui peristiwa Isra Miraj, sejatinya mengajarkan kita untuk senantiasa berjamaah dalam melangkah. Kolaborasi membangun negeri menjadi sesuatu yang niscaya, karena keragaman telah terbukti menjadikan Indonesia lebih kuat dan kokoh," tambah Yaqut.
Dibuka untuk umum
Terkait dengan penggunaan Masjid Raya Sheikh Zayed ini, Wapres Amin berharap masjid dapat digunakan masyarakat dan menambah karakter masyarakat Islam yang kuat akidah maupun kebangsaan dan keindonesiaannya. Masjid juga diharap menjadi corong kesejukan dan kedamaian masyarakat. Ke depan, kerja sama dengan berbagai pihak dalam membangun dan merawat harmoni perlu terus ditingkatkan. Wapres Amin juga menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Mohammed bin Zayed al Nahyan untuk pembangunan masjid ini.
"Masjid dapat digunakan masyarakat dan menambah karakter masyarakat Islam yang kuat akidah maupun kebangsaan dan keindonesiaannya. Masjid juga diharap menjadi corong kesejukan dan kedamaian masyarakat. Ke depan, kerja sama dengan berbagai pihak dalam membangun dan merawat harmoni perlu terus ditingkatkan"
Sementara, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menambahkan, Masjid Raya Sheikh Zayed Surakarta bisa digunakan masyarakat umum mulai Rabu (1/3/2023). Pihaknya meminta agar masyarakat bisa bersama-sama menjaga bangunan tersebut tetap terawat. Latar belakang agama pengunjung juga tidak dibatasi. Oleh karenanya, ia mempersilakan umat dari agama lainnya turut berkunjung ke masjid tersebut asalkan bisa menghormati tempat ibadah tersebut.
“Silakan yang ingin berkunjung. Yang penting tertib. Tidak bawa makanan, tidak tidur-tiduran di dalam (masjid). Berpakaiannya juga diatur yang sopan”
“Silakan yang ingin berkunjung. Yang penting tertib. Tidak bawa makanan, tidak tidur-tiduran di dalam (masjid). Berpakaiannya juga diatur yang sopan,” kata Gibran, saat ditemui di kompleks Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (28/2/2023).
Gibran menambahkan, nantinya keberadaan masjid itu akan dilengkapi pusat kajian budaya yang dinamai “Cultural Center”. Itu sejalan dengan misi masjid yang ingin menyebarkan semangat moderasi beragama. Untuk itu, kelak juga bakal ada banyak kegiatan perjumpaan lintas iman demi menguatkan kerukunan antar umat beragama. Saat ini, lahan lokasi pembangunan tengah disiapkan.
Kemudahan akses
Adapun Dinas Perhubungan Kota Surakarta mendukung operasional masjid tersebut dengan menyediakan enam bus pengumpan. Bus tersebut nantinya akan disediakan di dua kantong parkir, yakni Pura Mangkunegaran dan Terminal Tirtonadi. Keberadaan layanan itu guna memfasilitasi kekurangan kapasitas parkir dari masjid itu. Pasalnya, akses jalan menuju masjid juga terbatas dikarenakan adanya penutupan jalan untuk pengerjaan konstruksi di dekat lokasi tempat ibadah tersebut.
Baca Juga: Pesan Toleransi di Masjid Agung Syekh Zayed
Menurut rencana, bus pengumpan itu akan beroperasi mulai pukul 08.00 – 16.00. Namun, jam operasional bus pengumpan bisa saja lebih fleksibel mengingat tingginya potensi kunjungan masjid menjelang petang. Tarif yang dikenakan untuk layanan tersebut sebesar Rp 4.000 per orang. Penumpang yang diminta membayar tiket ialah mereka berusia lebih dari tiga tahun.
“Jarak tempuh dari Pura Mangkunegaran ke masjid sekitar 10-15 menit. Sementara, dari masjid ke Terminal Tirtonadi itu sekitar 15-20 menit. Layanan ini juga berlaku selama Ramadhan mengingat banyaknya kegiatan yang akan terselenggara di masjid,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Surakarta Muhammad Taufiq.
Masjid Raya Sheikh Zayed dibangun atas hibah Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan yang sebelumnya Putera Mahkota UEA kepada Presiden Joko Widodo. Sesuai permintaan MBZ, masjid dibangun seperti masjid di Abu Dhabi. Masjid dua lantai dengan bangunan utama seluas 8.000 meter persegi itu diresmikan Presiden Jokowi dan Presiden UEA Sheikh Mohammed bin Zayed pada 17 November 2023. (NCA/INA)