Panglima TNI: Penegakan Hukum dan Pendekatan Persuasif Dikedepankan di Papua
Upaya pembebasan pilot Susi Air yang disandera kelompok bersenjata di Papua, menurut Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, mengedepankan penegakan hukum dan pendekatan persuasif.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·2 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Panglima TNILaksamana Yudo Margono menegaskan TNI tidak mendahulukan opsi operasi militer dalam upaya pembebasan Philip Mark Mehrtens, pilot Susi Air yang disandera kelompok kriminal bersenjata di Papua sejak awal Februari 2023. Yudo menyatakan, upaya pembebasan terus dilaksanakan dengan mengedepankan penegakan hukum dan pendekatan dari pemerintah daerah bersama tokoh masyarakat setempat.
”Upaya terus dilaksanakan TNI bersama Polri dengan mengedepankan penegakan hukum. Tidak bisa langsung melaksanakan operasi militer,” kata Yudo seusai mengikuti kegiatan olahraga bersama di Kesatrian Praja Raksaka Kodam IX/Udayana, Kota Denpasar, Bali, Rabu (22/2/2023).
Philip Mark Mehrtens ditawan KKB pimpinan Egianus Kogoya. Pemberitaan Kompas.id menyebutkan, Philip ditawan sejak 7 Februari 2023. Pemerintah Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, telah menerjunkan tim negosiasi dalam upaya pembebasan pilot berkebangsaan Selandia Baru itu.
Dalam pemberitaan Kompas.id, Selasa (14/2/2023), Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menegaskan, pemerintah terus berupaya semaksimal mungkin untuk menyelamatkan Philip. Mahfud menyatakan, pemerintah juga terus berkomunikasi dengan Pemerintah Selandia Baru untuk memantau dan mengakselerasi pembebasan Philip. Upaya persuasif diutamakan demi keselamatan Philip.
Terkait hal itu, Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Mathius Fakhiri di Mimika, Papua Tengah, Selasa (14/2/2023), mengatakan, pihaknya memberikan kesempatan kepada Pemkab Nduga untuk bernegosiasi dengan kelompok Egianus dalam proses pembebasan Philip. Tim terdiri dari tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat.
Terkait itu, Yudo menyebutkan, proses negosiasi dari pemerintah daerah bersama tokoh masyarakat dan tokoh agama di Papua sedang dijalankan. Upaya pembebasan dan penyelamatan pilot Susi Air itu dilaksanakan secara persuasif demi keselamatan korban. ”Kami tidak mengetahui apa permintaan mereka,” kata Yudo.
Dia menekankan, situasi di Papua dalam kondisi damai. TNI tidak mengerahkan pasukan dan melaksanakan operasi militer di Papua agar upaya penyelamatan dan pembebasan sandera itu tidak berdampak terhadap masyarakat Papua.
TNI dan Polri hanya mengirimkan tentara dan polisi dalam rangka pergantian pasukan yang bertugas di Papua. ”Kami tidak mengerahkan pasukan. Kami mengamankan masyarakat yang terdampak, juga sarana dan fasilitas yang terdapat di (Papua) sana,” ujar Yudo menambahkan.
Yudo mengungkapkan, mayoritas masyarakat Papua berkeinginan hidup damai dan hidup layak demi masa depan mereka. Masalah yang ditimbulkan sekelompok orang, menurut dia, tidak usah dibesar-besarkan.
”KKB ini sebagian kecil. Jangan dianggap mereka kelompok besar sehingga jangan dibesar-besarkan. Kalau di daerah, mereka ini semacam kelompok preman yang hanya menekan masyarakat,” ujar Yudo.