Pertama Kali dalam 27 Tahun, TNI AU Latihan Isi Bahan Bakar di Udara
Pelatihan ”Air to Air Refueling” bertujuan mencetak para penerbang pesawat tempur F-16 yang berkemampuan dalam pengisian bahan bakar di udara sehingga pesawat F-16 bisa menambah radius ”Action and Loiter Time”.
Oleh
EDNA CAROLINE PATTISINA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pertama kali dalam 27 tahun terakhir, TNI Angkatan Udara berlatih mengisi bahan bakar di udara di antara Jawa Timur dan Bali. Latihan ini dinilai sangat penting dalam meningkatkan kemampuan dan profesionalisme pilot TNI AU.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Indan Gilang Buldansyah, di Jakarta, Selasa (21/2/2023), mengatakan, latihan pengisian bahan bakar di udara dilakukan TNI bersama dengan instruktur dari Air National Guard Amerika Serikat. Latihan akan berlangsung hingga tanggal 4 Maret 2023 di antara Jawa Timur dan Bali. ”Hari ini (Selasa) hari ketiga latihan,” kata Indan.
Adapun seluruh penerbang F-16 berasal dari Skuadron 16 Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin dan Skuadron Udara 3 dan 14 Pangkalan Udara Iswahjudi. Indan juga mengatakan, latihan ini sudah lama tidak dilakukan karena TNI AU tidak memiliki pesawat yang cocok untuk refueling F-16. Latihan ini hanya bisa dilakukan apabila bekerja sama dengan negara lain.
Komandan Lanud Iswahjudi Marsma Irwan Pramuda mengatakan, latihan ini melibatkan dua pangkalan udara berbeda. Pesawat-pesawat tempur F-16 Indonesia terbang dari Lanud Iswahyudi, sementara pesawat Boeing KC 135 Stratotanker USAF dari Lanud I Gusti Ngurah Rai, Bali.
”Pelatihan Air to Air Refueling ini bertujuan untuk mencetak para penerbang pesawat tempur F-16 agar memiliki kemampuan Air to Air Refueling sehingga pesawat F-16 bisa menambah radius Action dan Loiter Time dalam melaksanakan operasi dan latihan,” kata Irwan.
Ia meminta para penerbang yang ikut latihan ini untuk bertanggung jawab. Latihan ini adalah latihan yang penting dan sangat rumit sehingga setiap peserta harus ikut tahap latihan sesuai prosedur. Dengan demikian, hasilnya bisa optimal. Irwan juga mengingatkan agar budaya keamanan dan keselamatan dikedepankan. Menurut dia, tidak saja alat utama sistem persenjataan (alutsista), setiap pribadi juga memiliki keterbatasan. Oleh karena itu, walaupun latihan refueling ini sangat penting, ia mengingatkan agar keselamatan tetap nomor satu.
Lima Hercules
Indan juga mengatakan, pada minggu pertama Maret 2023, pesawat Hercules C130 J akan tiba di Lanud Halim. Pesawat itu akan berangkat dari pabriknya, Lockheed Martin di Marietta Georgia, Amerika Serikat, pada 28 Februari. Pesawat yang akan datang tersebut adalah bagian dari program pembelian lima pesawat C130 J Hercules.
”Tiga kru TNI AU menjadi awak pesawat dalam penerbangan dari Georgia ke Jakarta,” kata Indan.
Setelah kedatangan pertama ini, berturut-turut akan datang lagi pesawat yang sama pada bulan Juli, Oktober, dan Januari 2024. Hercules yang baru ini akan menempati skuadron di Lanud Halim.
Saat ini TNI AU memiliki tiga skuadron Hercules, yaitu di Skuadron 31 Halim, Skuadron 32 di Malang, dan Skuadron 33 di Abdurahman Saleh. Kedatangan lima Hercules baru ini diharapkan memenuhi kebutuhan pesawat angkut, baik angkut berat, personel, maupun kargo.